webnovel

METEOR

Laura terjebak dalam kehidupan hitam seorang Arjuna Zander Alzelvin.Penuh teka-teki, fakta, hingga cintanya di pertaruhkan. Arjuna tau makna kehilangan, di jauhi, hingga di kucilkan. Arjuna hadir dalam hidup Laura, memberi hal baru, canda tawa, dan mengajarkan perjuangan yang sesungguhnya.

hiksnj · Action
Not enough ratings
41 Chs

29. Afif penolong

Jangan kasar pada wanita. Dia juga punya hati, perasaan, marah dan menamgis. Mas Adnan gak bakalan ngerti. -Afif

🍁🍁🍁

"Info panas bos!" lapor Rizky setelah membaca caption Instagram gosipers permata.

Adnan yang tengah menghapus beberapa file data pun menoleh. "Info apaan?" tanyanya kesal, Rizky sama saja dengan tetangganya yang suka heboh dengan berita apapun.

"Laura males sama Juna bos. Otomatis kan, kalau Juna berusaha pdkt Laura, dia gak bakalan mau sama Juna lagi bos. Auto sakit hati untuk Juna," jelas Rizky panjang kali lebar dan tinggi artinya persegi.

Wajah Adnan berubah senang. "Beneran tuh? Ntar lo salah info lagi," berita apapun Rizky asal infokan bak ceplos lombok (cabai) saja.

"Bener bos. Coba aja ketemuan sama Laura,"

Afif yang baru saja melaksanakan sholat duha pun hanya mendengar dari balik pintu.

"Mas Adnan mau ketemuan sama Laura? Wah, bahaya ini," Afif tak akan membiarkan Laura di sakiti lagi oleh Adnan, terutama di jalanan saat itu.

🍁🍁🍁

Laura yang tengah fokus pada penjelasan pak Khomsin tentang limit fungsi pun buyar, ponselnya bergetar.

Laura menunduk, menyembunyikan ponselnya di laci meja yang terhalangi oleh temannya di depan.

Sebuah pesan dari nomor tidak di kenal.

085748xxx

Ke rooftop sekarang. Atau gak, bakalan ada kericuhan di sekolah lo.

Laura ketakutan, siapakah ini? Hingga tak ada pilihan lain pergi ke rooftop. Laura izin ke toilet sebentar.

"Iya, tapi selama 10 menit saja ya,"

Bram yang menyadari Laura menyembunyikan sesuatu pun curiga. Bram mengirimkan pesan kepada Jaka, sang kapten basket yang juga berteman baik dengannya.

Anda

Jak, Laura keluar dari kelas. Lo susulin deh, atau gak Juna aja. Gue takutnya dia kenapa-napa. Secara Laura cwek yang paling di benci di sekolah ini, belum lagi geng motor musuh bebuyutan lo itu. Please Jak, jagain Laura 😯.

Tak lama, Jaka membalasnya.

Jaka captain basket

Thanks infonya ya Bram

Jaka menepuk bahu Juna dari belakang. Ketuanya itu tengah serius memahami dampak negatif kesenjangan sosial.

"Hm," Juna malas menoleh ke belakang, pelajaran Sosiologi ini akan ia ambil saat pemilihan satu mata pelajaran USBN nanti. Ekonomi? Pusing tujuh keliling dengan debit kredit dan anak-anaknya. Geografi? Juna bukan pengamat bagus dalam citra foto peta.

"Ke rooftop bos. Laura disana," lapor Jaka. Sontak saja Juna menoleh dengan tatapan terkejutnya, rooftop adalah tempat sepi, jarang ada yang berkunjung disana. Bahkan dirinya lebih nyaman di markasnya sendiri atau kantin.

Juna izin ke toilet, bisa-bisa bu Anita akan menanyakan lebih lanjut silahkan hubungi Sam.

"Kembali secepatnya yah," tutur bu Anita. Juna mengangguk, berlari keluar kelas menuju rooftop. Entah Jaka tau darimana, yang terpenting keselamatan Laura nomer one.

Langkah Juna lebih cepat lagi saat pintu rooftop itu mulai di tutup. Pasti Laura baru saja sampai. Nafas Juna tersengal. Ia memilih bersandar pada tembok, Juna tak akan bertindak gegabah. Kali ini ia akan menguping saja, ada hal bahaya Juna sudah pasang hewan kuda sekalian. Membayangkannya Juna terkikik geli.

'Haish, ngapain juga gue bercanda?' Juna mencubiti pipinya, meringis pelan. Sudah tertular virus Sam, terutama suka senyum-senyum ramai.

"Adnan?" terdengar suara Laura yang gemetar. Juna siaga, Adnan menemui Laura di sekolahnya? Datang ke kandang lion sendiri rupanya.

Adnan mendorong Laura hingga terbentur tembok. Kedua tangannya mengunci Laura.

"Sayangnya lo sendiri yang sudah nuruti perintah gue. Jadi tawanan Batalion, atau masih berteman dengan Meteor? Kalau pun lo gak jawab sekarang, kayaknya gue gak bisa jamin lo baik-baik aja disini," Adnan tepuk tangan dua kali dan muncullah Rizky, Irham dan Reza.

"Wah, bos tau aja kalau kita lagi laper," celetuk Rizky menatap Laura lapar.

Laura yang mendengarnya pun merinding. 'Duh, creepy banget lagi. Mau kabur, gak tau harus gimana,' Laura memikirkan jalan keluar yang pas, seakan bohlam lampu bersinar terang benderang muncul sebuah ide. 'Iya! Telepon kak Juna!'

Laura men-dial nomor Juna. Namun tidak ada jawaban, hanya operator cewek yang berkata silahkan coba beberapa saat lagi.

Adnan merampas ponsel Laura. "Mau ngadu ke Juna? Minta tolong?" Adnan tertawa remeh. "Percuma, Juna lagi di kelas. Dia gak peduli sama lo Laura. Yah, jadi lebih baik jadi tawanan kita. Gimana?"

Rizky berdehem. "Tau bangkai ayam yang kemarin kan? Nah, itu Irham mau potong ayam lupa di masukin kulkas. Yah, jadi beli ayam geprek deh,"

Irham berdecak kesal. "Ky, lagi serius. Malah bahas ayam geprek gue!"

"Sstt. Kalian berdua bisa berisik gak sih?" tanya Adnan gemas.

"Diem bos," koreksi Irham tak minat.

Adnan mendekatkan dirinya pada Laura, tau jika Adnan nyosor seperti bebek, Afif melemparkan batu kecil hingga mengenai pinggang Adnan.

'Hahaha, mampus. Lagian, Laura ketakutan gitu. Mau nolongin tapi-' batin Afif masih berpikir panjang. Ia memantapkan dirinya, keluar dari persembunyian dan menarik seragam Adnan mejauhi Laura.

"Lepasin!" Adnan meronta. Saat ia menoleh, entah tau darimana Afif dengan rencananya ini. "Ngapain lo kesini?" Adnan menyingkirkan tangan Adif yang tadinya menarik seragamnya, bukan kucing atau pun kambing.

Merasa dirinya bebas, Laura berusaha kabur, namun karena Rizky tukang mengadu, Adnan menghampirinya kembali. Tapi-

Pintu rooftop di dobrak paksa, Juna, Jaka dan Satya akhirnya menjadi pahlawan kepagian sekaligus superhero.

"Ngapain lo ke sekolah gue? Mau bikin rusuh?" tanya Juna to the point.

Adnan tertawa remeh. "Bukan urusan lo. Ky, ham bawa Afif pulang," titah Adnan tegas.

"Baik bos," keduanya menahan tangan Afif. Semuanya gagal, entah darimana Afif bisa tau. Karena rencana ini, rumpi yes secret.

Sebelum adanya baku hantam, Satya menjadi penengah Juna dan Adnan. Jaka mengantarkan Laura kembali ke kelasnya.

"Nan, mending lo balik ke sekolah sana! Ikut pelajaran, jangan bolos," ceramah Satya dengan berkacak pinggang, jiwa mak-nya Jaka seketika tertular.

"Tapi inget. Urusan gue sama Laura belum selesai," Adnan mengacungkan telunjuknya memperingati Juna. "Dan lo bakalan nyesel," Adnan pergi dengan kekesalan tiada tara, gagal sudah ingin bermain-main dengan Laura sebentar.

🍁🍁🍁

Ya ampun kena revisi waktu dan tempat lagi 😣 nulis ulang kan jadinya. Mau publish kta2nya cuman 715 😒