Jangjun bangkit dan berteriak, "Berhentilah berlarian, Shin! Kepala papa pusing mendengar suara kakimu!"
Ryushin terlonjak karena bentakan dari papanya itu. Degup jantungnya terasa semakin cepat. Ryushin membeku di tempatnya. Tubuh Ryushin tiba-tiba menjadi lemas dan akan menjatuhkan gelas dari tangannya. Tapi, untung saja Ryushin buru-buru mengencangkan pegangannya, dan bersandar di dinding.
Ryushin diam sejenak untuk menstabilkan degup jantungnya dan napasnya yang tiba-tiba terengah. Setelah dirasakan degup jantungnya kembali normal, Ryushin berjalan perlahan dan duduk di lantai yang berada di sebelah sofa.
"Papa, Shin sudah menyiapkan beberapa minuman dan makanan untuk meredakan pengar, Pa. Ada jus tomat, air kelapa, wedang jahe, pisang dan telur gulung. Papa mau yang mana dulu? Kemarin Ryushin habis gajian yang dibayar di muka. Jadi, papa mau makan yang mana?" tanya Ryushin.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com