"Jangan berlaku seperti itu lagi ya, Shin?! Papa khawatir jika kamu nanti diculik, bagaimana? Rumahnya 'kan besar banget, terus selalu gelap. Jadi, mungkin saja di dalam rumahnya itu dijadikan markas untuk mengumpulkan anak-anak kecil yang nakal sepertimu, Shin!" Jeje berucap, berusaha menakut-nakuti. Kalau tidak, Jeje yakin jika putranya itu pasti setelah ini lebih lancang lagi masuk-masuk rumah tetangga.
"Papa!!" panggil Ryushin dengan lembut. Ia memegang tangan Jeje dengan tangan mungilnya.
"Papa itu tidak boleh belplacangka buluk. Olang itu cehalucnya tidak menilai olang lain hanya Dali penampilannya caja, bukan?" Ryushin berucap dengan nada cadelnya. Dia terlihat lebih bijaksana dari papanya.
"Buluk? Olang-olang? Ahahaha, kamu ini ngomong aja belum jelas tapi sudah mau menasihati papa!" gerutu Jeje. Setelah itu, ia menggigit pipi putranya, karena gemas.
"Papa! Caakiitt!!" erang Ryushin, kesakitan. Pipinya bahkan kini sudah memerah dengan bekas gigitan papanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com