"Terus panggil aku seperti itu, Ayah. Jia merindukan ayah yang seperti ini," ucap Jia, lirih.
"Kim Jia, kau putri ayah, 'kan? Kamu adalah perempuan yang kuat, bukan? Jadi, tetap buka matamu, Nak."
Jia mendengar suara ayahnya sedikit bergetar.
"Aku baik-baik saja, Ayah. Selama Jia bersama ayah, aku akan baik-baik saja."
Jia berusaha sekeras mungkin agar suaranya terdengar lancar. Tapi, sepertinya ini tak dapat mengurangi rasa khawatir Kim Jae saat ini.
"Babe?" panggil Jia lirih. Setelah sekian lama, akhirnya dia memanggil ayahnya dengan sebutan 'Babe' lagi.
"Iya. Ada apa, Sayang? Ayah si sini, Nak."
Jia tersenyum, karena mendengar kalimat ayahnya yang seolah-olah ingin tetap dipanggil 'ayah' saja. Baiklah, Jia akan menuruti permintaan ayahnya itu. Dia akan tetap memanggil dengan sebutan 'ayah'.
"Tahukah ayah? Aku sangat menyayangi ayah sejak aku bisa mengingat sesuatu. Dan tak kan berubah sampai kapan pun."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com