Jangjun malah tertawa melihat reaksi yang berlebihan dari putranya. Jangjun menarik kedua tangan Ryushin dan ingin melihat wajah putranya saat ini.
"Hahaha ... kenapa sih, Shin? Kenapa kamu harus malu sama papanya sendiri, coba?!"
"Aakh, jangan ingatkan itu lagi, Papa! Tadi itu, mimpi Ryushin seram banget. Jadi, sampai terbawa sampai dunia nyata," gumam Ryushin, tapi masih menutupi wajahnya.
Jangjun terus berusaha menarik kedua tangan Ryushin. Dia ingin menertawakan mata Ryushin yang sudah sembab karena menangis semalaman itu.
"Ayolah, perlihatkan wajah jelekmu pada papa, Shin!"
"Nggak! Ini memalukan, Papa!" teriak Ryushin, setengah kesal.
"Sama papa sendiri kenapa harus malu, coba?"
"Papa 'kan tukang julid, pasti habis ini diejek terus karena terus nangis seperti bayi."
"Aakh, tidak akan, Shin! Yang biasanya julid 'kan kamu! Masa' tukang julid takut di julidin sih? Itu 'kan nggak etis namanya, huh?!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com