Lagi-lagi kisah nyentrik yang membuat bulu kuduk merinding, muncul di permukaan.
"Malam itu tanggal 10, masih di tahun 2018"
Dengan tawa yang mengumpat,
Kami mencuri mata pada tangan berotot yang menyemangati satu tangan berbulu lawan bicaranya.
Tapi kami jadi merinding, hanya saja dibalut dengan tawa nyeleneh terdampak dari apa yang kami lihat.
Bahu tegap serta brewok yang macho itu, cukup menegaskan wibawanya orang tersebut.
Namun etitutnya cukup kemelut,
Sampul yang sangar tersebut sungguh berhati lembut. Terlihat dari jamahannya pada tangan berbulu pasangan duduknya.
Sungguh licin dialognya pada rekannya itu.
Ketika meminta menu dan kudapan agar obrolan semakin berkesan.
Karena tuntutan kerja, kami sigap menghadapi.
Ketika matanya menatap kami, ada sejumlah sajam di salah satu bola matanya,
Dan pecutan dari tali tambang, di bola mata sebelahnya.
Seakan memaksa dan menarik mata kami atas hal tersebut.
Sumringah, dan penuh hasrat.
Si plontos itu ramah betul memulai dialog dengan kami. Tapi, kami malah jadi gemetar.
Pertanda apa ini?
Apakah kaum laknat mulai percaya diri tampil di lingkungan yang jungkir balik dari fantasinya?
Si plontos itu ramah betul memulai dialog dengan kami.
Tapi, kami malah jadi gemetar.