Sheng Tianci tidak menyerah, ia mengambil kartu emas dari dompetnya dan menggoda Su Jiu sekali lagi. Pria itu tersenyum licik seperti serigala besar yang ingin menculik anak kecil.
"Xiaojiu, kamu tau apa ini? Ini disebut kartu bank. Dengan kartu ini, kamu bisa beli apa pun yang kamu inginkan!"
Tentu saja Su Jiu sebenarnya bahwa itu adalah kartu bank, tetapi karena dirinya sekarang adalah anak kecil berumur empat tahun, maka ia pun berakting polos. "Apa bisa beli baju untuk Papa? Baju-baju Papa sudah jelek semua."
'Ya Tuhan! Malaikat dari mana ini?'
'Bahkan yang pertama dipikirkannya adalah Papanya?!'
Tatapan Su Shengjing terhadap Su Jiu semakin lembut. Sementara itu, perasaan Sheng Tianci malah semakin sedih, ia pun menjawab pelan, "Bisa."
"Kalau begitu, bisa beli makanan enak untuk Papa juga? Dia kurus sekali, seperti akan terbang jika tertiup angin."
"Bisa juga." Perasaan Sheng Tianci semakin kecewa.
"Hai, anakku, apa kamu tidak ingin membeli sesuatu untuk dirimu sendiri?" tanya Su Shengjing penasaran.
"Hmm, aku mau Papa bisa hidup dengan baik. Jika Papa bahagia, maka Xiaojiu juga akan senang!"
Melihat senyuman Su Jiu yang cerah, Su Shengjing merasakan kehangatan di dalam hatinya, seperti disinari oleh cahaya matahari.
Melihat Su Jiu yang tampak sangat menyayangi ayahnya, Sheng Tianci tetap tidak menyerah. Pria itu melanjutkan godaanya terhadap Su Jiu, "Jika kamu mau ikut bersama Paman, maka kartu ini akan menjadi milik Papamu. Jadi, dia bisa beli makanan enak, baju yang bagus, dan menjalankan kehidupan yang baik."
"..." Su Jiu terdiam sambil memandangi kartu bank yang ada di tangan Sheng Tianci itu. Gadis itu menggigit bibirnya, seakan sedang memikirkan sebuah keputusan yang berat.
"Hmm, kalau aku pergi sama Paman, apa Papaku benar-benar bisa mendapatkan kehidupan yang baik?"
Sheng Tianci tiba-tiba tercekat menghadapi pertanyaan dan tatapan anak kecil yang sangat polos itu.
"..." Pria itu pun terdiam untuk beberapa saat.
'Sial sekali!' Sheng Tianci mengumpat di dalam hati karena ia merasa sangat cemburu dengan Su Shengjing.
'Anak manis sebaik ini, dari mana datangnya? Tuhan, tolong berikan satu yang seperti ini kepadaku!'
Sheng Tianci memukul meja, kemudian karena sudah tidak bisa menahan perasaannya lagi, akhirnya ia pun berkata, "Lao San, anakmu ini, kamu berikan saja padaku. Kamu juga tahu, 'kan? Orang tuaku sering mengomel agar aku cepat menikah dan punya anak. Bahkan, mereka sudah mengatakan kalau mereka ingin punya cucu perempuan karena keluarga kami tidak memiliki keturunan perempuan sejak beberapa generasi yang lalu."
"Jangan! Su Jiu adalah anakku! Mana mungkin akan memberikannya padamu?"
Su Shengjing langsung memeluk Su Jiu dan mengangkat anaknya itu ke pangkunya, menyembunyikannya ke dalam pelukan dan melindunginya, seolah-olah Sheng Tianci adalah pria yang jahat.
Sheng Tianci melihat adegan yang dilakukan Su Shengjing itu dengan jijik.
"Cih! Coba lihat dirimu sekarang, kamu ini seorang pengangguran. Apakah kamu bisa menghidupinya dengan baik? Selain itu, kamu juga masih punya utang padaku. Sebaiknya, kamu membiarkan aku menjaga anakmu saja..."
Su Jiu mengangkat wajah kecilnya, tangannya menarik-narik lengan baju Su Shengjing sambil menatap lurus ke arah ayahnya itu. "Papa, jangan berikan Xiaojiu kepada Paman..."
Su Shengjing menundukkan kepalanya dan melihat Su Jiu, hatinya pun langsung luluh. Pria itu lantas langsung menolak dengan tegas permintaan Sheng Tianci, "Tidak! Jika kamu masih ingin merebut anakku, maka aku tidak akan segan untuk bertengkar denganmu!"
"Huh! Kalau begitu, kamu harus menjaga anakmu ini dengan baik! Jangan sampai aku mendapatkan kesempatan untuk membawanya pergi!"
"Kamu tidak mungkin mendapatkan kesempatan seperti itu!"
Su Jiu merasakan pelukan Su Shengjing semakin erat. Diam-diam, ia pun tersenyum licik.
Kata-katanya yang ia ucapkan sebelumnya tidak hanya berhasil mendapatkan meluluhkan hati Sheng Tianci, tetapi juga membuat hubungannya dengan Su Shengjing semakin dekat.
'Perfect!'
Su Jiu tidak akan melepaskan orang yang bisa diandalkan seperti Sheng Tianci!
Setelah membersihkan meja makan, Su Shengjing memanggil Sheng Tianci ke balkon. Pria itu menyalakan sebatang rokok, tetapi saat menyadari kalau di rumahnya kini ada Su Jiu dan rokok tidak bagus untuk anak kecil, ia pun segera memadamkan rokok itu.
Su Shengjing kemudian berkata jujur kepada Sheng Tianci, "Aku mau pinjam uang kepadamu."
Sheng Tianci sedikit terkejut. "Hmm? Jarang-jarang sekali kamu mau pinjam uang dariku. Dari dulu, aku selalu menawarkannya kepadamu, tapi kamu selalu menolak dengan prinsip tegas. Kenapa sekarang tiba-tiba berubah pikiran?"
Su Shengjing memandangi sebatang rokok yang telah dipadamkannya, kemudian berkata, "Mau gimana lagi? Sekarang aku memiliki beban yang harus ditanggung."
Ada banyak kebutuhan yang membutuhkan uang.
"Mulutmu itu memang suka berbohong ya! Aku lihat, kamu lumayan suka dengan beban ini..."