webnovel

Bab 7

"Eksperimen katamu"

Aku sendiri pun tidak tahu siapa dan darimana awal dari eksperimen ini, dalam game hanya di jelaskan bahwa musuh yang akan mengacaukan kerajaan Batavia adalah manusia monster, seringkali musuh seperti ini muncul dalam setiap plot game walaupun mereka bukanlah lawan yang sulit namun situasi ku sudah jauh berbeda saat bermain game jadi aku harus mencari tau dalang dari dibalik itu semua karna ada kemungkinan besar bahwa orang itu adalah musuh terbesar ku

Mereka yang sudah berhasil di eksperimen akan kehilangan sisi kemanusiaan nya dan berubah menjadi kejam, mereka sering kali di bebaskan berkeliaran hanya untuk memenuhi nafsu membunuh mereka dengan darah yang memenuhi tubuh mereka.

Saat menghadapi orang yang kuat, mereka akan bereaksi cepat dengan berevolusi menjadi monster, pada saat itu lah orang-orang akan dengan mudah membunuh nya saat dia berevolusi menjadi monster, tapi kurasa aku tau mengapa monster dilepaskan

'Monster ini adalah produk gagal yang telah kehilangan kendali dirinya sendiri'

"Karl"

"Ah, ada apa?"

"Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu, ada apa? kenapa tiba-tiba termenung?"

"Aku juga tidak tau mengapa mereka seperti itu tapi aku pernah menghadapi ini juga sebelumnya"

"Kau pernah?"

"Ya"

"Lalu bagaimana? apa ada yang datang membantu mu?"

"Tidak, aku meledakkan nya sendiri"

Terbelalak!!

"Kau meledakkan nya? lalu dia mati?"

"Tentu saja"

"Sungguh? kau baik-baik saja saat itu?"

"Calix, kau ingin mencoba ledakan ku? cari tau sendiri kau masih hidup atau tidak nanti nya"

"Baiklah, sekarang aku percaya"

"Kau ini kenapa sih"

"Tidak, hanya saja orang itu sangat kuat jadi kupikir kau sudah mengalami hal sulit sebelum nya"

Dengan wajah datarnya, Karl mengamati ekspresi wajah Calix yang terlihat sedih lalu Karl mengalihkan pandangan nya

'Hahh..'

GROOAHHH!!... ROAHH!!..

Tersentak!

Pria tanpa kepala mulai berubah menjadi monster dengan banyak duri tajam di sekitar tubuhnya, dengan tubuh besar nya monster mulai bergerak cepat hingga pergerakan nya sulit untuk dilihat, monster mulai mengarahkan serangan nya pada Calix terlebih dahulu, pergerakan monster yang cepat membuat calix tidak bisa bereaksi untuk menghindar, kepalan tangan monster dengan duri di jari tangannya, diarahkan pada Calix

Mata biru Calix membesar saat kepalan tangan monster perlahan mulai mendekat padanya, namun aksi monster di gagalkan oleh Karl yang berdiri di depan Calix untuk menghentikan serangan, Karl menyentuh dahi monster dengan jari telunjuk nya dan pergerakan monster pun berhenti.

"Mari selesaikan dengan cepat lalu makan dan tidur"

BANGG!

Terkesiap!

Karl menyentil dahi monster lalu tubuh monster pun meledak, darah monster berjatuhan di udara hingga mengenai jubah hitam mereka

"Aku memang suka hujan, tapi tidak yang berwarna merah"

"Oh! kalau begitu aku akan memberikan hujan dengan warna merah mulai sekarang"

"Kejamnya ~"

"Ayo kembali"

"Ya"

Calix tersenyum lembut sambil melihat Karl yang berjalan di depannya, Calix kembali mengingat rambut seputih salju berdiri di hadapannya saat menghalangi serangan monster, badan yang kecil dan bahu yang tidak lebar namun Calix merasa terlindungi dengan kehadiran nya, bahkan tubuh monster tidak bisa dia lihat dari tubuh kecil yang menghalangi pandangan nya

'Sangat bersinar'

***

Pria paruh baya dengan kerutan di bawah matanya duduk di ruang kerjanya

"Yang Mulia, monster berhasil dijatuhkan"

"Benarkah? siapa yang melakukan nya?"

"Saya juga tidak tau, setelah sampai di sana, tubuh monster tidak ditemukan namun ada darah yang mengotori tanah"

"Bukankah itu darah korban?"

"Tidak, saya yakin itu darah monster"

"Kenapa?"

"Salah satu warga mengatakan bahwa ada seseorang yang mengalahkan monster"

"Apa dia melihat nya?"

"Ya, Anak berambut putih, Yang Mulia"

"Berambut putih? Ho.. jadi dia disana"

"Benar"

"Cari dan bawa anak itu"

"Baik, Yang Mulia"

***

Kami kembali ke penginapan, tidak ada satupun dari kami yang tidak kelelahan. Vince membantu Calix berbaring di kamarnya lalu kembali ke kamarnya sendiri

"Jadi, Kenapa Karl kita masih disini dan tidak beristirahat?"

"Aku mengacaukan nya"

"Aku tau itu niatmu, tapi bisakah kau jelaskan keseluruhan rencana mu?"

"Dengan keadaan terdesak kupikir bisa membantu Vince untuk berbicara"

"Kau memanfaatkan ku?"

"Ya, kau marah?"

"Tidak, lagian aku lah yang meminta bantuan mu"

"Maaf"

"Tidak masalah, lalu kekacauan apa yang terjadi?"

"Sepertinya aku akan menarik perhatian kaisar"

Tersentak!

"Darimana kau mengetahuinya?"

"Kau yang lebih tau soal itu, Calix"

Calix menghembus nafas ringan mendengar Karl yang berbicara santai dengan nya

"Kau benar, kita akan pergi dari sini"

"Lalu bagaimana dengan Vince?"

"Tidak ada yang bisa lakukan"

"Baiklah, untuk sekarang kau istirahat lah dulu"

....

Besok paginya

Prajurit kekaisaran mengobrak-abrik seluruh ibukota hanya untuk mencari ku, aku berkumpul dengan Vince di bawah penginapan bersama dengan Calix, melihat wajah kebingungan Vince, calix mulai menjelaskan

"Sepertinya sekarang kami akan meninggalkan penginapan"

Terbelalak!

Vince mengambil tangan Karl lalu menulis diatasnya, tindakan Vince membuat Karl mengerutkan keningnya

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa memberikan alasannya padamu karna karna kamu tidak akan ikut dengan ku" (Calix)

'Calix memberikan serangan internal'

Mendengar jawaban calix, bahu Vince tersentak lalu dia mengerutkan keningnya, merasa kesal karna dinding batasan di antara dirinya dengan Calix dan Karl, Vince sendiri telah menganggap Karl dan Calix seperti temannya, bahkan setelah kedua orangtuanya meninggal, Vince belum pernah berbicara dengan orang lain. lalu pada saat pertama kali calix dan Karl mendekati nya, Vince merasa senang.

"Vince?"

Tersentak

"Aku akan bertanya untuk terakhir kalinya, apa kau ingin ikut dengan kami?"

Vince mengernyit, mulai timbul perasaan ragu dibenaknya

"Kau pikir kami akan mati ditangan mu?" (Karl)

Terbelalak!

"Hentikan tindakan yang pengecut ini Vince, aku tau orang-orang telah mendorong mu kedalam jurang kegelapan, namun apa kau sendiri tidak ingin bangkit dan keluar dari sana? bagaimana jika orang tuamu melihat kondisi anaknya? mungkin mereka akan sedih, lalu apa kau pernah membunuh seseorang?" (Karl)

Vince menggelengkan kepalanya

"Lalu itu sudah membuat alasan yang jelas mengapa kau harus bangkit, tidak ada alasanmu untuk tetap diam dan terpuruk karna orang lain" (Karl)

"Itu benar Vince, aku berjanji kau bisa bertindak bebas jika berada di sisiku" (Calix)

...

Mendengar dorongan dari Calix dan Karl, Vince mengepal erat tangan nya hingga wajah Karl melembut setelah melihat mata penuh tekad Vince.

"Baiklah, kurasa menulis di tangan ku tidak di perlukan lagi"

SRAKK!..

Tudung jubah Vince terbuka, rambut dan mata biru yang lembut terlihat, ada bekas luka goresan di pipi kanannya Vince, mata biru safir Calix terbelalak melihat pemandangan itu lalu kemudian tersenyum lembut sama halnya seperti Vince

BRAKK!!...

Prajurit memasuki penginapan dengan keras, melihat penginapan yang kumuh dan sepi, prajurit meninggalkan penginapan

***

Para pelayan berbaris dengan rapi sambil membungkuk dan mengucap salam hormat dengan bersamaan pada saat calix memasuki mansion

"Selamat datang kembali, Yang Mulia"

'Akhirnya aku kembali ke dunia kebahagiaan ini'