webnovel

Menjadi Kaya di Zaman Kuno

Yan Mao seorang pembisnis jenius, seorang perawan tua pada usia 30 tahun. Ketika dia dalam perjalanan bisnis. Pesawat yang dia tumpangi mengalami kecelakaan dan akhirnya masuk ke laut. Pada saat itu pesawat penuh dengan air dan pada akhirnya Yan Mao kehabisan napas dan dia mati. Hal yang paling dia sesali adalah dia sangat pemilih dengan pasangan, meskipun dia gay, estetika pilihannya pada pria sangat tinggi. Dia sombong dan akhirnya dia masih perawan. Sungguh sial mati dalam keadaan perawan. Namun Ketika dia berpikir bahwa dia akan berada disurga, pertama membuka matanya, dia menemukan seorang anak kecil menangis memanggilnya Daddy. Setelah mendapatkan ingatan Kembali, dia tercengang. Dia bahkan belum bisa menerima apa itu Ger (pria yang melahirkan) dan bahkan tubuh ini sudah melahirkan putra kembar. Aku ingin pingsan dan mati sekali lagi.

Harazuki26 · LGBT+
Not enough ratings
451 Chs

Chapter 41 : Meminta Sedikit Daging

"Itu... aku..." Shen Yun segera gugup, Yan Mao tersenyum. "Jangan khawatir, aku tidak akan marah."

"Kakak ipar, bisakah aku mendapatkan sedikit daging di rumahmu."

Yan Mao tersenyum tulus, ini pasti berhubungan dengan Daddy Song. "Ada banyak daging di rumah, aku akan mengambilkannya untukmu."

Shen Yun tiba-tiba menangis, Yan Mao segera menatapnya. "Kenapa menangis?"

Shen Yun menggosok matanya. "Kakak ipar, kenapa kamu begitu baik pada kami? Kami bahkan tidak pernah berhubungan denganmu sejak aku menikah dengan suamiku."

Yan Mao tersenyum. "Aku tahu betapa kerasnya kehidupan di keluarga Song, aku tahu bukan kemauanmu untuk tidak berhubungan dengan kami. Sekarang aku sangat puas dengan kehidupanku saat ini."

Shen Yun menganggukkan kepalanya. "Aku benar-benar tidak berniat..."

"Aku tahu kamu tidak akan melakukannya. Bagaimanapun aku juga akan memberikan ini padamu. Tapi sebelum kalian pergi, ayo makan dulu. Aku memasak banyak makan siang hari ini, dan aku kebetulan belum makan siang." Yan Mao sibuk sehingga dia hanya makan sedikit, jadi dia lapar lagi.

Shen Yun menggelengkan kepalanya. "Tidak... tidak.. itu tidak perlu Kakak ipar."

Yan Mao melototinya. "Jika kamu tidak mau, tidak ada daging yang bisa di bawa."

Ketika Yan Mao mengatakan ini, wajah Shen Yun segera memerah. "Terima kasih Kakak ipar."

Yan Mao membawa Shen Yun dan Song Xi ke dalam ruang makan didekat dapur. Dia menata semua makanan, kedua orang yang melihat banyak daging di atas meja, mata mereka melebar.

Mereka berdua jarang makan daging, terkadang mereka tidak pernah makan daging. Baik Suami dan keluarga Song tidak akan membiarkan mereka makan daging. Begitu melihat daging, mereka tanpa sadar menelan ludah mereka.

"Ayo makan. Jangan malu-malu, Xiao Xi, kamu makan yang banyak. Kamu akan bertambah cantik dan tinggi dengan makan banyak daging."

Song Xi mendengarkan ucapan Yan Mao, dia segera memerah. "Paman Ger, terima kasih."

Shen Yun dan Song Xi makan makanannya. Keduanya benar-benar kelaparan, mereka makan tiga mangkuk nasi. Yan Mao tidak marah atau apapun, dia hanya senang melihat orang yang lahap makan masakannya.

Ini adalah kebahagian tertentu baginya.

Setelah makan, Shen Yun dan Song Xi sadar bahwa mereka hampir menghabiskan hidangan di meja. Shen Yun malu, "Kakak ipar, maaf...."

Yan Mao menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Jangan meminta maaf, aku senang seseorang menghargai masakanku. Xiao Xi, bagaimana masakan Paman Ger ini?"

Wajah Song Xi memerah, "Sangat enak Paman Ger, makanan terenak yang pernah A-Xi makan."

Yan Mao menggosok kepalanya. "Senang mendengarkannya."

Begitu Shen Yun dan Song Xi selesai makan. Shen Yun membantu membersihkan meja dan mencuci piring. Yan Mao berkata ingin membantu namun Shen Yun mengatakan bahwa dia sudah makan gratis jadi dia memilih untuk membantu mencuci piring.

Yan Mao setuju, orang-orang di dunia ini sangat sederhana, ketika seseorang membantu mereka, mereka akan sangat menghargainya. Yan Mao membungkus daging segar dan juga beberapa daging asap.

Ketika dia melihat beberapa luka Shen Yun, dia membungkus beberapa daging yang sudah dia masak. Yan Mao sedikit tahu bahwa setelah melahirkan Song Xi, Song Yuan jarang tidur dengan Shen Yun, kecuali dia tidak punya uang dan dia akhirnya tidur dengan Shen Yun.

Shen Yun dan Song Xi diam di kamar paling rusak. Shen Yun selesai membersihkan piring dan juga meja. Dia melihat bahwa Yan Mao membungkus banyak makanan. Wajah Shen Yun sedikit pucat.

"Kakak ipar, kenapa membungkus banyak makanan? Kami tidak...."

Yan Mao tersenyum. "Ini tidak seperti aku tidak tahu seperti apa keluarga Song. Daging segar ini aku berikan pada keluarga Song, dan daging yang sudah aku masak ini adalah untukmu. Makanlah bersama Song Xi."

Shen Yun segera menangis. "Kakak ipar, kamu begitu baik meskipun kita tidak saling mengenal dengan baik."

Yan Mao tersenyum tidak berdaya, "Bagaimanapun kamu adalah adik iparku. Meskipun aku memutuskan untuk berpisah dengan keluarga Song, namun bukan berarti aku dan kamu tidak bisa berhubungan. Aku tahu kamu datang karena perintah Daddy mertua, jangan pikirkan itu."

Shen Yun menggosok matanya yang memerah. Dia segera berterima kasih pada Yan Mao. Dia akan mengingat kebaikan Saudara ipar dan Kakak iparnya ini. Mereka sangat baik padanya.

Yan Mao mengambil segenggam permen yang dia beli, dia membungkusnya dengan kain yang dia jahit sendiri. Lalu menyerahkannya pada Song Xi. "A-Xi, ini untukmu. Jangan biarkan siapapun melihatmu membawa ini. Makan diam-diam."

Melihat banyak permen manis, wajah Song Xi memerah. "Paman Ger, terima kasih banyak."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Baiklah, sama-sama."

Yan Mao menyerahkan barangnya dalam keranjang bambu. Dia sudah membungkus makanan yang sudah di masak ke dalam kertas minyak.

Shen Yun menerima keranjang bambu. Yan Mao menyerahkan kertas minyak itu. "Ini sudah dingin, makanlah untuk kalian berdua. Jangan sampai ini di lihat oleh Daddy mertua."

Shen Yun menganggukkan kepalanya. "Kakak ipar terima kasih banyak."

Yan Mao menggoyangkan tangannya. "Baiklah."

Shen Yun dan Song Xi keluar dari rumah Yan Mao. Pada saat yang sama, baik kedua orang tua Yan dan anak-anak lalu Song Tianchen kembali. Mereka membawa banyak kentang ke rumah. Ayah dan Daddy Yan menanam kentang setiap tahunnya.

Jadi dia hari ini pergi memanen kentang. Ketika Yan Mao melihat banyak kentang, matanya tiba-tiba bersinar. Mengapa dia tidak membuat makanan yang ada didunianya. Meskipun tidak secanggih mesin, setidaknya Yan Mao bisa membuat rasanya lebih enak.

Mata Yan Mao, dia bisa membuat kentang goreng, kentang goreng roll, semua sejenis sneak yang bisa di makan pada saat selesai makan.

Song Tianchen menatap istrinya, "Istri, aku melihat sosok yang tidak asing lagi keluar dari rumah kita. Apa yang dia butuhkan?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Itu adalah Ger Yun dan putranya. Dia datang untuk berkunjung."

Song Tianchen menyipitkan matanya. "Dia membawa banyak barang."

Yan Mao merasa malu. "Hanya sedikit daging, kita memiliki banyak daging di rumah jadi aku memberinya beberapa."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya, dia tidak mengatakan apapun lagi. Lagipula tidak mungkin mereka mengusir orang yang tidak bersalah. Yan Mao tersenyum, "Para pekerja hari ini bekerja dengan penuh semangat."

Song Tianchen tersenyum, "Kamu memberi mereka daging tadi malam, tentu saja mereka akan bekerja penuh semangat."

Yan Mao tersenyum. "Hehe... sangat bagus. Sepertinya akan segera di bangun."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. "Aku yakin dalam waktu seminggu lagi, rumah kita akan di bangun dengan baik."

"Pada saat itu musim panen bukan. Jadi mereka akan menyelesaikan ini dengan cepat. Pada akhir hari kerja nanti, aku akan memberikan mereka beberapa daging lagi."

Song Tianchen menggosok wajahnya. "Istri, kamu sangat baik. Daging merupakan hal yang paling berharga di desa, bahkan sangat beruntung bisa makan daging selama tahun baru atau festival musim semi."

Yan Mao menepuk dahinya, "Ah, sayang sekali festival musim semi sudah lewat. Baiklah, jangan bahas lagi, ngomong-ngomong aku ingin membuat makan siang dengan kentang."

Song Tianchen setuju, "Bagus, aku suka kentang."