webnovel

Selamat Ulang Tahun

Cassidy Belgenza datang ke acara makan malam ulang tahun salah satu pamannya yang bernama Erikkson Thomas bersama Divers Matthews. Keduanya membawa bunga yang dibeli oleh Cass di toko Madison beberapa saat yang lalu. Hampir seluruh teman ayahnya James Belgenza sudah berkumpul begitu pula dengan sahabat dan teman-teman Cass di klannya.

"Kamu sudah datang?" tegur James pada putranya yang baru datang. Cass tersenyum dan mengangguk.

"Aku memesan kue spesial untuk Uncle Erik. Mungkin sebentar lagi akan datang!" ujar Cass masih tersenyum.

"Kapan kamu memesannya?" Divers balik bertanya.

"Tadi siang!"

"Wow, kamu memang sigap!" puji Divers terkekeh kecil.

"Ya sudah, berikan bungamu pada Erik!" sahut James menyuruh Cass untuk menemui Erikkson yang tengah berulang tahun. Cass dan Divers lalu berjalan ke arah Erikkson yang tengah berbicara dengan beberapa temannya yaitu Aidan Caesar dan Arjoona Harristian.

"Selamat ulang tahun, Uncle Erik!" sapa Cass pada Erik yang langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.

"Oh, terima kasih kalian sudah datang!" Erikkson memeluk Cass dan Divers bergantian sebelum menerima bunganya.

"Wah, bunganya bagus sekali ..." puji Erikkson pada Cass sambil tersenyum. Cass makin mengembangkan senyumannya.

"Sebenarnya ada satu kejutan lagi, Uncle ..."

"Oh ya? Kejutan apa?" TING-TONG ... bel pintu depan berbunyi. Erikkson sebagai tuan rumah tidak begitu peduli begitu pula dengan tamu yang lain. Hal itu karena ada pelayan yang membukakan pintu untuk menyambut tamu. Namun, sepertinya bukan tamu yang datang.

"Selamat datang!" sapa pelayan wanita yang memakai seragam formal menyapa Sophie dan Laura di depan pintu. Keduanya tersenyum ramah dan mengungkapkan tujuan mereka datang.

"Maaf, kami bukan tamu. Aku datang untuk mengantarkan pesanan atas nama Tuan Erikkson Thomas," ujar Laura dengan lembut menjelaskan. Pelayan itu tersenyum mengangguk.

"Memang benar di sini kediaman Tuan Thomas. Pesanan apa yang sedang Anda antarkan?"

"Kue ulang tahun ..."

Sophie hanya diam sambil memutar bola matanya melihat bangunan mewah apartemen tersebut. Sepertinya yang memesan kue pada Laura adalah pria kaya raya.

"Silakan, masuk!" ujar pelayan itu mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam. Tanpa curiga Sophie dan Laura melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam apartemen mewah tersebut.

Terlihat beberapa orang pria tengah berdiri dan ada yang sedang duduk. Tak hanya pria, di sudut lain terlihat beberapa wanita paruh baya dengan penampilan glamor dan juga beberapa wanita cantik.

"Sepertinya ada pesta ya?" tanya Sophie separuh sadar pada pelayan yang akan membawa mereka ke dapur untuk mempersiapkan kuenya.

"Iya, malam ini adalah perayaan ulang tahun Tuan Erikkson Thomas." Sophie hanya membulatkan mulutnya dan mengangguk. Sophie masih terperangah dengan interior apartemen itu yang begitu mewah serta menarik. Ia berkuliah di jurusan desain sehingga setiap desain yang estetik selalu menarik perhatiannya.

Sementara itu, Laura sudah berada di dapur meninggalkan Sophie yang masih sibuk melihat-lihat. Sophie terus berjalan sampai ia berhenti lalu tersentak kaget. Matanya sontak membesar kala melihat sosok di depannya.

"Kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?" tunjuk Sophie dengan suara cukup keras pada Cass. Suara Sophie menarik perhatian beberapa orang termasuk sahabat Cass yang lain seperti Aldrich Caesar dan Ares King yang tengah berkumpul mengobrol.

"Huh, hai Sayang. Senang kamu bisa datang!" jawab Cass dengan senyuman mengejek yang hanya membuat Sophie makin jengkel.

"Kamu ..." Cass mendekat dan Sophie perlahan menatap tajam dengan kening mengernyit.

"Aku sudah memperingatkanmu, Sophie Marigold! Jangan pernah kabur atau mematikan ponselmu. Aku akan mencari cara untuk mendapatkanmu!" ancam Cass dengan suara rendah dan menggeram. Sophie mulai bernapas tidak tenang. Kali ini, Sophie terjebak dan tidak bisa lari lagi.

"Apa maumu?" geram Sophie membalas.

"Ayo kita bicara ... sekarang!" perintah Cass ikut menggeram pelan. Sophie membesarkan matanya dan ingin kabur tapi seseorang menginterupsi.

"Cass? Siapa dia?" tegur James Belgenza mendekati Cass dan Sophie. Cass agak sedikit kaku dan terlihat tidak nyaman. Ia menyengir dan menggelengkan kepalanya.

"Uhm, dia ..."

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU ... HAPPY BIRTHDAY TO YOU ..."

Kue ulang tahun untuk Erikkson Thomas dikeluarkan oleh salah satu pelayan atas perintah Claire Harristian, istri Arjoona Harristian, yaitu bos Erikkson. Cass dan Sophie langsung terkesiap menoleh pada Erikkson yang berjalan mendekati troley khusus yang membawa kue ulang tahun yang spesial tersebut.

"Wah, kuenya cantik sekali," puji Erikkson langsung disambut tawa teman-temannya. Laura masih berdiri di ujung pintu dan menyudutkan diri. Dari posisinya ia bisa melihat Erikkson yang kemudian memotong kue buatannya.

Ia masih menunggu bayaran atas kue yang sudah dipesan. Saat semua orang berkonsentrasi dengan proses potong kue itu, Cass lantas menarik lengan Sophie ke salah satu sudut di ruangan itu.

"Lepaskan aku ..."

"Jangan macam-macam denganku, Sophie. Jangan sampai aku mengirimkan bunga lagi dan kali ini akan langsung ke orang tuamu!" geram Cass mengancam.

"Jadi, kamu yang mengirimkan bunga malam itu?" Cass menaikkan seringai di bibirnya dan mendengus pelan.

"Kamu kira siapa lagi? Collin Howthorn?" Kening Sophie mengernyit tidak mengerti. Cass makin mendengus sinis dan makin mendekat.

"Apa yang kamu inginkan dariku?"

"Dengarkan aku baik-baik. Aku ingin kamu meninggalkan Collin Howthorn dan jangan ganggu dia lagi," ancam Cass memperingatkan Sophie. Kali ini Sophie benar-benar tidak mengerti. Apa hubungan Cass dengan Collin? Bagaimana mereka bisa saling mengenal?

"Bagaimana kamu bisa mengenal Collin?"

"Itu tidak penting! Yang terpenting adalah jangan ganggu dia lagi atau kamu akan berhadapan denganku!" Sophie yang tercengang membesarkan matanya mendengar ancaman seperti itu.

"Sophie?" panggil Laura yang tiba-tiba mendekat sekaligus membuat Sophie terkesiap. Cass juga otomatis menjauh dari Sophie saat Laura menghampiri.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Sophie agak sedikit kelabakan tapi langsung memegang lengan Laura agar tidak berdekatan dengan Cass lagi.

"Aku ... Laura, ayo kita pergi!" Sophie menarik tangan Laura buru-buru mengajaknya pergi.

"Tapi, kuenya belum dibayar ..."

"Apa Anda yang bernama Laura Marigold?" tanya Cass langsung menimpali. Laura menoleh pada Cass dan mengangguk sedangkan Sophie sudah cemas melihat situasinya.

"Benar sekali." Cass terssenyum ramah dan menjulurkan tangannya.

"Namaku Cassidy Belgenza, aku adalah orang yang memesan kue itu untuk Pamanku Erikkson yang sedang berulang tahun." Laura ikut menjulurkan tangannya dan mengangguk.

"Oh ya, sebentar aku akan membayarmu, berapa semuanya?" Laura tersenyum dan memberitahukan harganya pada Cass. Cass pun mengeluarkan uangnya untuk membayar kue yang sudah ia pesan sekaligus memberikan tip nya.

"Ini lebih, kembaliannya ..."

"Tolong terimalah. Aku sangat puas dengan kuenya, terima kasih sudah mengantarkannya kemari," ujar Cass dengan ramah. Laura mengangguk dan masih tersenyum.

Sophie sudah tidak tahan lagi. Ia memilih menarik tangan kakaknya memintanya pergi.

"Laura?" Laura pun menoleh pada Cass yang memanggilnya untuk berterima kasih.

"Terima kasih!" Laura tersenyum mengangguk. Mata Cass juga mengarah pada Sophie yang buru-buru pergi menarik kakaknya.

Sementara itu, Erikkson yang tengah mencicipi kue ulang tahunnya menoleh ke arah seorang wanita berambut pendek sebahu yang melintas yang juga melihat ke arahnya.

"Apa kuenya enak?" tegur Aidan pada Erikkson yang kembali dan tersenyum mengangguk.

"Enak sekali!"