"Oh Tuhan, aku sangat menginginkanmu!" desah Erikkson dengan birahi yang nampak jelas. Laura juga mulai panas. Seumur hidupnya, ia belum pernah bermesraan sejauh yang dilakukannya bersama Erik. Tapi ia tidak berani menjawab pernyataan yang baru saja diucapkan oleh Erik.
"Jujurlah padaku, Peaches. Apa kamu juga menginginkanku? Apa aku boleh menyentuhmu?" Erikkson yang tengah panas meminta ijin pada Laura agar ia bisa menjadi yang pertama. Laura tertegun mendengar hal tersebut. Napasnya jadi tersengal, ia bingung harus mengucapkan apa.
"Aku …" Erikkson masih diam memandang mata biru blueberry Laura yang indah. Ia bisa merasa jika Laura belum siap. Otaknya kembali berpikir. Mungkin jika ia memberikannya di saat yang tepat, Laura pasti akan bahagia.
"Lupakan, kita tidak perlu melakukannya sekarang. Kita lakukan saat kamu menginginkannya. Hmm… tapi kamu mau memberikannya padaku kan? Hanya aku, Sayang," desah Erikkson merengek manja lalu kembali mencium Laura lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com