webnovel

Bermuka Dua

Sophie buru-buru tancap gas begitu Cass keluar dari mobilnya. Ia cukup takut dan merasa terancam sekarang. Seseorang yang tidak ia kenal kini mengaku sebagai pria yang semalam tidur bersamanya, membuat Sophie terguncang. Jadi benar jika ia sudah kehilangan keperawanannya.

Selama menyetir, Sophie terisak pelan sambil meneteskan air matanya. Ia mungkin besar di abad 21 yang modern tetapi Sophie masihlah gadis yang konvensional tentang keperawanan. Bukan berarti ia harus melakukannya dalam sebuah ikatan pernikahan meskipun jika boleh memilih, ia ingin melakukannya saat malam pertama. Tetapi, bagi Sophie soal keperawanan cukup sensitif dan ia hanya ingin menyerahkannya pada pria yang ia cintai.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" ucap Sophie lalu menyeka air mata dengan punggung tangan. Ia masih menyetir dan mencoba berkonsentrasi.

Sedangkan di saat yang bersamaan, Collin Howthorn akhirnya pulang ke rumah. Ia sudah diusir oleh Madison untuk pulang dan menyelesaikan masalah dengan istrinya. Sebuah mobil derek baru saja keluar dari pekarangan mereka usai mengantarkan mobil Angelica.

Collin sempat tertegun dan mengira jika Angelica mengalami sesuatu yang membuatnya menderek mobil. Segera ia berlari ke dalam untuk melihat keadaannya.

"Angelica! Angelica!" panggil Collin ke seluruh rumah saat ia masuk. Seorang kepala pelayan lantas menghampirinya dan memberitahukan jika Angelica ada di kamar.

"Nyonya ada di kamarnya, Tuan!" ucap sang kepala pelayan. Collin langsung naik ke lantai atas untuk mencari Angelica. Ia sangat khawatir terlebih istrinya itu tengah hamil muda.

Begitu membuka pintu kamar, Collin langsung menghampiri Angelica yang sedang berbaring menyamping membelakangi Collin yang baru masuk. Ia sedang menangis dan diam saja.

"Angelica ..." panggil Collin dengan suara yang lembut. Ia duduk di sisi ranjang dan mencoba mendekat. Angelica masih belum bergerak sampai Collin perlahan mencondongkan tubuhnya ke depan hendak melihat ekspresinya.

"Apa kamu baik-baik saja? Aku melihat mobil derek membawa mobilmu. Apa kamu mengalami kecelakaan?" tanya Collin masih dengan nada yang sama lembutnya. Angelica menyeka air matanya lalu bangun dan menoleh pada Collin.

"Apa menurutmu aku baik-baik saja? Apa kamu tidak melihat seperti apa keadaanku saat aku memergokimu berselingkuh!" tukas Angelica sedikit emosi. Matanya merah dan berkaca-kaca. Emosinya naik dan ia sangat kesal terhadap perbuatan Collin padanya.

"Aku tidak berselingkuh. Aku hanya bertemu dengan Madison!" sanggah Collin berusaha masih tetap tenang dan sabar.

"Untuk apa kamu mau bertemu dia dan membawakannya bunga?" sahut Angelica bertanya dengan nada sinis. Collin melepaskan napas agak berat dan menoleh sekilas ke arah lain.

"Aku ..."

"Aku tahu kamu ingin merayunya agar dia mau mempertemukanmu dengan pacarmu itu kan?" tuding Angelica langsung tanpa basa-basi. Angelica masih menahan kesedihannya dan meluapkan pada Collin yang jelas-jelas tengah bermain hati dengan wanita lain.

"Aku tidak ... aku tidak melakukan itu," jawab Collin penuh keraguan. Angelica makin terlihat kecewa. Ia menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Beraninya kamu mengkhianati aku di belakang, Collin."

"Aku tidak mengkhianatimu, ini cuma salah paham!" Angelica mendengus sinis dan menggelengkan kepalanya.

"Aku bukan wanita bodoh yang bisa kamu kelabui, Collin!" sahut Angelica dengan air mata berlinang. Ia terisak dan kemudian menangis. Kedua tangannya lantas menutupi wajah, sementara Collin mulai salah tingkah tidak tahu harus berbuat seperti apa.

Tak berapa lama, Angelica mengaduh kesakitan seperti sedang sakit perut. Collin kaget dan berusaha membantu.

"A-Apa yang terjadi? Kenapa denganmu, Angelica ..." Collin memegangi Angelica yang masih menangis sambil memegang perutnya.

"Tolong jangan menangis lagi. Apa perutmu sakit?"

"Bayiku ..." gumam Angelica meringis kesakitan dan mulai tiduran lagi. Collin makin merasa bersalah. Ia mencoba menenangkan Angelica yang masih menangis sambil meringis kesakitan.

"Aku mohon, jangan menangis lagi. Kamu sedang hamil!" ucap Collin ikut memeluk Angelica untuk menenangkannya. Ia mengelus perut Angelica dan sikap tubuh mereka kembali dekat.

"Aku benar-benar sakit memikirkan ini. Aku tidak mau kehilanganmu, Collin. Aku sangat mencintaimu," bisik Angelica pada Collin yang tengah memeluknya. Collin menunduk malu dan sedikit menoleh dengan raut wajah sedih. Angelica masih bersedih dan meneteskan air matanya membuat Collin jadi makin merasa bersalah.

"Aku minta maaf," ucap Collin pada akhirnya mengalah. Ia memang bersalah dengan berusaha masih menemui Sophie melalui bantuan sahabatnya Madison. Angelica terenyuh dengan sikap Collin. Ia berbalik dan kemudian memeluk Collin yang juga ikut mendekapnya lembut.

"Aku ingin kita memulai hubungan tanpa ada kebohongan apa pun. Bisakah kamu selalu jujur padaku, Collin? Kita telah menikah dan sebentar lagi bayi kita akan lahir," ujar Angelica membujuk Collin yang akhirnya hanya bisa mengangguk. Collin kembali memeluk Angelica dengan perasaan gamang. Ia bingung dengan keadaannya.

Di satu sisi Collin masih mencintai Sophie dan merasa bersalah padanya. Kesalahan yang ia lakukan tak akan mungkin dimaafkan oleh Sophie. Collin sudah menghamili Angelica dan harus bertanggung jawab padanya.

Sementara Angelica diam di pelukan Collin dengan ujung bibir yang sedikit terangkat. Hari ini ia mendapatkan kemenangan yang tidak disangkanya. Cass akan membantunya dan Collin akan tetap menjadi budaknya.

***

Cassidy pulang ke apartemen mewahnya usai jam makan malam setelah menyelesaikan beberapa urusan. Sebelum ia berganti pakaian, Cass mengambil ponsel dan menghubungi Angelica. Ia menunggu beberapa saat sebelum wanita yang ia cintai itu mengangkat panggilannya.

"Halo?"

"Hai, Sayang. Bagaimana keadaanmu?" tanya Cass dengan sikap yang lembut dan perhatian. Cass merasa jika ia sudah menjadi kekasih rahasia Angelica dan bebas bersikap mesra padanya.

"Baik, aku sudah jauh lebih baik. Terima kasih, Cass." Cass tersenyum lalu duduk di sofa kamarnya berbicara dengan Angelica.

"Aku merindukanmu ..."

"Aku juga, tapi ... aku rasa kita tidak bisa leluasa saling menghubungi seperti ini. aku takut Collin mengetahuinya dan dia malah marah padaku lalu menuduhku berselingkuh," ujar Angelica memberikan sebuah alasan untuk menolak Cass. Cass terdiam beberapa saat dan menghela napasnya. Ia paham dengan situasinya.

"Iya, aku mengerti. Aku sudah bertemu dengan kekasih suamimu, Sophie ..."

"Lalu? Apa yang terjadi?" tanya Angelica pada Cass.

"Uh, aku sudah mendapatkan nomor kontaknya. Aku akan menghubungi dia dan mulai menjalankan rencana kita," jawab Cass melaporkannya pada Angelica.

"Hhmm, Cass, apa kamu yakin jika dia mau menurut padamu?" tanya Angelica.

"Tentu saja, kecuali jika dia mau reputasinya jelek. Aku rasa dia akan melakukan apa saja saat terdesak," balas Cass dengan kepercayaan diri yang tinggi.

"Lalu kamu akan membuatnya melakukan apa?"

"Jika dia mau bekerja sama denganku, maka dia harus membuat Collin menceraikanmu." Angelica terdiam beberapa saat dan tampaknya ia sedang berpikir.

"Aku rasa itu terlalu terburu-buru, Cass. Aku justru ingin agar dia meninggalkan suamiku sehingga aku bisa menguasai semua miliknya," jawab Angelica sempat membuat Cass mengernyit.

"Bukankah kamu bilang hanya ingin menyelamatkan harta orang tuamu?"

Next chapter