Rafa menaikkan kepala, melihat Rafa tidak papa. Faisal merasa sangat lega.
Rafi kembali dengan napas terengah-engah. "Tuh kan Mas, aku tidak aman. Seharusnya tadi ada polisi yang berjaga. Tapi kenapa tidak ada sama sekali. Batang hidungnya pun tidak terlihat," keluh Rafi merukuk dengan deru napas cepat.
"Ini sangat aneh. Di rumah juga sepi," kata Faisal setelah melihat keadaan. Mereka sangat curiga dengan keadaan di dalam rumah sana.
"Jika kita diawasi makan tidak aman. Masuk pun akan percuma di luar pun juga begitu. Mari kita atur strategi. Aku akan pergi dengan kak Rafa. Jadi Mas Faisal coba masuk, dengan sambungan telepon jangan memutus telepon itu. Aku akan mendengarkan apa yang terjadi," jelas Rafi. Faisal mengangguk setuju.
Dengan keadaan kaca pecah, Rafi dan Rafa pergi dari halaman rumah dengan mobil. Sementara Faisal masuk ke dalam rumah. Rumah terasa sepi dan hampa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com