webnovel

Ingin Melihat Dia Menyesal

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Su Xiqin tersenyum, lalu meletakkan sayuran ke mangkok Mo Jintian dan berkata, "Kamu harus makan sayur."

"Bukankah aku sudah bilang? Aku tidak mau makan bawang putih."

Su Xiqin mendadak sakit kepala. Aak ini sebenarnya mirip siapa? Bagaimana bisa dia begitu pilih-pilih? batinnya.

———

Su Xiqin menidurkan si kecil setelah makan malam. Lalu, ia duduk di ruang tamu bersama Tang Xixi sambil menonton acara televisi di layar LCD 50 inci yang menyiarkan drama favorit. Tang Xixi mulai mengomentari tokoh di drama itu dengan kesal, "Wanita itu pengecut dan lemah. Suaminya juga seperti itu, suka melanggar kata-katanya sendiri."

Su Xiqin yang menatap ke arah layar jadi berpikir, Apakah aku begitu lemah seperti gadis yang ada di film itu? Karena Su Xiqin hanya diam, Tang Xixi pun menoleh ke arah Su Xiqin dan bertanya, "Su Xiqin, apakah hari ini ada masalah?"

Su Xiqin tidak menjawab dan hanya menyandarkan kepalanya di bahu Tang Xixi. Tak ayal, Tang Xixi kembali bertanya dengan heran, "Ada apa?"

"Pria itu benar-benar mengerikan. Aku ingin melihatnya menyesal karena kejadian malam itu," kata Su Xiqin. "Aku sudah memikirkannya matang-matang, Xixi. Aku akan bercerai."

"Hei, seharusnya kamu seperti ini sejak awal. Lihatlah dirimu! Kamu masih berusia 23 tahun, tapi sudah tidak memiliki semangat hidup dan tidak terlihat seperti usiamu. Suamimu juga malah bertindak seperti itu. Bagaimana denganmu yang begitu berbudi? Sudah begitu, kamu masih menoleransinya? Benar-benar konyol."

Su Xiqin menghela napas. "Saat itu, sebenarnya aku juga belum tahu kenapa dia menikahiku. Tapi, akhirnya hari ini aku mengetahuinya," jawabnya. Kemudian, matanya kembali berkaca-kaca.

"Memangnya mengapa dia menikahimu?" tanya Tang Xixi.

Su Xiqin hanya tersenyum dan berkata, "Sudahlah, tidak usah membicarakan ini. Terlalu menjengkelkan. Intinya, aku akan bercerai."

"Ya, memang seharusnya begitu dari awal. Lagi pula, dia tidak berguna. Lihatlah dirimu sekarang! Kamu menyia-nyiakan masa mudamu seperti ini. Padahal, kamu juga begitu cantik. Jika dipikir-pikir, kamu adalah bunga sekolah saat kita dulu masih sekolah. Meskipun sekarang kamu sudah punya anak, kamu harus bisa bertemu dengan pria yang lebih baik dan membuatnya kesal," kata Tang Xixi sambil menggertakkan giginya.

Su Xiqin menanggapi kata-kata Tang Xixi dengan tersenyum. "Aku sudah pernah mengalaminya sekali. Entah aku masih punya energi untuk mencintai orang lain lagi atau tidak."

"Su Xiqin, kamu tidak boleh menghabiskan hidupmu hanya dengan si tas susu kecil!"

"Apa ada yang salah? Bukankah seperti ini sudah baik? Hidup bersama Mo Jintian sudah cukup bagiku."

Tang Xixi menghadap ke arah Su Xiqin dengan tenang, lalu memegang bahu Su Xiqin dengan kedua tangannya. "Jika nanti papa si tas susu kecil itu muncul, lalu dia ingin bersama anakmu, apa yang akan kamu lakukan?"

Su Xiqin terdiam. Ia tidak pernah berpikir bahwa ayah biologis Mo Jintian akan muncul lalu mengambil putranya. Ia bahkan tidak berani memikirkannya. Jika ayah Mo Jintian muncul, apa yang harus aku lakukan? batin Su Xiqin.

Su Xiqin langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin!"

"Bagaimana bisa tidak mungkin?" tanya Tang Xixi sambil mengerutkan keningnya.

"Malam itu pria itu sedang mabuk, jadi dia tidak sadar," kata Su Xiqin dengan tegas.

Tang Xixi berpikir bahwa Mo Jintian memiliki banyak kemampuan yang bisa dibilang melebihi anak-anak biasa seusianya. Ia pun melepaskan tangannya dari bahu Su Xiqin. "Semoga saja pria itu tidak mengingat apapun saat itu. Menebak masalah pria itu bukanlah hal yang sederhana. Jika dia muncul, dia pasti akan menginginkan anaknya. Jadi, semoga saja dia tidak muncul," katanya. Dalam hati, Su Xiqin juga berharap begitu.

"Sebentar. Kenapa saat itu kamu tidak melihat seperti apa rupanya? Jika begini caranya, kamu juga tidak akan tahu seperti apa papa anak itu."

"Di usiaku saat itu, aku sangat panik. Otakku rasanya mendadak berhenti hingga rasanya hampir ingin mati."

Tang Xixi menghela napasnya. "Tapi, jika kamu sekarang ingin bercerai, akankah keluarga Mo menyetujuinya?"

"Selama Mo Xigu bersedia, tetap bisa," jawab Su Xiqin. Padahal, ia sebenarnya khawatir. Apakah keluarga Mo akan setuju jika aku mengajukan perceraian dan membawa anakku? Mereka bahkan tidak tahu bahwa anak ini bukan anak Mo Xigu. Tapi, setelah aku membawa anakku pergi, rahasia yang lama kupendamnya pasti akan segera terungkap. Memikirkan hal ini membuat Su Xiqin kembali melemah.

"Aku takut jika nanti keluarga Mo tidak membiarkanmu membawa anakmu. Jika hal itu terjadi, bagaimana bisa kamu melawan mereka seorang diri?" tanya Tang Xixi.

"Jangan khawatir. Aku akan mengurusnya nanti," jawab Su Xiqin menenangkan Tang Xixi. Kemudian, ia mengganti topik pembicaraan, "Bagaimana keluargamu?"

"Masih seperti itu. Biarkan saja. Biarkan mereka seperti itu terus," jawab Tang Xixi singkat, seakan tidak mau membahas itu lagi. Ia pun mengangkat tangannya, lalu melihat ke arah jam tangannya. "Sudah larut. Aku pulang dulu. Jika terjadi sesuatu, langsung telepon aku," kata Tang Xixi sambil bangkit dan mengambil tas hitam yang ada di sebelahnya. Kemudian, ia memakai sandalnya dan berjalan menuju pintu.

"Hati-hati di jalan," kata Su Xiqin.

Tang Xixi mengiyakan kata-kata Su Xiqin, lalu menutup pintu. Setelah Tang Xixi pergi, Su Xiqin melihat ke arah LCD yang masih menayangkan drama. Su Xiqin mengambil remot, lalu mematikan LCD itu dan pergi beristirahat.

Next chapter