Di saat itu juga secercah harapan tampak pada raut wajah Antony. Senyumnya pun mengembang. Redita mengubah pikirannya. Tanpa membuang waktu, ia pun memutar langkahnya dan masuk ke dalam kamar.
Belinda hendak mengikuti langkah Tuan mudanya, tapi ia harus berhenti saat Redita tiba-tiba saja menaikkan sebelah alisnya dan berkata, "Kau tidak usah masuk ke kamar kami. Biar saya yang membawa minumannya."
"Baik, Nyonya." Belinda menundukkan kepala seraya menyerahkan nampan dari genggaman tangan.
Redita meraih nampannya. Ia menaruh dua gelas susu itu di atas meja lalu kembali menyerahkan nampannya kepada Belinda. "Lain kali kau tidak usah masuk jika ada saya dan suami saya," katanya masih dengan tatapan dinginnya.
"Baik, Nyonya. Saya akan mengingatnya." Kembali wanita itu menundukkan kepalanya. Tidak lama, ia pun meninggalkan lorong kamar pasangan suami istri baru itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com