webnovel

Perasaan ini

"Lepaskan, apa yang kamu lakukan"Ucap Salsa terus meronta, memukul dada bidang David berkali-kali dengan ke dua tangannya. David semakin menjadi, menggulum bibir mungil Salsa penuh dnegan gairah.

Apa yang di lakukan? Apa maksud ciuman ini? Kenapa? Dia hanya memberi ku harapan palsu.

Sebuah hubungan tak akan bertahan lama jika dalam hatinya masih terselip masa lalu yang tak pernah bisa dia lupakan.

Devid melepaskan ciumannya. Ia merasa aneh saat Salsa tak begitu merespon ciumannya. Entah kenapa kecupan itu berubah hambar tak ada rasa sama sekali, saat melihat wajah sedih Salsa.

"Apa ada yang salah?" tanya David jemari tangannya mengusap setiap lekuk bibir Salsa. Dengan bibir seakan menahan gairah melihatnya.

"Lepaskan tangamu dari bibirku" pekik Salsa menepis tangan David dari bibirnya. "Dasar otak mesum." umpat kesal Salsa. Menguntupkan bibirnya kesal.

"Tapi bukanya kamu menikmati bibirku," goda David menarik alisnya dengan pandangan menggoda.

Salsa berdengus kesal, membuka pintu mobil, mencoba keluar tak menghiraukan ucapan David lagi. Namun langkahnya terhenti. David memegang pergelangan tangan Salsa, mencegahnya pergi.

Salsa memejamkan matanya, merasakan tangannya di sentuh oelh David. Membuat hatinya bergetar tak karuan. Rasa senang, tapi dalam hati juga takut. Takut di kecewakan lagi.

"Bentar!" ucap David. Ia mendekatkan tubuhnya, mengangkat pelan tangannya, mencoba mengambil sesuatu di poni rambut Salsa yang sedikit berantakan menutupi matanya.

Salsa hanya diam, menatap wajah tampan David sangat dekat. Salsa menelan ludahnya dalam-dalam. Ke dua matanya tak berhenti menatap, dan jantungnya sudah tidak bisa di kontrol lagi. Rasa sesak mulia terasa, gugup, takut, ragu jadi satu dalam tumpukan rasa khawatir yang mengganggunya, saat menatap mata bulatnya. Salsa mengira jila David akan menciumnya lagi.

"Ada yang menyelip di rambut kamu"ucap David, Salsa seketika menarik napasnya lega, bibirnya tak harus berhadapan lagi dengan bibir David.

"Oo.." ucap Salsa jutek, memegang dadanya yang terus berdebar dari tadi.

Huff... perasaan apa ini.. Kenapa dia selalu memberiku harapan palsu.

"Kenapa kamu diam? Jadi gimana mau makan gak?" tanya David, menarik alisnya ke atas.

"Iya"gumam Salsa, menundukkan kepalanya malu, wajahnya terlihat pucat pasi.

Salsa bergumam dalam hatinya. "Salsa kenapa lo bego banget sih, kenapa lo mikirin hal bodoh, lagian kenapa otak ku jadi berpikir kotor gini, gara-gara dia cium aku tadi. Otakku ikut gak beres sama seperti dia. Jangan sampai kamu jatuh cinta dengannya, lelaki otak mesum, nyebelin dan selalu bikin ulah."

David segera turun lebih dulu, dan membuka pintu mobilnya. Mengulurka tangannya ke arah Salsa, dengan tangan kiri ke belang pinggungnya, mempersilahkan Salsa untuk keluar seperti sorang putri yang keluar dari kereta kencannya.

"Silahkan tuan putri Salsa" gumam David, dengan senyum lepas dari bibirnya, tak seperti David yang biasanya. "Tumben banget kamu baik, pasti ada maunya ya?" tanya Salsa, menatap aneh pada David.

"Gak ada kok" ucap David. "Aku hanya mau kamu temani aku makan"gumam David, mengulurkan tangan ke arah Salsa.

"Pegang tanganku"ucap David.

"Buat apa aku bisa jalan sendiri," ucap Salsa,  merasa kesal dengan jawaban Salsa David memegang tangan Salsa, memasukan jarinya ke dalam sela-sela jari Salsa, dan menggenggamnya erat. Berjalan ringan masuk ke dalam restauran mewah dengan pemandangan pantai secara langsung. Menjulang luas di depannya. "Sekarang kamu tidak bisa lepas dariku"ucap David, menarik alisnya ke atas dengan kedipan menggoda.

"Ikuti setiap langkah kakiku, aku akan menuntunmu masuk ke dalam dunia baru, dunia kita berdua. Di balik pemandangan indah pantai"ucap David, melirik dengan senyum samar menatap ke arah Salsa yang hanya diam di sampingnya.

Mata Salsa menatap ke depan, ia tidak menyangka apa yang ada di depannya. Sebuah pemandangan pantai yang indah dan tak lupa yang di persiapkan Devid sebelumnya, sebuah meja dengan hiasan kecil dan alunan musik biola di sampingnya.

"Ini semua kamu yang siapkan?" tanya Salsa, menutup mulutnya terkejut dengan apa yang David lakukan.

"Iya, aku hanya ingin ajak istri aku sekali-sekali makan di tempat seperti ini, meski hanya istri pura-puraku." gumam David, menarik salah satu kursi ke belakang, mempersilahkan Salsa untuk duduk lebih dulu.

"Kamu duduk dulu, aku akan panggilkan seseorang untuk bawa semua makanan yang sudah aku pesan" ucap David, memegang pundak Salsa dari belakang.

"Baiklah"gumam Salsa, meski ia tidak tahu apa rencanaya. Setidaknya sekarang bisa makan lebih dulu, apalagi makan gratis, rejeki gak boleh di tolak.

Plokk... Plookk... Ploookk..

Sebuah tepuk tangan 3x tanda David memanggil beberapa pelayan untuk datang membawa semua makanan yang ia pesan. Hingga semua datang dengan berbagai makanan yang David pesankan sebelumnya.

"Kamu suka gak dengan suasana seperti ini?" tanya David, menatap dekat ke samping, dengan ke dua tangan memegang bahu Salsa.

"Maksud kamu?" tanya Salsa yang masih terlihat syok, ia tidak menyangka jika David seromantis ini. lelaki yang ia nyebelin, otak mesum, bisa berbuat seperti ini. Dan ini hal yang tidak terduga bagi Salsa dapat perlakuan seperti ini dari seorang lelaki. Bahkan ia belum pernah merasakan rasa bangga dan senang yang membuat hatinya berbunga-bunga.

Para pelayan restauran yang di panggil Devid, meletakkan 2 piring makanan Dan makanan penutup serta minuman ke meja mereka.

"Silahkan, tuan!"ucap pelayan itu.

"Iya, makasih kalian boleh pergi, jika aku butuh kalian lagi aku akan panggil." gumam David, melangkahkan kakinya duduk di depan Salsa.

"Baik tuan"ucap para pelayan itu dan segera pergi dari hadapan David.

"Lihat pemandangan laut di sana" ucap David.

"Emangnya kenapa?" tanya Salsa, menatap ke arah laut dari lantai atas restaurant tersebut, bahkan terlihat sangat jelas luasnya laut di depannya.

"Sangat luas, seperti luasnya rasa penasaranku denganmu, sebuah cinta yang entah sekarang bersembunyi di mana"gumam David, membuat Salsa seketika menoleh ke arahnya, menatap bingung ke arahnya.

"Apa kamu sadar?" tanya Salsa ragu-ragu.

"Sadar-lah emangnya aku kenapa gak sadar?" tanya David. Salsa hanya diam, ia mencoba cek suhu dahi, leher dan pipi Devid. Tidak apa-apa, tidak demam juga, tapi kenapa hari ini dia Neh banget denganku, dia sepertinya mau memanfaatkan aku, atau ada rencana lain darinya, dalam hati Salsa terus bergumam.

David memegang tangan Salsa yang menyantuh pipinya, mendekatkan wajahnya ke wajah Salsa.

"Kamu berani menyentuhku ternyata" ucap David dengan kedipan menggoda.

"Siapa, aku hanya cek suku tubuhmu," ucap Salsa mencoba mengelak.

"Bilang saja kalau kamu mau menggodaku kan?" tanya David, menarik alisnya.

"Enggak banget aku goda kamu, kayak gak ada lelaki lain saja di dunia ini," ucap Salsa. "Hari ini kamu aneh, aku kira kamu sakit" gumam Salsa, ia kembali menatap makanan yang sudah berbicara ingin di habiskan habis olehnya.

"Aku ingin memperbaiki hubungan kita, kemistri kita, agar nanti di depan orang tua ku kamu bisa berakting lebih baik lagi. Ia menginginkan jika keluarganya tidak curiga dengan apa yang mereka janjikan sebelumnya.

Salsa menatap ke arah David, ia mengira jika David sangat tulus, ternyata salah, Salsa berdengus kesal. "Jadi kamu hanya memanfaatkan aku begitu saja"gumam Salsa menatap ke arah David.

"Gak siapa yang manfaatkan kamu, bukannya hubungan kita saling menguntungkan. Kamu bisa dapat uang dariku, untuk membawa semua hutang ibu kamu, dan kamu tinggal ikuti apa permainanku."gumam David.

Next chapter