131 Melewati masa kritis

David tertunduk. Ia tak bisa menahan air matanya yang tarus keluar dari matanya.

Jemari tangannya terus gemetar, ia tak bisa bayangkan jika Salsa tadi tidak ada. Dia belum bisa bayangkan itu semua.

"Apa ada lagi lukanya yang parah?" tanya David pada dokter yang masih berdiri di depannya. Ia mengangkat kepalanya menatap ke arah David.

"Dok, apa dia juga baik-baik saja. Apa dia juga butuh donor darah?" ucap David, mengangkat ke dua tangannya, menunjukkan jika tangannya masih gemetar . Tangan putih itu terlihat merah. Ke dua tangan David tertutup darah segar bekas Salsa tadi.

"Dok.. Lihatlah.. Lihatlah darahnya sangat banyak.. Apa dia juga butuh donor darah? Lihatlat... Lihat dok, darahanya.. Lihat." Gumam David menggebu-gebu, menarik turunkan suaranya. Ke dua matanya tak hentinya terus mengeluarkan air mata penyesalan.

Hiks.. hikss..

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter