webnovel

1. MELEBIHI RASA SAHABAT

Mencintai mu sesuatu hal yang paling bodoh aku lakukan.

Salsabila Amanda Seyfried

Banyak para panitia osis yang sedari tadi disibukkan oleh tugas mereka masing-masing. Karena hari ini adalah hari pertama masa perkenalan lingkungan sekolah. Untuk murid baru, kelas X.

Dilapangan pun sudah riuh dengan suara anak-anak kelas X yang bersorak kagum pada kakak kelasnya yang sedang perkenalan didepan.

Apalagi saat ini adalah sesi Ketua Osis untuk memperkenalkan dirinya, karena ia ketosnya, jadi ia yang pertama.

Seorang laki-laki tampan, gagah, dengan seragam lengkap, dan kedua tangannya ia masukkan kedalam sakunya. Dan berjalan maju naik ke atas panggung. Untuk memperkenalkan dirinya.

Semua mata tertuju pada pria ini, bagaimana tidak terpesona dengan ketampanan nya. Ia ini salah satu most wanted disini. Incaran para kaum hawa SMA ini.

Mata coklatnya menatap semua penjuru manusia yang ada disini. Dan memberikan senyuman manis dari pria ini.

"Perkenalkan, nama gue Rayhan Admabasra. Gue ketos disini, panggil gue Rayhan. Terima kasih," ucapnya sopan.

Ia menuruni panggung kembali, dan berjalan mendekati kekasihnya. Yang bernama Bela Sivana. Mereka memang baru berpacaran 1 bulan lalu. Tetapi tingkat kebucinannya sudah melebihi orang pacaran selama 1 tahun.

"Mau ke kantin, sayang?" tanya Rayhan lembut kepada Bela.

"Boleh, ayok. Aku juga laper, belum sarapan," jawab Bela senang.

Rayhan mencubit pipi gembul gadisnya dengan gemas. Bela ini memang bisa dibilang gemoy. Karena wajahnya yang masih baby face.

Rayhan seketika melihat ke arah sahabat nya yang sedang menulis sesuatu dibuku dengan ditemani oleh temannya, yang bernama Diva.

"Sal, gue sama bini gue ke kantin bentar, ya," ucap Rayhan meminta izin pada sahabat nya, yang bernama Salsa Amanda Seyfried. Biasa disapa Salsa. Salah satu wakil ketos SMA ini.

Salsa yang merasa dipanggil pun, menoleh pada sahabat kecilnya tersebut.

Ia memberikan senyuman, dan mengangguk. Mengiayakan perkataan dari Rayhan.

"Kak Salsa, Kak Diva. Mau titip sesuatu?" tawar Bela sopan.

"Gak usah, Bel," ucap Salsa dan Diva berbarengan.

"Okay, Kak,"

Mengapa Bela memanggil Salsa dan Diva dengan sebutan 'Kak' karena memang Bela adalah adik kelas mereka yang masih duduk dikelas Xl.

Sedangkan Salsa, Diva, dan Rayhan duduk dikelas Xll.

Rayhan dan Bela pun berjalan berdua dengan bergandengan tangan mesra menuju kantin nya.

Tanpa seizin dari yang punya air. Buliran air mata lolos turun dari wajah cantik Salsa. Gadis itu menangis, menahan rasa sakit yang selama ini ia pendam. Menutupi kesakitan, kerapuhan yang Salsa alami sampai saat ini.

Dada nya terasa sesak melihat orang yang dicintai nya selama ini, berjalan berpegangan tangan dengan wanita lain.

Sampai saat ini ia masih bertahan dalam cinta diam nya. Entah esok yang akan datang, apakah ia akan mampu bertahan?

Bertahan, untuk mencintai orang yang tidak pernah mencintai dirinya.

Salsa mengusap kasar wajahnya, menghapus air matanya cepat-cepat. Ia tidak ingin dilihat rapuh dan lemah oleh semua orang. Cukup diri nya saja.

Diva melihat temannya yang menangis pun, mengusap-usap punggung belakang nya Salsa, memberikan Salsa semangat. Diva tahu, apa yang ditangisi oleh temannya ini.

Ya, Salsa mencintai Rayhan. Sahabat nya sejak kecil. Mereka tumbuh bersama-sama, dan tidak diketahui salah satu diantara mereka, memendam perasaan lebih.

Bukan hanya sekedar sahabat, tetapi perasaan yang meminta lebih dari kata sahabat. Sayang nya, Salsa tidak berani mengungkapkan itu semua pada Rayhan.

Ia takut, persahabatan nya akan renggang, bila ia mengungkapkannya. Dan sekarang, malah Salsa yang menerima sakitnya, disaat Rayhan mencintai wanita lain, bukan dirinya.

Apa yang harus Salsa lakukan?

Merusak hubungan sahabat nya dengan kekasihnya putus?

Salsa tidak akan bisa, ia tidak akan pernah setega itu. Merusak kebahagiaan sahabat kecilnya.

Salsa hanya bisa menerima dengan ikhlas dan mencoba untuk menerima ini semua.

"Nangis aja Sal. Gue tahu lo rapuh," ujar Diva pelan.

Salsa masih menatap ke bawah, dan sedetik kemudian, ia menatap Diva. Teman lamanya dari SMP. Sampai mereka dipertemukan lagi di SMA sekarang.

Salsa mencoba tersenyum. Walau senyum itu hanyalah untuk menutupi kesedihan yang ia rasakan saat ini.

"Gue udah gak mau nangis lagi, kok. Gue udah ikhlas, Div." ucap Salsa tersenyum lebar.

Bohong! Ia belum ikhlas, atau bahkan tidak ikhlas.

Diva bisa melihat dari sorot mata Salsa yang menampakkan kebohongan. Ia tahu, teman nya ini sedang berbohong saat ini.

"Okay, gue percaya. Gue selalu ada buat lo, Sal. Jangan ngerasa sendiri, okay?"

Salsa mengangguk semangat, dan memeluk Diva.

"Makasih, Div." ucap Salsa tulus.

Diva membalas pelukan Salsa, dan mengangguk.

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan pelukan tersebut. Karena mendengar nama Salsa disebut oleh MC diatas panggung.

Salsa berjalan santai ke atas panggung, sembari membawa 1 buku besar. Dan mengambil mic didepannya.

"Siang adik-adik!" sapa Salsa ramah.

"Siang, Kak!" seru anak-anak kelas X kompak.

"Kenalin nama gue Salsa Amanda Seyfried. Panggil aja Kak Salsa. Gue sebagai bendahara 1 disini. Salam kenal semua," ucap Salsa tersenyum lebar.

"Kita main game, ya. Biar gak bosen." lanjut Salsa.

"Baik, Kak!" seru semuanya yang ada dilapangan.

Salsa menjelaskan permainan nya. Dengan memberikan 1 pulpen, dan semua orang berbentuk lingkaran besar ditengah lapangan. Dan dengan menyanyikan lagu balonku. Siapa yang dapat pulpen terakhir, dan lagi berhenti. Maka ia akan mendapatkan hukuman.

Seperti itu lah, permainan nya.

Salsa berjalan kebelakang sebentar, karena ponselnya mendapatkan chat dari seseorang. Dan ternyata itu Mamah nya.

Ibu Negara 🔑

Pulang sekolah langsung ke rumah.

Ada calon suami mu datang,

Itu lah kira-kira pesan dari Mamah nya.

Salsa mendengus kasar. Sebenarnya malam tadi ia sudah menolak mentah-mentah perjodohan konyol ini.

Tetapi Mamah dan Papah nya memaksa nya. Dan hari ini, pria itu datang kerumah. Cih, malas sekali. Batin Salsa.

Salsa memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, tanpa berniat membalas pesan dari Mamah nya tersebut. Rasanya malas sekali.

Diva yang berada disampingnya pun bertanya.

"Jadi dijodohin?" tanya Diva terkekeh.

Salsa menoleh malas. "Gak tahu ah, males gue. Ortu maksa. Mana udah om-om lagi." jawab Salsa kesal.

Diva tertawa mendengar nya. "Umurnya berapa emang?"

"Kata Ortu, sih, 23,"

Diva menggeplak kepala Salsa dengan buku.

"Gila, pedofil tuh om-om." gelak tawa Diva semakin lebar.

Salsa berdecak.

Diva, awas lho, ya!

"Tapi kata Mamah, ganteng katanya, tajir pula." celetuk Salsa tiba-tiba mengingat perkataan Mamah nya semalam.

"Udah, terima aja. Lumayan," ucap Diva terkekeh.

"Lo kan tahu, gua masih sekolah. Lulus aja belum,"

"Kan terima perjodohan dulu, Sal. Gak langsung nikah,"

"Tau dah, pusing gua,"

•••