38 Pria yang Mendekatinya

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Telapak tangan yang menggenggamnya terasa hangat dan kuat, Yan Xiruo berusaha melepaskan diri dari genggaman itu namun gagal. Ia pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pria yang ada di depannya.

Ketika ia menatap ke sepasang mata pria itu. Matanya bagaikan berlian hitam yang gelap dan dalam, dari lubuk hatinya merinding dengan sendirinya.

Yan Xiruo tidak menyangka ia bisa bertemu dengannya lagi, matanya yang jernih bersih menjadi panik dan berantakan.

Setelah beberapa detik mereka saling menatap, Yan Xiruo akhirnya lebih dulu mengalihkan pandangannya. Ia langsung mengerutkan alisnya dan berkata dengan acuh, "Lepaskan."

Tatapan Ye Juemo yang dalam dan penuh tanda tanya masih melekat pada Yan Xiruo. Meskipun Yan Xiruo menundukkan kepalanya, namun tetap tidak bisa menutupi benjolan yang ada di pipi kirinya serta bibirnya yang terluka.

"Apa yang terjadi?" Ia bertanya dengan nada yang rendah dan berat.

Pada saat seperti ini, Ye Juemo ternyata tidak sendirian, di sampingnya masih berdiri beberapa kenalannya. Teman-temannya itu melihat Ye Juemo tiba-tiba memberikan perhatian kepada perempuan yang rambutnya sangat berantakan dan mengenakan pakaian sobek-sobek. Tentu teman-teman Ye Juemo ini dalam hati mereka merasa penasaran.

Dalam kehidupan pribadi mereka, sudah biasa kalau mereka mencari beberapa perempuan sebagai hiburan, namun mereka belum pernah melihat Ye Juemo bersama perempuan lain, bahkan sekretaris dan asistennya adalah laki-laki.

Mereka sempat meragukan bahwa mungkin Ye Juemo tidak memiliki rasa suka pada perempuan. Namun saat dilihat dari kondisi sekarang, sepertinya ia hanya belum menemukan gadis yang bisa menarik perhatiannya.

Baju Yan Xiruo telah disobek oleh Lu Jingchen, tangan satunya yang bebas dari genggaman berusaha menutupi lubang bekas sobekan itu. Saat Yan Xiruo melihat ada banyak mata yang tertuju padanya, Yan Xiruo merasa sangat malu, "Lepaskan aku, masalahku tidak ada hubungannya denganmu!"

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Yan Xiruo, orang-orang yang berdiri di belakang Ye Juemo menarik napas. Mereka belum pernah melihat di Kota An ini ada perempuan yang berani membantah Ye Juemo yang dingin dan menyeramkan, bahkan dengan nada seperti ini.

Mereka pun berpikir bahwa Ye Juemo akan melakukan sesuatu untuk membuat Yan Xiruo diam. Anehnya, ia hanya melepaskan genggaman yang ada di tangan kecilnya itu dan mengatakan satu kata dengan nada dingin, "Pergi!"

Setelah mendapatkan kebebasannya, Yan Xiruo dengan tidak sabar membalikkan badannya dan pergi. Ia berlari seolah ada binatang buas yang mengejarnya.

Sebaliknya, Ye Juemo menatap punggung Yan Xiruo yang melarikan diri dengan cepat. Wajahnya yang tampan seakan menatap tajam punggung Yan Xiruo. Orang-orang yang berdiri di belakangnya juga merasakan aura Ye Juemo yang seketika berubah.

Yan Xiruo pun terus berlari tanpa berhenti menuju pintu keluar kapal ini dan ingin turun dari kapal pesiar ini. Sayangnya, satpam kapal telah memberitahukan bahwa kapal pesiar telah berlayar menjauhi dermaga dan akan kembali mendarat lagi besok sore.

Melihat lautan yang tidak berujung, Yan Xiruo yang tidak bisa berenang hanya bisa menyesal.

Berjalan di geladak, Yan Xiruo menghentikan langkahnya dan menundukkan badannya. Kedua tangannya memeluk lutut kakinya dan menanamkan wajahnya yang kecil.

'Mengapa, mengapa dia dan Lu Jingchen bisa menjadi seperti ini?' Pikirnya dengan hati yang sangat menyesal. Menurutnya, pernikahan yang ideal bukan yang seperti ini.

Walaupun Yan Xiruo juga menyadari bahwa setiap pertemuan pasti ada pertengkaran. Tetapi, hal yang dialami olehnya justru telah berubah menjadi perkelahian yang tidak bisa terhindarkan.

Tamparan yang dilakukan Lu Jingchen meskipun masih membekas dalam hati Yan Xirou rasa sakitnya kini sudah mulai memudar, tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Lu Jingcheng karena pukulan asbak di belakang kepalanya.

Lu Jingchen adalah suaminya, kalau memang ia mau menidurinya, ini juga merupakan sebuah keharusan. Tetapi Yan Xiruo merasa tidak bisa melakukan hal itu. Saat Lu Jingchen mendekatinya, baik ciuman ataupun sentuhannya itu semua membuatnya merasa jijik.

Kenyataan ini sudah tidak bisa diterima dalam hati dan pikirannya. Yan Xiruo sudah menghapus segala perasaannya kepada Lu Jingchen. Perasaan yang tersisa hanyalah kebencian.

Sepertinya harapan dari Kakek Lu pada Yan Xiruo ditakdirkan akan gagal. Ia tidak bisa memberikan keluarga Lu keturunan selanjutnya. Bahkan, ia juga tidak bisa menerima seorang suami yang tidak setia seperti Lu Jingchen.

Sambil menyesali takdirnya, Yan Xiruo berdiam diri di geladak kapal selama beberapa beberapa jam. Suhu laut pada malam hari jauh lebih rendah daripada di darat. Tubuh Yan Xiruo menggigil kedinginan, ia pun meringkuk, kedua tangannya memeluk tubuhnya.

Sekarang ia merasa begitu lapar, capek dan kedinginan.

Entah sudah berapa lama ia berada di sana, Yan Xiruo samar-samar mendengar suara kaki yang dengan pelan melangkah ke arahnya.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.

avataravatar
Next chapter