webnovel

Ciuman yang Ganas

Editor: Wave Literature

Melihat mata Yan Xiruo yang merah, tampak malu dan memperlihatkan gelagatnya yang panik. Seketika mata Ye Juemo yang serius dan tajam berubah lembut sedikit. Ujung jarinya yang kasar menyentuh bibirnya yang halus, "Masih berani bergerak?"

Yan Xiruo tidak berani menatap terlalu lama ke tatapan matanya yang memiliki maksud berbahaya itu. Ia pun menundukkan kepalanya. Sedetik kemudian, dia berkata dengan muka yang berwarna merah, "Aku tidak akan bergerak lagi, tapi kamu harus melepaskan aku dulu."

Dalam posisi sekarang ini, badan mereka berdua sudah semakin berdempetan, tidak memiliki celah. Walaupun mereka masih mengenakan pakaian mereka, namun suhu badan yang tinggi tetap membuat jantungnya berdetak panik dan hatinya merasa berantakan.

Selain itu, ditambah dengan napas Ye Juemo yang terasa berat, panas dan berhembus mendesah ke telinganya. Napas itu membuat seluruh badannya menunjukkan perasaannya yang tampak malu.

Bibir tipis Ye Juemo mendekat ke samping telinganya. Ia tersenyum dengan rendah, nadanya serak dan bahaya, "Hei, siapa yang menyuruhmu membuatku terangsang? Sekarang mana bisa aku melepaskanmu begitu saja?"

Tiba-tiba tangannya yang besar menyobek baju Yan Xiruo, bajunya yang memang sudah berlubangan karena Lu Jingchen, sekarang dibelah menjadi dua helai kain.

"Aaa!" Yan Xiruo menjerit keras, kedua tangannya dengan sigap menutupi dadanya yang tidak tertutup oleh baju lagi. Sayangnya Ye Juemo tidak memberikannya kesempatan, ia mengikat kedua pergelangan tangannya dengan sobekan baju itu.

"Dasar brengsek, apa yang mau kamu lakukan?" Yan Xiruo membentak dengan marah dan malu, kedua kakinya menendang sembarangan ke badan Ye Juemo.

Ia merasa dirinya sangat sial malam ini, baru melarikan diri dari Lu Jingchen, sekarang bertemu lagi dengan pria berbahaya yang bagaikan setan ini.

"Galak sekali" Kaki Ye Juemo yang panjang lurus menekan kedua kaki Yan Xiruo terus menendang-nendang. Sambil menyipitkan matanya Ye Juemo berkata, "Kamu harus bertanggung jawab atas tindakanmu tadi."

Yan Xiruo belum ada waktu mengerti kata-kata yang keluar dari mulut Ye Juemo, ciuman yang memaksakan dan kuat tiba-tiba menimpanya.

Aura maskulin yang kuat menyebar ke arahnya, dan membuatnya pusing sejenak.

Yan Xiruo ingin melawan, ingin menggigitnya, namun Ye Juemo tidak memberikan kesempatan kepadanya. Lebih jauh lagi, Ye Juemo justru menciumnya lebih dalam lagi.

Dia memegang erat kedua telapak tangannya, memukulnya terus menerus di dadanya yang lebar dan keras itu, namun Ye Juemo tidak memperdulikannya. Sebaliknya, ia memeluknya lebih erat lagi dan ciuman mereka makin dalam.

Ciuman ganas seperti ini membuat Yan Xiruo yang tidak berpengalaman, tidak memiliki kekuatan menghindarinya.

Yan Xiruo tidak bisa menghindar dari ciuman ini, juga tidak dapat melepaskan diri, kedua kakinya pun pelan-pelan melemas.

Dengan jelas ia tidak suka dengan pria yang ada di depannya ini, bahkan tidak suka dengan sentuhannya. Anehnya, kenapa ciumannya malah membawakan perasaan berdenyut kepada jantungnya.

Merasa dirinya akan tenggelam kepada ciuman Ye Juemo, ia merasa sangat panik dan menyesal serta kekuatan. Tangannya pun mengepal semakin kuat.

Kenapa bisa begini?

Ia tidak merasa jijik dengan ciumannya.

Apa Yan Xiruo benar-benar ingin menjadi orang yang persis dengan Lu Jingchen?

 Mata Yan Xiruo yang cantik jernih menatap ke Ye Juemo, sebaliknya Ye Juemo juga menatapnya dengan matanya yang gelap itu.

Di dalam matanya telah terbaca ada nafsu yang mendebar, dan ini membuat Yan Xiruo takut hingga pupil matanya menyusut terus.

Selanjutnya, apa yang akan terjadi, Yan Xiruo tidak berani memikirkannya.

Jika mau berhubungan intim dengannya lagi di saat mereka berdua memiliki kesadaran total, Yan Xiruo benar-benar tidak dapat melakukannya.

Yan Xiruo berjuang terus menerus, melakukan perlawanan. Namun Ye Juemo mulai kesal dengan ketidaktaatannya, melepaskan bibirnya. Ia pun mengangkat dagunya, dengan suara yang serak berkata, "Sudah, jangan bergerak lagi. Aku tidak akan memaksamu berhubungan intim denganku."