Pupil mata Ye Juemo yang dalam dan gelap menyapu seluruh badan Yan Xiruo yang basah kuyup. Gaun putihnya yang basah menempel ketat di badannya yang indah. Bahkan pakaian dalam berwarna pinknya pun terlihat jelas oleh lampu jalan yang menerawang ke bajunya. Memikirkan Yan Xiruo yang berpenampilan seperti ini dilihat oleh pria lain, Ye Juemo merasakan kemarahan yang keluar melewati matanya yang gelap itu.
Melempar kunci mobilnya ke Yan Xiruo, dengan nada suara yang rendah dingin berkata, "Tunggu aku di mobil." Nada yang dominan keluar dari mulutnya tidak memberikan Yan Xiruo waktu untuk memahaminya.
Setelah memungut kunci mobil itu dari jalan pedestrian ini, Yan Xiruo menundukkan kepalanya. Ia masih ragu dengan pilihannya untuk melarikan diri saat Ye Juemo melawan anak-anak muda tersebut. Namun Ye Juemo malah berpikir sebaliknya dan berkata dengan sinis, "Kalau kamu masih berani untuk tidak mendengarkan kata-kataku, maka kamu bisa menganggap aku tidak pernah melihatmu sekarang dan aku akan pergi meninggalkanmu lagi."
Apa? Pria ini bisa membaca isi hatinya? Yan Xiruo belum mengatakan apapun namun Ye Juemo sudah mengetahui isi hatinya yang kecil ini.
Yan Xiruo melihat ke belakang, mobil-mobil sport anak-anak muda tersebut sudah mendekati mereka. Sekarang, ia cuma bisa mengandalkan Ye Juemo. Hal itu membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain mematuhi perintahnya.
Melangkah beberapa langkah ke depan, Yan Xiruo membalikkan pandangannya ke Ye Juemo. Sekarang seluruh badannya sudah basah kuyup, namun tetap tidak bisa memudarkan auranya yang bagaikan penguasa yang mengerikan. Aura yang begitu kuat dari dalam tulangnya itu membuat orang tidak berani mengabaikannya.
Sambil menjaga pandangannya ke arah mobil para berandalan muda tersebut, Yan Xiruo membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil mewah Ye Juemo.
Feng Chengxi melihat Yan Xiruo telah naik ke mobil Lamborghini di depan, ia dan teman-temannya turun dari mobilnya. Mereka pun berjalan menghadap Ye Juemo.
Akan tetapi, setelah melihat secara jelas Ye Juemo, mata Feng Chengxi diselimuti sejenak kepanikan.
Badan Ye Juemo yang tinggi besar berdiri tegap di bawah hujan. Setelah baju berwarna hitam menempel ketat di badannya yang berotot kuat dan keras. Mukanya yang tampan bahkan mampu mendominasi keberanian para berandalan muda ini. Saat mata Ye Juemo menatap ke Feng Chengxi, tatapan itu begitu gelap dan dalam bagaikan jurang maut yang berbahaya.
Aura keagungan yang dibentuk sejak kecil oleh Ye Juemo tidak dapat dibandingkan dengan Feng Chengxi yang masih remaja ini.
Walaupun Ye Juemo hanya seorang diri melawan mereka berenam, namun mereka sudah merasa kalah saat merasakan auranya.
"Feng Chengxi, hari ini bukan hari akhir pekan, kamu seharusnya di sekolah." Ye Juemo membuka mulutnya dengan suara dingin.
Teman-teman yang berdiri di belakang Feng Chengxi menjadi heran karena kata-kata Ye Juemo, "Tuan Feng, kamu kenal sama pria ini?"
Feng Chengxi mendengus dengan mukanya yang percaya diri, "Tidak kenal!" Setelah orang tua Feng Chengxi meninggal karena kecelakaan, Ye Juemo menjadi wali sah Feng Chengxi dan kakak perempuannya. Kehidupan penerus keluarga Feng sekarang dikontrol olehnya, sudah lama Feng Chengxi melihat Ye Juemo dengan pandangan tidak senang.
"Aku sudah dewasa, kamu tidak perlu ikut campur dalam masalahku." Setelah itu Feng Chengxi menunjuk ke arah mobil Lamborghini Ye Juemo dan berkata, "Aku menyukai gadis itu, kamu sebaiknya jangan banyak ikut campur."
Ye Juemo mengatupkan bibirnya, pandangan matanya semakin dingin, "Chengxi, bocah kecil sepertimu masih ingin merebut perempuan yang bersamaku? Siapa yang mengajarimu tentang keberanian ini?"
Tatapan mata Ye Juemo begitu tajam, gelap dan arogan bagaikan ingin melahap manusia hidup hidup. Teman-teman Feng Chengxi dengan ketakutan membisik di telinganya, "Tuan Feng, pria ini sepertinya bukan orang biasa yang mampu kita lawan. Ayo kita pergi saja dari sini!"
Feng Chengxi mengepalkan kedua tangannya, ia berdiri tegak bagaikan patung dan berkata, "Kalau kalian masih menganggapku sebagai teman, maka kalian semua tetaplah berdiri di sini." Mata Feng Chengxi tidak menunjukkan rasa takut saat menatap ke mata Ye Juemo, "Kamu pernah bilang, jika aku bisa menang melawanmu, maka kamu akan melepaskan aku dan tidak akan mengatur kehidupanku lagi. Apa kamu masih ingat perjanjian ini?"
Ye Juemo menarik bibirnya sedikit dan berkata, "Ya, tentu saja."
"Satu hal lagi. kalau aku menang, perempuan itu akan jadi milikku!" Pikir Feng Chengxi, bila ia bisa mengalahkan Ye Juemo dan merebut perempuan itu dari tangannya, dirinya pasti akan merasakan kesenangan yang luar biasa.