Setelah memberikan tausiyah aku pun turun dan memohon pamit karena hari sudah larut malam dan aku pun sangat lelah karena belum beristirahat dari tadi pagi usai dari Al-Fatah.
Tiba-tiba gadis yang berkumpul bersama ibu-ibu tadi menghampiri kami dan membawakan bingkisan untuk kami. "Terimakasih," ucapku. "Sama-sama Gus," jawabnya seraya tersenyum dan melirik ke arahku.
Astaghfirullah, aku pun memohon pamit pulang dan meninggalkannya. Syahdan tancap gas menuju pesantren. Kulihat sangat sepi sekali. Aku menyuruh Syahdan untuk segera memeriksa santri yang masih belum tidur.
Aku pun melangkah menuju ke Ndalem untuk beristirahat. Tampak umi dan Zulaikha belum tidur. "Calon kiai ini aang," celoteh Zulaikha. Tampaknya Abah belum pulang juga.
***
Pernikahanku tinggal menunggu hari saja. Semua sibuk mempersiapkan acara pernikahanku. Kenapa jantungku deg-degan begini? Momen sakral dalam kehidupan akan segera tiba. Ya Allah aku harap ini adalah keputusan yang tepat kuambil.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com