Alhamdulillah, nasi goreng siap. Aku mencicipinya sedikit. Sempurna dan enak, semoga mas Siroj suka dengan nasi goreng ini. Aku pun menghampiri mas Siroj dan menyajikan nasi goreng ini untuknya.
"Mas cicipi ya," tuturnya membuatku deg-degan dengan penilaiannya. Tampak sepertinya ada yang kurang dari ekspresi wajahnya. "Gak enak ya Mas?" Ia hanya nyengir membuat bibirku manyun. "Enak sayang, ini nasi goreng paling enak setelah nasi goreng umi," ucapnya tersenyum. "Yakin?" ucapku ia mengangguk dan tersenyum.
"Duduk sini, mas suapi." Mas Siroj menyuapiku dengan penuh kasih. Ya Allah aku mulai mencintainya. Ia sangat menghargai dan menghormati ku. Bahkan ia rela menyuapiku dengan tangannya. "Ehmm..ehmm.. kalian itu mengingatkan umi sama almarhum Abah. Persis sekali dengan kalian." tutur umi membuatku malu karena tangan mas Siroj masih berada di depan mulutku.
"Gantian Kayla yang menyuapi mas."
"Malu ada umi."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com