Aku kasihan dengan Floren, masa mudanya ia habiskan untuk berbuat jahat dan mendzolimi orang. Tanpa ia sadari akibatnya akan fatal. Umi memanggilku dan menyuruhku untuk mengantar secangkir kopi pada kak Siroj.
Tapi saat ku antar ia menghilang. Dimana kak Siroj? Tadi disini. Kulihat dari jauh seseorang ada di hamparan sawah dekat rumah ndalem. Seperti kak Siroj? Aku pun mengamatinya dan ternyata benar itu kak Siroj.
Aku pun mengantar kopi itu ke sana. Tapi, bayangan masa kecil itu terbayang di benakku. Bayangan saat aku bersama kang Ali menghabiskan waktu bersama di hamparan ini. Sekarang kulihat seorang kak Siroj duduk di tempat biasa kami bercanda tawa bersama.
Aku pun menghampiri nya dan memberikan kopi ini untuknya. "Terimakasih Ning, repot-repot," tuturnya tersenyum dan tampak menikmati suasana persawahan yang menyejukkan. "Ning Zulaikha tidak diajak?" Tanyaku menundukkan pandangan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com