webnovel

Untuk yang penasaran

sesuai judul, hanya untuk yang penasaran aja ya😅

"Kamu memang nggak bisa di andalkan. Aku nggak mau anak itu, kamu aja yang ngurus."

"Tapi mas, ini juga bukan keinginan aku. Tuhan yang ngasih baby ini buat kita, dan kita terutama aku nggak bisa milih mau anak laki-laki atau perempuan."

"Tapi dari awal pernikahan kita, aku udah pernah bilang bahwa aku tidak menginginkan anak perempuan! Dan kamu memberikan Arsha! Oke tidak masalah karena kamu berjanji akan kembali hamil dan mengandung anak laki-laki. Tapi apa?! Kenapa yang kembali terlahir adalah anak perempuan? Dia nggak akan bisa menggantikan posisi ku nanti!"

"Terus aku harus gimana? Aku nggak bisa membesarkan anak ini tanpa kamu mas."

"Terserah, aku tidak perduli. Setelah masa nifas kamu selesai, kita bercerai."

****

Kejadian itu terus menghantui Hesti, kejadian dimana pria brengsek itu meninggalkan dia dan kedua putriny begitu saja, seolah tiada beban di hidupnya.

Dan dia pun sama, sama brengseknya karena meninggalkan dua buah hati hanya untuk membalas dendam kepada pria itu, berharap pria itu tau dan peduli kepada anak-anaknya. Tapi, kenyataan memang tak sesuai dengan keinginan, sebab pria itu sama sekali tidak mau tau tentang kehidupannya serta anaknya. Malah, dia dengan bahagianya memamerkan sang buah hati bersama istr9 baru ke seluruh dunia, bangga karena akhirnya dia mendapat seorang anak laki-laki.

Marah, benci, menyesal itu semua tiada guna, karena bagaimana pun waktu tetap berjalan dan waktu tidak memberinya kesempatan untuk merasakan semua itu. 

Untuk kembali kepada anak-anaknya, atau sekedar menjenguk pun dia enggan. Sebab ketika melihat wajah anak keduanya yang sudah tumbuh menjadi seorang gadis, ada rasa benci dan marah yang luar biasa besar. Karena dia lah, Hesti harus merasakan yang namanya di tinggalkan. Dan hingga kini bara api di dadanya belum juga padam. Meski dia tau, anaknya sama sekali tidak bersalah tapi tetap saja dia limpahkan segala kesalahan itu kepada anaknya.

Kebahagiaan pun kini belum juga dapat Hesti raih, dan dia juga tidak mau lagi merasakan apa yang namanya kebahagiaan, saat ini asalkan dia hidup berkecukupan pun sudah syukur. Apalagi di tambah ada yang mau setia menemaninya, sudahlah itu saja bagi Hesti sudah cukup dan dia tidak akan tamak untuk meminta hal lebih.

Sebenarnya, kelahiran sang cucu sudah terdengar di telinganya. Tapi dia cukup tau diri untu tidak menampakkan wujudnya di depan mereka yang sudah  dia sakiti. Terutama Arsha, sebenarnya dia cukup tau bagaimana perjuangan putrinya untuk menyekolahkan sang adik, dan tanpa mereka sadari sebenarnya Hesti juga sering membantu. Sebenci apapun dia, tetap saja dia adalah seorang ibu. Dan ibu memiliki batin yang kuat untuk anaknya, maka dari itu setiap Arsha kesulitan dalam membiayai Safa dia akan selalu membantu lewat perantara orang lain.

Dia akan hidup dengan tenang jika putri-putri membenci dirinya, karena memang Hesti merasa dia patut untuk di benci.

***********

"Anaknya lagi tidur pa, jangan diganggu nanti nangis lagi."

Teguran kesekian yang Arsha layangkan tetap saja di abaikan oleh sang suami. Bukannya apa, tapi anaknya itu baru saja tertidur sehabis nangis tadi.

"Gemes banget tau ma, lihat tuh bibirnya lucu ."

"Iya tapi anaknya kamu baru aja tidur mas, kasian jangan di ganggu."

"Yaudah kalau anaknya nggak boleh, mamanya aja deh sini yang papa cium."

Arka menarik pergelangan tangan Arsha lalu mendudukkan di pangkuannya. " Kamu jangan diet ya, gini aja aku suka."

"Emang siapa yang mau diet?"

"Ya pokoknya kamu jangan diet, nggak enak di peluk."

Arsha menatap Arka lama, militeristik sambil mengelus rahangnya yang mulai di tumbuhi bulu-balu halus. "Mas belum cucuran ya?"

"Iya lupa, nanti deh pas mandi."

Arka menghidu kuat aroma sang istri dari ceruk lehernya, lalu membubuhkan kecupan kecil di pipi kanannya. Dia sangat suka dengan aroma Arsha, dan itu bagai candu yang menjerat dirinya hingga dia sulit untuk melepas.

"Makasih."

"Hm?" Arsha yang tadi memejamkan mata langsung membukanya, bingung kenapa Arka berterima kasih padanya?

"Ya pokoknya makasih aja."

"Buat apa?"

"Buat semuanya," ujar Arka semakin membuat Arsha bingung.

"Ih, kamu kenapa sih mas, bingung tau aku."

"Makasih buat kehidupan ku yang lebih berwarna ini, dan untuk kamu yang udah mau berjuang buat baby Tia, I always love you."

*****

Segitu aja cukup kan? Aku nggak bisa ngasih yang uwu karena yang itu cuma ada di KHAIRA's story🤭. Buat yang masih penasaran, udah kejawab penasarannya? Atau kalau belum, perlu ada extra part lagi? Kalau iya, komen ya.

Oke deh gitu aja see you

Batam, 21 September 20.