webnovel

Mengapa Kita Harus Dipertemukan?

Mengapa kita dipertemukan? Apakah ada penyebabnya atau ini memang takdir kita?. Ini tentang perjuangan mereka. Alasan kenapa mereka dipertemukan dan harus berjuang demi negara, keluarga dan sahabat yang mereka sayangi...

Noorkhalifah9 · War
Not enough ratings
49 Chs

Akhir dari Tragedi 23 !!

Ghibran, Ardi dan rekan-rekan mereka berhasil menemukan bom yang bersembunyi ditaman dan Mall tepat waktu. Warga yang ada disekitar mengerumuni tempat kejadian, para polisi berusaha meminta warga untuk menjauh dari lokasi. tapi, rasa penasaran warga lebih besar dari pada keselamatan nyawa mereka sendiri.

Para reporter begitu bersemangat membawa berita. Merekam dengan jelas proses penjinakkan bom yang tengah dilakukan.

" Aku baru saja dapat laporan dari Sim. Katanya, mereka berhasil menangkap Ardiaz diperbatasan kota bersama TNI." Kata Ardi.

Ghibran menganggukan kepalanya. " Kita serahkan saja Ardiaz kepada mereka."

"Aishh, benar-benar.. " Ardi sekarang mengeluarkan keluhannya, "...Bagaimana bisa pria tua itu membuatku kelelahan seperti ini menangani kasusnya? ".

Ghibran menepuk bahu Ardi. "Anggap saja jika kita tengah mendapatkan pelatihan dari pria tua yang kau sebut barusan." Kata Ghibran.

" Mana bisa... "

Ghibran terkekeh geli melihat Ardi yang begitu kelelahan. Kalau boleh jujur, ia pun juga kelelahan menangani kasus ini. Tapi, ini sudah menjadi tugas mereka.

" Ada orang mencurigakan." Ghibran dan Ardi yang menangani bom di Mall segera menatap sekeliling mereka. "Arah pintu luar!."

Segera Ghibran dan Ardi menyuruh rekan-rekan mereka yang ada di dekat pintu luar Mall untuk menangkap orang mencurigakan tersebut.

Wawan dan Andre yang berada dekat dengan pintu luar segera menangkap pria berseragam serba hitam yang dicurigai oleh mereka. Pria itu melakukan perlawanan. Memukul dan menendang wajah Wawan dan Andre. Namun, Andre berhasil menahan pergerakkan pria tersebut dengan cepat. "Kami berhasil menangkapnya!." Lapor Wawan melalui alat komunikasi mereka.

Tapi bukankah itu terlalu mudah?. Seorang Pria dari lantai dua melempar batu kearah salah satu reporter. Melihat kejadian barusan, beberapa anggota kepolisian segera mengejar si pelaku pelemparan.

Bom berhasil digagalkan. Mereka segera menyuruh para warga yang berkerumunan untuk pergi dari Mall. Tapi,mereka tidak mau mendengarkan perkataan pihak kepolisian. Mereka justru berusaha ingin melihat bom yang diamankan oleh kepolisian.

Trak! Sebuah bom aktif jatuh dari lantai tiga Mall menuju kerumunan warga. Para Warga tidak menyadarinya, bahkan polisi pun juga tidak menyadarinya.

Boom! ledakkan yang begitu luar biasa mengejutkan mereka. Ghibran dan Ardi yang memang berada diluar Mall terkejut mendengar jeritan di dalam Mall. Para warga terkapar diatas lantai Mall. Ada yang masih bernapas dab ada yang tewas ditempat.

" Evakuasi mereka!."

***

Ledakkan yang mengejutkan terjadi secara bersamaan. Regu Nathan, regu Fadjar dan regu Andika kehilangan fokus mereka saat mendengar suara ledakkan barusan. Sim menghubungi rekannya, "Apa kalian tidak berhasil menemukan bomnya?".

"..Kami berhasil, tapi ada seseorang yang melemparkan bom kembali." Laporan dari rekannya barusan membuat Sim berdecak kesal.

Ardiaz tahu jika Sim telah mendapatkan laporan. Senyuman penuh misteri begitu jelas terlihat oleh Nathan. Apalagi Ardiaz mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

" Bom!." Teriak Nathan.

Nathan dan Andika berhasil melompat keluar dari truk. Berguling diatas jalan raya dan menabrak pembatas jembatan.

Boom! Ledakkan terjadi setelah Nathan dan Andika berhasil menyelamatkan diri mereka. Nathan meringis kesakitan saat mendapat luka diperutnya. Pisau yang ia simpan justru malah tertancap diperutnya. Brigina, Intan dan Tammi. Tiga wanita itu segera melakukan pertolongan pertama kepada Nathan.

" Enam orang tewas!." Lapor Akbar yang mengevakuasi tubuh korban. Sim juga ikut membantu Akbar mengevakuasi korban.

" Bawa mereka ke UGD Mawar."

Mereka segera membawa Nathan menuju UGD Mawar dengan kecepatan tinggi.

***

Mobil patroli terparkir dihalaman depan. Mereka segera mengangkat tubuh Nathan keatas kasur. Dokter Aulia segera menjahit luka yang didapat oleh Nathan bersama dengan beberapa perawat. Intan, Fadjar dan Andhika menunggu Nathan di luar ruangan.

Alvar, Akbar, Brigina, dan Hamka membantu para petugas medis mengevakuasi korban ledakkan bom. Tak lama, Ardi dan rekan-rekan nya datang sambil membawa lima korban ledakkan bom. Mereka hari ini begitu sibuk membantu mengevakuasi korban bersama dengan petugas medis lainnya.