webnovel

MENERJANG BADAI

21+ Monica Pertemuan indah dan berkesan tak pernah disangka-sangka kapan akan datangnya. Seorang lelaki dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta. Begitulah kisah cintaku dimulai, tetapi tidak seperti cerita dongeng, itu berakhir dengan diriku berdiri di atas kuburan, menyaksikan pangeranku diturunkan ke dalam tanah, bersama dengan semua impian kami. Sekarang dia pergi untuk selamanya dan aku tersesat tanpa arah. Sampai perjalanan dadakan ke rumah pantai keluargaku, membuat aku menghabiskan waktu bersama Roy. Dengan bantuannya, aku belajar untuk hidup seperti sedia kala kembali dan membuat rencana untuk masa depan kami. Roy Dalam perjalanan hidupku, aku merasa seperti ombak di lautan yang mengamuk, menerjang dan memecah bebatuan, tidak pernah menetap sedikitpun. Hingga Monica datang menerjang seperti badai. Menerjang hidup dan hatiku sekaligus. Aku pikir dia akan menjadi kehancuran dalam hidupku, tetapi ternyata dia menjadi ketenangan bagi hatiku. Semakin banyak waktu yang kami habiskan bersama, semakin banyak kehidupan yang dia hirup untuk kami berdua. Tapi waktu berlalu begitu cepat. Waktu yang kita habiskan berdua terasa indah, Monica siap menghadapi masa depannya, masa depan yang tidak bisa aku turuti. Jadi, aku melakukan hal yang mustahil dan berlalu pergi. Tapi hidup itu memang gila, dan cinta tidak mengenal batas sama sekali. Kalian mungkin mengira di sinilah cerita kita berakhir, tetapi kenyataannya adalah... ini merupakan awal permulaan. Bagaimana kisah cinta Monica dan Roy? Jangan lewatkan setiap bab nya...!

aroel_chan · Urban
Not enough ratings
271 Chs

BAB 56

"Itu bukan salahmu," kataku pada Dedra. "Tentu saja Kamu harus berada di sana untuk kelahiran cucumu." Ponselku berbunyi bip dengan panggilan masuk. Ini saudara perempuan aku. Aku membuka kunci pintu dan melemparkan dompetku ke atas meja. "Aku baru saja sampai rumah. Aku sedang mengemasi tas, dan aku akan segera ke sana. Pergi ke depan dan pergi. Selamat, Nenek!"

"Terima kasih, sayang."

Kami mengucapkan selamat tinggal, dan aku melemparkan ponselku ke meja, frustrasi karena aku harus berada di banyak tempat sekaligus dan aku tidak bisa melakukan semuanya. Tepat ketika telepon menyentuh granit, telepon itu mulai berdering lagi, suara itu mengirim aku ke tepi yang aku tidak tahu aku berdiri begitu dekat. "Persetan! Berhenti berdering!" Aku berteriak keras, meminta ponselku untuk diam. Ketika tidak berhenti, tangan aku menggesek perangkat yang menyinggung dan itu terbang di udara, mengenai lantai kayu. Diam sebentar tapi kemudian menyala lagi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com