webnovel

MENERJANG BADAI

21+ Monica Pertemuan indah dan berkesan tak pernah disangka-sangka kapan akan datangnya. Seorang lelaki dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta. Begitulah kisah cintaku dimulai, tetapi tidak seperti cerita dongeng, itu berakhir dengan diriku berdiri di atas kuburan, menyaksikan pangeranku diturunkan ke dalam tanah, bersama dengan semua impian kami. Sekarang dia pergi untuk selamanya dan aku tersesat tanpa arah. Sampai perjalanan dadakan ke rumah pantai keluargaku, membuat aku menghabiskan waktu bersama Roy. Dengan bantuannya, aku belajar untuk hidup seperti sedia kala kembali dan membuat rencana untuk masa depan kami. Roy Dalam perjalanan hidupku, aku merasa seperti ombak di lautan yang mengamuk, menerjang dan memecah bebatuan, tidak pernah menetap sedikitpun. Hingga Monica datang menerjang seperti badai. Menerjang hidup dan hatiku sekaligus. Aku pikir dia akan menjadi kehancuran dalam hidupku, tetapi ternyata dia menjadi ketenangan bagi hatiku. Semakin banyak waktu yang kami habiskan bersama, semakin banyak kehidupan yang dia hirup untuk kami berdua. Tapi waktu berlalu begitu cepat. Waktu yang kita habiskan berdua terasa indah, Monica siap menghadapi masa depannya, masa depan yang tidak bisa aku turuti. Jadi, aku melakukan hal yang mustahil dan berlalu pergi. Tapi hidup itu memang gila, dan cinta tidak mengenal batas sama sekali. Kalian mungkin mengira di sinilah cerita kita berakhir, tetapi kenyataannya adalah... ini merupakan awal permulaan. Bagaimana kisah cinta Monica dan Roy? Jangan lewatkan setiap bab nya...!

aroel_chan · Urban
Not enough ratings
271 Chs

BAB 49

"Kamu harus menata rambutmu," kata Ibu, sementara kami duduk di pengering tangan dan kaki.

"Untuk apa?" Aku menepuk bagian atas kepalaku. Rambutku di sanggul berantakan, yang merupakan norma bagiku karena RJ sedang melalui fase menarik rambut.

"Hanya karena." Dia mengangkat bahu. "Perlakuanku." Dia tersenyum agak terlalu lebar, dan aku meliriknya dengan pandangan spekulatif. Dia merencanakan sesuatu…

"Tidak ada salahnya memanjakan diri sesekali," tambahnya. "Hanya karena kamu seorang ibu bukan berarti kamu tidak bisa merasa cantik."

Dia ada benarnya, dan sudah lama sejak aku mendapatkan potongan yang bagus. "Bahkan sangat bagus."

Setelah kuku kami kering, kami berjalan di sebelah salon. Aku berasumsi kita akan datang, dan tempat ini sibuk, jadi aku tidak yakin apakah aku benar-benar akan masuk. Tapi kemudian Ibu memberi namaku kepada wanita di meja depan, dan aku menyadari dia membuat janji temu.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com