Alvin dan Audia baru saja selesai mandi, saat terdengar suara ketukan di pintu kamar Alvin.
"Ya?" Alvin menyahut tanpa membuka pintu.
"Maaf, Den, makan malam sudah siap. Den Alvin sama Non Audia diminta nyonya ikut makan bersama." Pelayan keluarga, Ris menjawab dari luar kamar.
"Iya, nanti kita turun. Terima kasih, Ris," Alvin menimpali.
Audia tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk. Di kamar Alvin tidak ada pengering rambut. Mau tidak mau, Audia harus ekstra usaha agar sebisa mungkin rambutnya terlihat tidak terlalu basah. Dan, usahanya sia-sia. Rambut panjangnya tidak bisa langsung kering dalam sekejap tanpa bantuan pengering rambut.
Belum lagi, tanda cinta yang sengaja Alvin tinggalkan tadi, saat mereka tengah membersihkan diri. Mengabaikan protes yang dilayangkan Audia. Bahwa mereka tengah menginap di rumah orang tua Alvin. Bukan di apartemennya sendiri, sehingga bisa berbuat sesuka hati, meninggalkan jejak kemerahan di mana pun Alvin suka.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com