Menginjak usia senja, orang tua mulai kembali dengan sifat yang seperti anak kecil. Aku sangat merasakan hal itu. Akhir ini, Ibu, mudah sekali sensi dengan hal-hal yang menurutnya sangat sepele untuk diributkan. Untunglah, Ayah, sangat sabar dalam menghadapi sifat Ibu yang seperti itu. Dan, aku pun juga sangat bersyukur memiliki kedua abang, karena bukan cuman aku, anaknya yang mengeluh tentang sikap Ibu, ini. Tak bisa aku bayangkan gimana jadinya kalau enggak ada kedua abangku, sudah bisa dipastikan aku akan menetap saja di dalam kamar daripada keluar dari kamar dan ketemu Ibu, yang akhirnya membuat aku enggak bisa menahan emosi.
"Emang, Ayah, kenapa, Bu? Ayah selingkuh?" tanyaku pelan-pelan. Jangan sampai aku salah bertanya kalau enggak mau kena imbas dari kemarahan Ibu malam ini.
Ibu menggeleng, "Itu, Ayahmu sangat menyebakan sekali. Sekarang, kalau kerja jarang kasih kabar malahan Ayah, chat sama kamu." gerutu Ibu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com