17 Bab 17 Sok Malaikat!

"Tunggu, Nek!" Aaron Liu mencoba untuk menghentikan Nenek Jiang yang kebetulan berjalan menuju ke kamar cucunya.

Ada sesuatu yang dirasanya tak tenang, saat melihat kemarahan dari nyonya rumah itu. Aaron Liu harus memastikan jika tak ada sesuatu yang buruk terjadi di antara nenek dan cucunya itu.

Rasanya akan sangat bersalah jika hubungan mereka berdua memburuk gara-gara dirinya. Aaron Liu tak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Akan lebih baik jika ia sendiri yang menjadi korban atas perselisihan itu.

"Ada apa, Aaron? Aku harus menghukum cucuku agar bisa menghargai orang lain. Selama ini dia terlalu dimanjakan hingga memiliki sikap yang sangat buruk." Nenek Jiang berdiri tak jauh dari pria muda itu. Memperhatikan jika Aaron Liu merasa tak nyaman atas kondisi itu.

"Jangan lakukan apapun pada Nona Jiang, Nek. Apa yang tadi dikatakannya memang benar. Aku sendiri yang tanpa sengaja menabrak mobil yang ditumpanginya dan tak bisa membayar kerugian itu. Nona Jiang sudah berbaik hati untuk membayar segala kerugian itu," bujuk Aaron Liu pada seorang wanita tua yang sudah begitu baik padanya.

Hubungan mereka menjadi memburuk karena keberadaan Aaron Liu. Sebagai seorang pria yang bertanggung jawab, ia harus melakukan sesuatu agar Nenek Jiang tak melakukan sesuatu yang menyakiti hati cucunya sendiri.

Tak masalah jika Aaron Liu harus sedikit mengorbankan dirinya sendiri. Asal hubungan Nenek Jiang dan cucunya akan baik-baik saja, ia akan melakukan apapun untuk mereka berdua.

"Apakah kamu sedang membela cucuku yang manja itu?" tuduh Nenek Jiang pada seorang pria tampan yang sudah beberapa hari tinggal di rumahnya.

"Bukan sedang membela, Nek. Itu adalah faktanya. Nona Jiang sudah sangat baik padaku. Bolehkah aku meminta agar Nenek tak menghukumnya?" Aaron Liu mengatakan hal itu dengan nada memohon. Dia benar-benar sangat berharga jika hubungan antara nenek dan cucunya itu tetap baik-baik saja.

Nenek Jiang terdiam sejenak, dia tak yakin dengan semua kata-kata dari Aaron Liu. Bisa saja, pria itu sengaja membohonginya untuk membela Jiang Lily. Hanya pikiran itu saja yang dipikirkan oleh wanita itu.

Namun ... melihat betapa serius dan juga tulusnya Aaron Liu memohon, Nenek Jiang akhirnya mengurungkan niatnya. Ia pun berbalik arah dan mendekati pria yang sudah berkali-kali menolongnya.

"Kali ini aku menuruti ucapanmu, Aaron. Lain kali, jangan coba-coba untuk membela anak nakal itu!" peringat Nenek Jiang sebelum meninggalkan Aaron Liu sendirian di sana.

"Terima kasih, Nek," sahut Aaron Liu dengan suara nyaring agar terdengar oleh wanita tua yang sudah berjalan menjauh darinya.

Aaron Liu merasa cukup lega. Setidaknya, ia bisa memastikan jika Nenek Jiang tak akan memberikan hukuman apapun pada cucunya. Hal itu cukup membuatnya merasa tenang. Ia pun bergegas menuju ke kamar untuk mengganti pakaian.

Baru beberapa langkah menuju pintu kamarnya, seseorang sudah berdiri dengan tatapan tajam dan penuh kebencian. Tak perlu dipertanyakan lagi, sudah sangat jelas jika itu adalah Jiang Lily yang sejak tadi menguping pembicaraan mereka.

"Apa yang sudah kamu lakukan pada nenekku hingga begitu patuh pada ucapanmu? Apakah kamu sudah meracuni pikiran nenekku? Apakah kamu dikirimkan oleh seseorang untuk memata-matai rumah ini?" tuduh Jiang Lily pada seorang pria yang memiliki posisi khusus di hati neneknya.

"Maaf, Nona. Sepertinya Anda telah salah paham," sanggah Aaron Liu atas tuduhan cucu dari seorang wanita yang sudah begitu baik padanya.

"Jangan mengelak kamu, Pria miskin! Wajahmu boleh saja rupawan, tapi aku yakin jika kamu hanya seorang penjilat yang sengaja mendekati dan menipu nenekku." Jiang Lily kembali melontarkan sebuah tuduhan tak main-main pada Aaron Liu. Dia tak peduli jika hal itu akan menyinggung perasaan pria itu.

Selama ini, Nenek Jiang tak pernah benar-benar percaya pada siapapun selain dirinya. Namun, yang dilihat oleh Jiang Lily kali ini sangatlah berbeda. Neneknya begitu peduli pada pria itu dan sangat mempercayainya. Hal itu memunculkan kecurigaan baginya.

Aaron Liu mencoba untuk mengendalikan perasaannya. Ia tak ingin terkecoh dengan kata-kata perempuan itu dan membuatnya gelap mata. Sebuah senyuman lembut diperlihatkannya pada sosok perempuan cantik yang tadi pagi sudah membantunya.

Meskipun Jiang Lily sedikit kasar, di dalam hatinya masih ada rasa belas kasihan. Aaron Liu sama sekali tak akan terpancing amarah oleh kata-kata perempuan itu. Dia berusaha untuk bersabar dan menerima apapun kata-kata tak mengenakan yang ditujukan untuknya.

"Jangan berlagak sok malaikat di sini! Aku peringatkan ... jangan coba-coba untuk mendekati nenekku!" seru Jiang Lily lagi pada seorang pria yang tadi pagi sempat ditemuinya di jalan. Sebuah pertemuan tak terduga yang berakhir dengan kebencian.

"Saya sama sekali tak berniat untuk merencanakan hal jahat pada Nenek Jiang. Pertemuan kami benar-benar tak disengaja." Aaron Liu mencoba untuk menjelaskan hal itu pada perempuan cantik yang tak lain adalah cucu dari Nenek Jiang. Namun, penjelasannya itu sama sekali tak berguna sama sekali.

Jiang Lily justru tertawa lepas mendengar penjelasan pria itu. Dia sama sekali tak percaya dengan setiap kata yang keluar dari mulut Aaron Liu.

"Semua penipu juga akan mengatakan hal itu. Kamu pikir aku bodoh!" ketus Jiang Lily dengan suaranya lantang.

Semua orang yang kebetulan berada di dalam rumah langsung memperhatikan mereka berdua. Mereka sangat yakin jika terjadi pertengkaran hebat antara cucu dari pemilik rumah dan juga seorang tamu istimewa yang tinggal di sana.

Sedangkan Aaron Liu ... berada dalam situasi yang serba salah. Ingin rasanya ia menghilang dari sana daripada harus menghadapi kemarahan dari perempuan itu.

avataravatar
Next chapter