webnovel

Tanggung Kemarahan Ayahku !

Editor: Atlas Studios

Di bawah sinar bulan, tato sisik naga di lengan Hao Ren mulai menjadi pudar setelah dicuci beberapa kali. Tato itu terlihat seperti bersinar dan memiliki kekuatan misterius.

"Legenda tentang naga yang dibicarakan nenekku tidak mungkin benar, khan?"

"Ren! Ayo main kartu!" teriak Zhao Jiayi, membangunkan Hao Ren dari pemikiran yang mendalam.

Setelah bermain kartu hampir semalaman, akhir minggu telah berakhir. Pada saat mereka membuka mata mereka kembali, hari Senin telah tiba.

"Ren, aku dengar kamu menggoda seorang gadis dan sekarang dia memburumu?"

"Aku dengar gadis ini sedikit gila, memasang poster-poster pencarian di seluruh lingkungan sekolah. Ah, sayang sekali hari Sabtu aku pulang ke rumah …."

"Aku sedang di kantin. Gadis itu cantik dan dia bahkan menyentuh perut Ren!"

"Hei, Ren. Apa yang telah kau lakukan pada gadis kecil itu?"

"Jangan menuduh Ren, dia orang yang baik …"

"Tentu saja, Hao Ren orang baik! Ia bahkan sudah enam kali mendapatkan Kartu Orang Baik (zona pertemanan1 ) di semester ini saja!"

Orang-orang di dalam ruangan kelas berdiskusi satu dengan yang lain sepanjang kelas. Semuanya dengan kehebohan yang luar biasa, membicarakan gadis yang datang ke sekolah untuk mencari Hao Ren hari Sabtu yang lalu, menjadikannya topik yang terpanas minggu ini.

Hao Ren tidak berusaha untuk mengikuti percakapan itu. Rasa nyaman dari sinar matahari yang hangat membuatnya sedikit mengantuk.

Terkadang ia mengangkat kepala dan memperhatikan Ketua Kelas Xie Yujia yang duduk di depan. Dia terlihat sedikit lebih peduli dibandingkan yang lain tentang apa yang telah terjadi. Meskipun demikian, dia segera menghindari kontak mata dengan Hao Ren kapanpun Hao Ren memandangnya.

Hao Ren ingin menjelaskan padanya dia bukan seorang pemikat wanita. Semua itu gara-gara teman-temannya. Kapan pun ia bercerita pada temannya tentang seorang gadis yang dia pandang cantik, teman-temannya akan menyatakan "kekaguman Hao Ren" untuknya dengan menggunakan namanya dan meningkatkan kemungkinannya mendapatkan Kartu Orang Baik.

Tentu saja, Xie Yujia salah satu yang memberikannya Kartu Orang Baik kepadanya.

"Mungkin sebaiknya aku mengajak Xie Yujia ke pantai? Nenek mungkin akan menyukai seorang gadis cantik sepertinya."

"Tapi terakhir kali saat Zhou Liren mempermainkanku, Xie Yuiya sudah mengatakan dia tidak tertarik denganku …" Saat pemikiran itu muncul, Hao Ren mendesah dan melanjutkan tidur di atas meja.

Kuliah sore yang membosankan akhirnya selesai, Hao Ren bangun dari mimpi yang membingungkan dan merasa kaku di lengan kanannya.

Saat dia berusaha menghilangkan rasa kaku di lengan kanannya dengan menggerak-gerakkannya, dia menyadari lengan kanannya menjadi lebih tebal!

Karena kemejanya berlengan panjang, Zhao Jiayi dan yang lainnya tidak menyadari perubahan di lengan kanannya. Meskipun demikian Hao Ren dengan jelas dapat merasakan lengan kanannya membengkak.

Setelah memikirkan tentang tato yang aneh, gadis kecil yang angkuh, dan peningkatan kekuatan yang tiba-tiba, Hao Ren menemukan beberapa keterkaitan di antara ketiganya. Dengan cepat ia berdiri, bimbang untuk beberapa saat dan bergegas keluar dari kelas.

"Hei… " Zhou Liren dan kedua orang lain yang sedang membereskan tas mereka dan hendak makan malam tiba-tiba melihat kepergian Hao Ren yang terburu-buru dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Hao Ren bergegas keluar dari ruangan kelas dan berjalan tanpa henti sampai dia menghentikan taksi di luar sekolah.

"Tuan, pergi ke Sekolah Menengah LingZhao. Cepat!" kata Hao Ren dengan tidak sabar dan melompat naik ke dalam taksi

"Baik!" Sang supir taksi melaju dengan cepat. Dalam hitungan menit, Ren telah tiba di pintu utama Sekolah Menengah LingZhao.

Murid-murid sekolah menengah baru saja meninggalkan sekolah saat Hao Ren tiba. Murid-murid berseragam mulai berjalan keluar dari gerbang seperti air pasang.

Hao Ren berdiri sambil berjinjit di atas sebuah pagar yang tinggi. Ia berusaha mencari jejak gadis kecil itu.

Meskipun begitu semua murid mengenakan seragam biru muda yang sama dan usia mereka hampir sama. Mata Hao Ren menjadi lelah dan kepalanya menjadi pusing, tadi dia masih belum menemukan gadis itu.

"Paman, kamu berusaha mencariku?" Tiba-tiba sebuah suara yang riang muncul tepat di belakangnya.

Hao Ren berbalik dan melihat gadis muda yang berusaha dia temukan.

Dia mengenakan seragam biru muda yang sama, rambut berbuntut kuda yang sama, dan tanda pengenal Sekolah Menengah LingZhao yang sama seperti murid-murid yang lain. Satu-satunya yang berbeda papan nama di seragamnya - Tingkat 2, Kelas 2, Zhao Yanzi

Ada seorang gadis lain di sebelahnya. Meskipun gadis itu tidak secantik Zhao Yanzi, dia berasal dari tingkat dan kelas yang sama.

Hao Ren merasa sedikit malu saat dia melompat turun dari pagar, "Um … "

"Sudah aku bilang, kamu akan datang mencariku." Gadis ini yang bernama Zhao Yanzi berkata dengan percaya diri dan sombong.

"Zi, siapa dia?" bisik gadis di samping Zhao Yanzi sambil memandang Hao Ren dengan waspada.

"Seorang paman dari Universitas Lautan Timur. Dia berhutang sesuatu kepadaku." kata Zhao Yanzi pada gadis itu.

Paman … Hao Ren merasa otaknya terbelah menjadi dua saat mendengar bagaimana mereka memanggilnya.

Setelah mendengar jawabannya, gadis di samping Zhao Yanzi masih tetap waspada terhadap Hao Ren.

"Ayolah, apa aku terlihat seperti orang jahat? Aku pikir mukaku terlihat cukup baik dan tidak berbahaya …" Hao Ren melihat gadis itu dengan pasrah.

"Namamu Zi?" tanya Hao Ren kepada Zhao Yanzi sambil berusaha memecahkan momen yang canggung itu.

Zhao Yanzi menunjuk pada papan namanya.

"Paman, siapa namamu?" tanyanya pada Hao Ren.

"Namaku Hao Ren." kata Hao Ren.

"Biasanya mereka yang menyebut dirinya orang baik, tidak benar-benar baik." kata gadis di samping Zhao Yanzi.

"Ling, kamu bisa pulang ke rumah lebih dulu. Aku masih punya beberapa hal yang ingin kubicarakan kepada paman ini. Hari ini aku tidak bisa pulang ke rumah bersamamu," kata Zhao Yanzi pada gadis di sebelahnya.

"Baiklah … hati-hati …" sang gadis kembali memandang Hao Ren dengan waspada dan mengingatkan Zi dengan cemas.

"Paman, bukannya terlalu terlambat mencariku sekarang?" Melihat Ling berjalan semakin jauh, Zhao Yanzi memandang Hao Ren dan berkata.

"Jangan memanggilku paman, panggil saja Ren." kepala Hao Ren hampir meledak.

"Baik paman," kata Zhao Yanzi.

Hao Ren tak bisa berkata-kata.

"Baguslah kau datang menemuiku. Tapi maaf, sudah sangat terlambat. Orang tuaku sudah mengetahui aku kehilangan benda itu. Tunggulah dan tanggung kemarahan ayahku."

Hao Ren sedikit marah dengan keangkuhan gadis kecil itu. Akan tetapi, dia menahan diri.

"Tunggulah. Orang tuaku akan datang menemukanmu sendiri besok." Setelah Zhao Yanzi selesai berbicara, ia merenggut ransel merah mudanya dan berlari pergi. Ia bahkan tidak menunggu reaksi Hao Ren.

Hao Ren berdiri di sana tidak dapat berbicara apa-apa. "Tentu." Hao Ren berpikir, "Bilang pada orang tuamu untuk datang. Lihat saja siapa yang takut pada siapa!" Hao Ren menahan amarahnya saat kembali ke universitas dan langsung menuju asramanya untuk tidur; dia bahkan tidak punya selera untuk makan malam.

"Ren terlihat emosional, seperti remaja yang jatuh cinta."

"Apa ini karena gadis kecil yang cantik itu?"

"Tidak mungkin, Ren suka gadis kecil yang cantik itu?"

"Atau mungkin ini karena Xie Yujia?"

"Ren benar-benar menyukai sang ketua kelas?"

"Jelas sekali, kan?"

"Apa sebaiknya kita membantunya?"

Teman-teman asrama Hao Ren mulai berbincang ketika mereka melihat Hao Ren tidur di tempat tidurnya saat mereka kembali.

Keesokan harinya, Hao Ren berusaha bersikap ceria saat dia masuk kelas. Tatonya telah menghilang seluruhnya, tetapi seluruh lengannya sangat bengkak. Pembuluh darahnya menonjol seolah-olah tangannya dipenuhi kekuatan tapi tidak ada tempat menyalurkannya. Sangatlah tidak alami.

Ketiga teman asrama Hao Ren melihat wajahnya yang suram dan berpikir ia terganggu karena gadis itu. Akibatnya mereka menghabiskan setengah hari berusaha menyemangatinya.

Di sisi lain, Hao Ren berada dalam suasana hati yang buruk setiap kali dia memikirkan orang tua Zhao Yanzi. Mungkin, mereka bahkan akan membawa masalah ini ke kantor administrasi universitas.

Selama kelas, Zhao Jiayi mendatangi Zhou Liren dan Cao Ronghua. "Kelihatannya, Ren benar-benar patah hati. Dia tidak pernah sedingin ini sebelumnya."

"Ya, kelihatannya jiwanya keluar dari tubuhnya hari ini. Mungkin sebaiknya kita mengajaknya makan siang dan berusaha menyemangatinya," kata Cao Ronghua saat bel kelas terakhir mulai berbunyi.

Cao Ronghua dan Zhou Liren menyeret Hao Ren bangun dan berkata, "Ayo! Ren! Kami akan mentraktirmu makan siang!"

"Aku benar-benar tidak merasa ingin makan … " kata Hao Ren saat dia diseret keluar dari ruang kelas. Pada saat dia bertanya-tanya kapan kantor administrasi akan memanggilnya, sebuah objek hitam memasuki penglihatannya.

Yang dia lihat hanyalah sebuah sedan hitam Mercedes Benz S-Class yang parkir di pintu masuk utama sekolah dan dua laki-laki setengah baya dengan setelan hitam dan sarung tangan putih berdiri di sebelah mobil itu.

Banyak pelajar berkumpul di gerbang sekolah, ingin mengetahui anak kaya mana yang ditunggu kedua laki-laki ini. Penting untuk diketahui Universitas Lautan Timur pada umumnya untuk warga negara biasa, meskipun ada beberapa anak yang kaya yang masuk universitas ini. Akan tetapi Universitas Lautan Timur pastinya bukan sekolah untuk para bangsawan.

Cao Ronghua dan yang lainnya menyeret Hao Ren ke sana untuk melihat apa yang terjadi. Tidak disangka-sangka, kedua lelaki tadi bergegas menuju Hao Ren dan berkata, "Anda akhirnya telah selesai dengan kelas Anda. Tuan kami telah menunggu."

Perubahan yang tiba-tiba ini membuat Cao Ronghua dan Zhou Liren terkejut. Mereka melepaskan Hao Ren saat mereka menyadari Hao Ren adalah orang yang dicari kedua orang dengan setelah hitam ini.

Para pelajar di sekitar semuanya berdiskusi satu dengan yang satu yang lain. Jika apa yang terjadi di kantin pada hari Sabtu "berita" besar, maka dua orang dengan sebuah mobil S-Class Mercedes Benz datang ke sini mencari Hao Ren adalah "breaking news2".

"Jadi keluarga Hao Ren kaya …."

"Mungkin mereka bukan keluarga Hao Ren. Lihat reaksinya, ia benar-benar terkejut."

Mereka yang mengenal Hao Ren tapi tidak terlalu dekat dengannya yang paling memperbincangkan masalah ini.

"Kalian adalah … " Hao Ren melihat keduanya dengan bingung.

"Tuan kami, yang juga ayah Nona Zi, mengirim kami untuk menjemput Anda. Kami hanya perlu waktu sore ini saja. Silakan masuk ke mobil." kedua pria itu membungkuk kecil kepada Hao Ren dan berkata dengan sopan sambil membuka pintu mobil.