Liu Yiwei sedikit tidak memercayai telinganya. Kini ia sudah berusia lima puluh tahun, baik dari segi kualifikasi maupun pengalaman, kemampuannya sudah hampir menyamai para anggota kelompok ahli tingkat tinggi dari Institut Nasional Penelitian Medis bidang bedah saraf.
'Gadis itu masih sangat muda, tapi dia sudah memiliki kualifikasi yang pantas untuk dibandingkan denganku?' Liu Yiwei bertanya-tanya dalam hati.
Detik selanjutnya, Liu Yiwei mendengar Lin Botong berkata, "Dia ya... bisa dibilang muridku juga! Empat tahun lalu, dia masuk ke kelompok ahli tingkat tinggi di Institut Nasional Penelitian Medis, dia pernah bekerja bersamaku selama setahun."
Mendengar penjelasan itu, Liu Yiwei tidak bisa berkata-kata.
Lin Botong mengambil secangkir teh yang ada di mejanya, meminumnya, lalu menghelakan napas dengan senang. "Sebarkan kabar ini kepada dosen lainnya. Nanti ketika masuk kelas, kalian jangan ragu untuk melakukan tanya-jawab dengannya, ini adalah kesempatan yang bagus untuk perkembangan para mahasiswa kampus kita!"
Gadis kecil itu ingin menolak permintaannya, ia masih terlalu muda…
***
Fu Si berdiri di tengah toko, matanya menyapu seluruh rak persediaan medis.
Pria itu memakai kemeja putih, celana formal hitam, serta jas hitam panjang sebagai luaran yang membuat badan tingginya terlihat tegak dan ramping. Wajah Fu Si terlihat tampan. Dibalik kacamata berbingkai emas yang ia pakai, mata monolidnya gelap bagaikan tinta, terlihat tajam.
Qin Sheng berdiri di samping Fu Si. Saat melihat tuannya itu, ia pun merasa takjub.
'Pria yang disayangi Tuhan memang berbeda,' pikir Qin Sheng. Ia memerhatikan sekitarnya. Toko itu adalah toko yang sangat biasa, tapi saat Fu Si berdiri di depannya, kelas toko itu bagaikan ikut meningkat!
Qin Sheng sudah bisa memprediksi, kedepannya toko itu pasti akan menjadi populer karena keberadaan Fu Si.
"Tuan Fu, apa Anda sudah puas? Sekali lagi saya katakan kepada Anda, toko ini adalah toko yang saya pilih setelah mempertimbangkannya untuk waktu yang lama," kata Qin Sheng.
Pria itu kemudian melanjutkan, "Toko ini terletak pas di samping Universitas Kedokteran Kota Nan, tempatnya sangat strategis dan merupakan pilihan pertama para mahasiswa… Nona Chi Gui, kecuali kalau dia tidak butuh belanja, pasti akan memilih toko ini!"
Mata Fu Si fokus melihat barang-barang yang ada di dalam toko. "Barang-barang di sini semuanya sudah dipilih yang mereknya bagus?"
Fu Si tidak tertarik dengan barang-barang medis, tapi jika barang itu nantinya akan dipakai oleh Chi Gui, maka mereknya harus yang paling bagus.
"Tentu saja!" Qin Sheng menganggukkan kepala, "Aku sengaja mencari ahli medis di kota besar Jing untuk memastikannya!" Barang-barang itu mungkin akan dipakai oleh calon bos wanitanya, mana mungkin Qin Sheng berani main-main?
Fu Si menganggukkan kepalanya dengan puas.
Mengingat Chi Gui yang suka tawar-menawar, Fu Si berpikir bahwa Chi Gui pasti sangat pelit. Jari tangannya yang ramping mulai mengetuk-ketuk meja.
Tiba-tiba, Fu Si berkata, "Qin Sheng, coba kamu pergi promosi kepada para mahasiswa. Katakan di toko kita sekarang sedang ada promo diskon 90 persen, kalau punya voucher diskonnya jadi 95 persen."
"Promosi kepada seluruh mahasiswa kah?" Qin Sheng belum sempat memproses perintah Fu Si.
Mata Fu Si yang cantik melirik Qin Sheng dengan dingin. "Menurutmu?"
Qin Sheng segera mengisyaratkan 'OK' dengan jarinya, "Saya mengerti… mengerti."
***
Setelah menyelesaikan prosedur pendaftaran, mengambil buku dan barang-barang yang diperlukan, Chi Gui pun bersiap meninggalkan kampus. Namun pada saat yang bersamaan, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Chi Gui mengeluarkan ponselnya dan melihat, ternyata itu adalah sebuah pesan promosi. Toko di samping kampus sedang melakukan diskon besar dengan tema 'Menunggu kedatanganmu'.
Diskon di toko itu sangat banyak. Pesan itu bahkan memberikan sebuah voucher kepada Chi Gui, seakan-akan takut tidak rugi. Gadis itu pun merasa bahwa pemilik toko itu kurang cerdas dalam melakukan promosi.
Namun, saat ini Chi Gui sedang akan memulai pembelajaran tahun ketiga di Departemen Bedah Saraf. Kebetulan, ia harus menyiapkan pisau bedah sendiri. Maka dari itu, Chi Gui pun berjalan keluar kampus dan melangkahkan kakinya menuju toko yang sedang melakukan promosi itu.
***
Qin Sheng sedang duduk di sebuah kursi dekat pintu di dalam toko. Matanya menatap tajam ke luar, merasa khawatir.
"Tuan Fu, apakah promosi kita tidak terlalu berlebihan? Kalau Nona Chi mengira itu adalah modus penipuan dan langsung menghapus pesan itu bagaimana?"
Voucher diskon itu memang terlalu berlebihan. Toko di depannya yang memiliki slogan 'Bos wanita telah kabur, besok kami tutup toko ini, hari ini jual rugi' saja tidak seketerlaluan ini.
Fu Si duduk di balik counter, jari tangannya yang cantik sedang bermain dengan ponselnya. Mendengar kata-kata Qin Sheng, dengan yakin ia berkata, "Dia pasti akan datang."