webnovel

Siap-siap Jadi Istriku Secepatnya

Pagi itu Edwin berangkat ke kantor dalam situasi hati yang buruk, ia memasang wajah masam pada semua karyawannya.

Membuat semua orang dikantornya enggan untuk menyapanya, Dari balik kaca di lantai dua Edwin menunggu kedatangan Bila.

Benar saja dugaan Edwin pagi ini Bila ke kantor diantar oleh Khafiz, karena ia tahu motor Bila dititipkan dikantor kemarin sore.

Edwin segera turun dengan niat bisa berpapasan dengan gadis yang sudah membuatnya tak bisa tidur semalaman.

Ketika mereka bertemu, Bila dengan ramah memberikan senyuman dan menyapa Edwin namun tak dibalas oleh laki-laki itu, Bila merasa aneh dengan sikap Edwin.

Bahkan sejak kemarin sore Edwin tak menghubunginya, sampai siang hari ketika waktu istirahat tiba.

Edwin hanya meminta bu Anis untuk memberi tahu kalau ketika jam istirahat Bila harus menemui Edwin.

Bu Anis memberi tahu hal tersebut pada Bila, dengan patuh juga Bila melksanakan pesan yang bu Anis berikan.

"Mbak....hati-hati sepertinya bos kecil sedang marah" Bu Anis mengingatkan Bila.

"Ya bu, makasih".

"Mbak Bila mau saya tunghuin?" .

"Ga usah bu, pak Edwin ga gigit kan, bu Anis istirahat saja".

Setelah Bu Anis meninggalkannya Bila segera menuju ruangan Edwin, ia mengetuk pintu baru setelah Edwin memintanya masuk ia membuka ruangan itu lalu masuk ke dalam.

Suasana ruang kerja Edwin terasa begitu suram karena wajah masam Edwin, ia belum berani menerka apa yang terjadi, ia hanya berfikir bahwa ia melakukan kesalahan laporan sehingga berakibat fatal pada perusahaan.

Mereka terdiam untuk beberapa waktu sampai Edwin bertanya pada Bila.

"Kemarin sore kamu kemana?".

"Aku pergi nganter Fani ambil bajupengantin".

"Nganter Fani ya?"

"Iya, emang kenapa kak?".

"Yakin sama Fani, tadi pagi kamu ke kantor sama siapa?".

"Sama Fani juga kak, emang kenapa?".

Bila tidak menyadari kalau yang Edwin lihat adalah Khafiz,sehingga membuat wajah bengis Edwin terpampang nyata.

"Bila kamu ga lagi bohong kan?".

"Maksut kakak apa?" Bila mulai kesal dengan tingkah Edwin "emang kakak pikir aku tukang bohong kayak kakak" Bila berdiri dengan perasaan kesal.

"Maaf pak, kalau tidak ada hal penting saya pamit" Bila berkata dengan jutek kemudian bergegas meninggalkan Edwin.

Melihat Bila hendak pergi dengn cepat Edwin menyusul Bila, ia menarik tangan Bila sehingga Bila jatuh kedalam pelukannya, dengan Erat Edwin memeluk Bila seolah tak ingin melepaskannya.

Bila berusaha melepaskan pelukan Edwin, namun ia tak mampu karena dekapan Edwin yang terlalu kuat.

"Aku ga akan lepasin kamu, kita menikah secepatnya Bil, aku ga mau kehilangan kamu" Edwin berkata dengan suara gemetar seperti hendak menangis.

"Ada apa kak, lepaskan aku dulu, semua bisa dibicarakan baik-baik" Bila masih tak mengerti apa yang terjadi.

"Aku ga mau lepasin kamu, cukup sekali aku kehilangan kamu, aku ga akan biarin pergi". Edwin tak menggubris permintaan Bila.

"Kak....tapi aku kesakitan kak, lagi pula ini.di kantor kalau ada orang yang tiba-tiba masuk gimana?" Bila mencoba memberikan penjelasan pada Edwin.

Ahirnya dengan berat hati Edwin melepaskan Bila, ia benar-benar menitikan air mata, membuat Bila bertambah bingung.

Bila segera mengusap air mata disudut mata Edwin "kak ada apa, kalau kakak ga bicara bagaimana aku bisa tahu apa yang membuat kakak seperti ini?" Bila memberi penjelasan pada Edwin.

"Bila kamu ga akan ninggalin aku kan?".

"Kak....ada apa?".

"Kenapa kamu bohong sama aku Bila, kamu bilang kamu pergi sama Fani, dan tadi ke kantor sama Fani, aku tahu semuanya Bil, kamu ga pergi sama Fani" dengan emosi Edwin menjelaskan semuanya.

Bila justru tersenyum melihat ekspresi cemburu Edwin "Oh....kakak ceritanya lagi cemburu sama Khafiz ya hahahah...." Bila meledek Edain.

"Kak jangan samain aku sama kakak ya," Bila terdiam sejenak sambil tersenyum mengejek "eh aku belum cerita ya sama kakak?".

"Cerita apa?" Edwin semakin penasaran.

"Aku pernah pacaran lho sama khafiz" dengan sombong Bila berkata, membuat Edwin semakin cemburu.

"Maksut kamu?".

"Ya, setelah kakak pergi ke Jepang aku sama Khafiz jadian" ia berkata dengan nada memprovokasi.

"Bila...jadi Khafiz mantan kamu, terus ngapain kamu pergi sama dia?"

"Ih....pengen tahu aja, apa pengen tahu banget"

"Bila....kamu ga usah mancing emosiku, kalu kamu gini terus awas kamu" Edwin mengancam Bila sambil mendekatkan tubuhnya pada Bila.

"Upz....sabar bos, mau apa?"

"Aku ga main-main Bil, aku bisa nekat kalau kamu macem-macem".

"Sabar kak, semua ada penjelasannya" Bila mulai takut dengan sikap Edwin.

"Jelaskan sekarang juga, atau aku ga akan berbuat diluar kendali"

"Kak...sabar ya" Bila mencoba menenangkan dirinya juga Edwin " kak....ingatkan kejadian yang membuat hubungan kita berakhir, semua karena aku tidak memberi kakak kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya"

"Maksut kamu?"

"Jadi sekarang apa yang dulu aku rasaain saat ini kakak juga sedang mengalaminya, tapi aku ga akan menjelaskannya,nanti sore ada yang akan menjelaskan semuanya oke" Bila bersikap santai.

Ia seolah sedang memberikan shock terapi pada Edwin, agar ia tahu rasa sakitnya cemburu dan merasa dikhianati.

"Ok...aku tunggu penjelasan kamu, tapi kalau kamu terbukti main-main.dibelakangku, aku ga akan melepaskan kamu, kamu harus siap-siap jadi istriku secepatnya" ancam Edwin.

Edwin menggenggam pundak Edwin, mencoba untuk kembali memeluknya.

"Ya aku tahu...ga gini juga kali kak". sambil mencoba menghidari Edwin dengan sikap tenang.

Yang sebenarnya Bila merasa ngeri dengan sikap agresif Edwin yang tampak seperti seekor harimau yang siap melahap rusa buruannya.

Edwin sadar bahwa sikapnya memang keterlaluan, tapi ia benar-benar tidak bisa mengendalikan diri, iapun segera meminta maaf pada Bila.

"Maaf Bil..."

"Aku maafin kakak kok, sekarang aku istirahat dulu ya, kakak juga jangan lupa makan biar ga seperti macan kelaparan" Bila meledek Edwin sambil keluar dari ruangan itu.

Sementara Edwin hanya tersenyum kecut, antara malu dan penasaran dengan penjelasan Bila.

Maaf sepertinya capternya kebalil deh, yg kemarin sy Up di capter 70 harusnya di capter ini.

Maaf gagal fokus kurang Aqua ?????

Happy reading

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter