webnovel

Menjaga Dua Hati.

Kian hari hubungan mesra antara Edwin dan Vita makin tak terbanantahkan, walau Vita tahu edwin telah memiliki kekasih ia tak menganggap hal itu seriyus, ia berdalih bahwa dalam hunungannya dengan Edwin bukanlah hubungan dengan ikatan, baginy pacaran atau tidak dengan Edwin yang penting ia bisa dekat dengannya.

Sampai Vita sendiri melupakan bahwasannya ia juga telah bertunangan, ia menyembunyikan kenyataan itu rapat-rapat, istilahnya ia bermain cantik dalam menjaga dua hati, Dimas tunangannya tak pernah merasa curiga pada Vita, karena sebelum bertemu Edwin kembali ia memang gadis yang setia, namun hal itu hilang tatkala cinta masa putih abu-abunya datang kembali.

Dengan rapih ia membagi dua waktu antara Edwin dan Dimas, Edwin sendiri juga tak tahu kenyataan bahwa TTMnya sudah berstatus milik orang, baginya bisa dekat dengan Vita merupakan hal indah dibelakang hubungannya dengan Bila, sama seperti Vita ia berdalih bahwa mereka tidak pacaran sebagai pembenarannya.

Karena jarak yang memisahkan Bila dan Edwin maka dengan leluasa Edwin bisa bersama Vita kapanpun dan dimanapun, cukup dengan mengirim pesan atau menelfon Bila saja sudah membuat Bila yakin bahwa dirinya masih setia, walau kadang Bila menyimpan rasa curiga setelah apa yang ia dengar dari Khafiz.

Untuk menutupi hubungannya dengan Vita setiap dua minggu sekali Edwin pasti menyempatkan pulang demi membuang kecurigaan Bila, sebaliknya Vita yang tahu akan jika Edwin telah memiliki kekasih walau dengan berat hati ia akan merelakan sebagian waktu Edwin untuk diluangkan dengan Bila.

Vita juga melakukan hal yang sama, jika ia harus bertemu dengan Dimas ia pasti akan menggunakan seribu alasan untuk menghindar dari Edwin, yang tentu saja Edwin pasti mempercayainya.

Jika saja Dimas bukan orang yang telah mebawanya dari keterpurukan ketika dulu ia putus dari Edwin, mungkin sudah dengan mudahnya ia memutuskan hubungannya dengan Dimas, selain itu keluarga mereka juga sudah sangat dekat dan yang paling penting setelah ia lulus mereka akan segera menikah.

Ingin sebenarnya Vita mengungkapkan jika ia lebih memilih Edwin jika dibanding Dimas, namun ia terlalu takut menghadapi kemarahan orang tuanya, lagi pula orang tuanya tidak akan setuju jika tahu ia memilih Edwin, karena bagi orang tuanya Edwin adalah orang yang bertnggung jawab atas kemalangan yang dulu menimpa Vita.

Dulu setelah hubungannya dengan Edwin berakhir Vita yang polos dan penurut menjadi gadis yang liar, ia sering pulang malam dalam keadaan tidak sadar bersama teman-teman brandal yang sebelumnya tak pernah ia dekati, namun karena masalahnya dengan Edwin ia berubah 180 deraajat.

Sehingga orang tuanya memilih untuk pindah ke kota lain sebelum semuanya lebih buruk, dikota baru itulah Vita yang sedang dalam keadaan labil bertemu Dimas yang kebetulan tetangganya, dari situ kedekatan mereka dimulai Dimas adalah seorang laki-laki yang baik, ia sering mengajak Vita jalan hanya sekedar ke taman atau melakukan aktivitas positif karena ia memang seorang yang aktif dalam berorganisasi, disitulah muncul benih-benih cint sampai setahun perkenalan mereka akhirnya mereka memutuskan jadi sepasang kekasih.

Ditahun berikutnya tepatnya setelah kelulusan Vita dari SMK mereka bertunangan, dan setelah kelulusan Vita mereka akan segera menikah.

Sebelum Edwin datang lagi dalam kehidupan Vita semua berjalan sempurna tanpa halangan, sampai Caca bertemu dengannya dan menceritakan kejadian waktu itu bukanlah kesalahan Edwin tentunya Caca juga menyembunyikan bahwa semua itu adalah rencana busuknya, maka cinta yang harusnya sudah terkubur dalam seolah bangkit kembali, terlebih lagi ketika mereka ternyata berkuliah pada universitas yang sama.

Sekarang mereka berdua telah bersatu kembali dalam hubungan yang sulit untuk diungkapkan, mereka tak saling memiliki namun menjadi prioritas utama, walau mereka harus menjaga dua hati yang mereka sayangi.

Edwin yang harus kucing-kucingan dengan Bila dan berjalan sesuai harapan, bahkan kepercayaan Bila pada Edwin masih begitu besar, walau kadang keraguan menggerayapnya namun hal tersebut sering kali ia tepis dengan prinsip "Jika tak ada bukti atau ia melihat sendiri baginya itu hanya kabar burung", selain menjaga kepercayaan Bila ia jug harus dengan hati-hati meminta ijin Vita jika akan pulang, tak jarang ia harus menunda kepulangannya jika Vita memintanya.

Edwin sudah terlanjur menyayangi Bila dengan sepenuh hatinya, ia tak rela jika harus kehilangan ketulusan cinta dan kepercayaan Salsabila namun ia juga enggan melepas Vita, karena dari Vita ia mendapatkan apa yang ia tidak dapatkan dari Bila.

Bila adalah seorang gadis dengan prinsip yang kuat, sebagai seorang muslimah ia tidak membiarkan seorang laki-laki bahkan kekasihnya menyentuhnya, kalaupun Edwin pernah mencium pipinya itu karena Edwin mencurinya dari Bila walau hanya beberapa kali, hal itulah yang membuat Edwin semakin tidak rela jika harus kehilangan Salsabila.

Namun bersama Vita ia seolah bisa menjalani hidup sebagai lelaki sejati, dengan leluasa walaupun tak ada ikatan pasti mereka sering berpelukan, berjalan dengan bergandengan tangan atau berangkulan, bahkan kadang jika suasana membawamereka kedalam hal romantis, mereka tak enggan untuk saling melumat bibir satu sama lain, walaupun sesungguhnya rasa bersalah menerpa jiwa mereka.

Seperti saat ini mereka yang sedang dimabuk asmara sedang menikmati suasana sunshet disebuah pantai, kebetulan mereka duduk disudut pantai yang sepi, sambil menikmati deburan ombak dan pemandangan indah dengan langit jingga, Vita duduk bersandar didada Edwin, dan edwin memeluknya dengan erat , mereka mengingat kenangan masa pacaran yang singkat dulu ketika merayakan ulang tahun Vita dirumahnya, mereka hampir saja melakukan sebuah kesalahan vatal, beruntung seseorang tanpa sengaja berhasil membatalkannya.

Mengingat kejadian waktu itu senyum mengejek pada diri mereka keluar, dan muka mereka memerah karena malu, namun hasrat yang dulu pernah ada kini seakan muncul kembali, apa lagi saat ini tubuh mereka begitu erat menempel, napas mereka jadi tak beraturan karena gemuruh nafsu membajiri pikiran mereka.

Awalnya mereka hanya saling berpegangan tangan namun lama-lama Vita tak tahan mulai memeluk dan mengelus tubuh Edwin yang ketika itu hanya memakai kaus dalam, sedang Vita juga hanya memakai pakaian yang minim, lama-lama dua insan itu saling mengelus tubuh yang berlawanan jenis didekapannya itu, semakin lama sentuhan itu terasa begitu membara, bibis mereka yang tadinya hanya menciumi pipi atau tengkuk dan bahu kini mulai mencari muara dengan mempertemukan kedua bibir mereka, ciuman penuh nafsu mereka berlangsung cukup lama ditengah gelap malam yang mulai menyelimuti bumi.

Disaat itu juga tangan liar mereka mulai tak terarah, sampai tiba-tiba sekelebat bayangan manis nanlugu Salsabila memenuhi fikiran Edwin, tatapan polos itu, sifat jahil yang imut dan kadang mulut pedas yang membuatnya tertawa seolah langsung menghilangkan hasrat kelelakiannya ditengah pergulatan napsu yang panas diantara Edwin dan Vita.

Dengan munculnya bayangan Bila membuat Edwin tiba-tiba berhenti dan langsung melepaskan pelukan dan ciuman mereka, Vita yang mendapati perlakuan tak menyenangkan dari Edwin tentu saja tak terima diperlakukan seperti itu.

" Win kamu kenapa? apa aku tak lagi menarik dimata kamu?" Vita memprotes ada gurat kekecewaan yang muncul dari raut wajahnya.

"Bukan Vit, tentu saja buat aku kamu sangat menarik, kamu wanita yang cantik dan sexi tapi..." Edwin berhenti berkata, wajah penuh penyesalan tiba-tiba muncul dari sorot matanya yang berkaca-kaca.

Saya kok gemes lho sama Edwin dan Vita, bisa ya mereka menghallkan sebuah perselingkuhan dengan sebuah pikiran bahwasannya tak ada hubungan dimata mereka hanya karena mereka tidal mengikrarkan diri sebagai kekasih.

Kesel banget rasanya pingin nipuk Edwin dan ngejambak Vita deh.

Bubu_Zaza11creators' thoughts
Next chapter