webnovel

Ancaman Atau Permintaan bag.2

Sadar Edwin sedang memandanginya membuat Bila bingung dan terdiam.

"Kak, katanya mo anter aku pulang?" Bila mengalihkan situasi.

" Ok." ia melihat Bila sudah tenang lalu mengajaknya pergi.

Salsabila mengikuti Edwin dari belakang menuju tempat parkir.

Tiba disisi motor, Erwin membuka ransel, mengambil jaket miliknya dan segera menutup tubuh Bila dengan jaket itu. Bila merasa kaget dengan apa yang dilakukan Edwin namun ia menerima semua itu dengan perasaan berbunga. Setelah bila memakai jaket itu mereka bergegas meninggalkan sekolah menuju toko jilbap yang masih buka.

Sampai didepan toko busana muslim Edwin memarkirkan motor lalu mengajak Bila masuk, Bila memilih Jilbap putih dan langsung mengenakannya.

Pukul 18.00 dengan diantar Edwin bila sampai dirumah, setelah masuk Ibu melihat penampilan tak biasa pada diri Bila ada bias kecemasan pada wajahnya, sesaat kemudian ayah keluar melihat raut muka anaknya yang sembap ada perasaan takut dalam diri ayah, ia berpikir tentang kemungkinan terburuk melihat penampilan lusuh anaknya.

Menghindari asumsi negatif orang tua Bila Edwin segera menjelaskan semua yang dia tahu, tetap saja ada gurat kemarahan ayah.

" Bil benar yang nak Edwin katakan?"

" Iya yah.....tapi temen Bila yang memulainya yah" Bila membela diri " Bila cuma membela diri supaya dia ga nginjek-injek Bila terus"

" Dengan susah payah ayah ngubah kamu, apa kamu mau balik kayak dulu"

" Yah jangan ungkit lagi dong, Bila udah berubah kok" Dengan menahan malu Bila memohon ayah untuk diam.

Edwin antusian mendengar kalimat yang keluar dari mulut ayah, ia juga penasaran tentang masa lalu Salsabila.

Lalu Ayah menceritakan masa lalu Bila ia sebenarnya adalah gadis tomboy yang suka berulah, ketika SMP saja ia sering berkelahi atau mengganggu temannya, sehingga ayah dan ibunya sering dipanggil sebagai teguran atas perilaku putrinya.

Sampai pada titik dimana ayah sakit waktu itu Bila baru duduk di kelas IX, Bila yang sangat dekat dengan ayahnya sangat ketakutan, sehingga untuk menyenangkan ayahnya dan sebagai penyemangat kesembuhannya bila berjanji akan merubah prilaku dan penampilannya, ia juga berjanji akan mengurangi bergaul dengan teman cowoknya.

Ibu juga menjelaskan kalu penampilan putri manisnya dulu seperti laki-laki, jangankan memakai riasan, mandipun jarang. Kerjaannya cuma keluyuran dan berkelahi raut muka ibu terlihat kesal mengingat semua itu.

Bila yang medengar semua itu hanya terdiam sambil menahan malu.

" Ayah....ibu, emang harus ya cerita srmua ke kak Edwin" suara bila serak " Bila udah berubah lho, harus banget ya temen-temen Bila tahu semua itu" lanjut Bila menggerutu.

Edwin hanya tersenyum, ia tidak menyangka gadis manis yang tampak kalem itu ternyata dulunya seorang gadis pembuat onar.

Keesokannya Bila bergegas ke Sekolah, betapa kagetnya Bila saat ia melihat Edwin sudah di depan rumahnya, sambil duduk dimotornya Edwin menaikan alisnya memberi salam pada Bila.

" Kak Edwin....., ngapain pagi-pagi udah disini?" Bila bertanya dengan menyebunyikan rasa groginya.

" Aku nunggu Zahra, kemarin aku janji mau nganter dia sekolah" jawab Edwin ringan.

" Oh...Zahra" Bila terlihat salah tingkah dan kecewa.

"Kalau kamu mau boleh lho sekalian bareng kita" Edwin menawarkan dengan kata yang menjebak.

" Ga makasih...., aku bareng Rina dan Monik aja, duluan kak".

Bila hendak pergi, baru beberapa langkah ia terhenti karena Edwin memegang tangannya

" Masa kamu cemburu si sama Zahra" Edwin menggoda lagi.

" Apaan sih....." Bila menjawab dengan ketus.

" Bil aku kesini buat jemput kamu, tapi ga mungkin kan aku bilang gitu ke Ayah...., masa ga ngerti juga" Edwin menjelaskan.

Seketika hati Salsabila berdebar seolah ia berada ditengah hujan bunga di hamparan rumput yang luas, belum sempat Bila mengatakan sesuatu ayah tiba-tiba keluar menuntun Zahra sontak saja dengan gugup mereka saling melepaskan genggaman tangan.

Setelah berpamitan Edwin segera membawa dua kakak beradik itu menuju sekolah, Dijalan Bila melambaikan tangannya pada Khairina dan Monika, ke-2 sahabat Bila berpandangan lalu tertawa mereka berpikir bahwa apakah Bila dan Edwin sudah jadi sepasang kekasih.

Tiba di parkiran sekolah Edwin sudah ditunggu Caca yang terlihat kesal, ia segera mendekati mereka.

" Oh....kamu jemput cewek ini sampai lupa kalau hari ini kamu janji mau jemput aku" Caca menghardik Edwin dengan penuh kejengkelan dan cemburu.

Berada dalam suasana canggung Bila segera memohon diri " Maaf kak, aku duluan"

" Sory Ca....gue lupa" Edwin menyatukan kedua tangannya didepan Caca " lain kali gua jemput lo ya" hibur Edwin dengan senyum manisnya.

Waktu istirahat tiba Salsabila ditemani Fani menuju kantin, dengan senyum ramah Khafiz mendekati mereka namun dengan segera Salsabila meminta Khafiz menjauhi mereka.

" Fiz aku mohon, aku lagi ga mood berdebat sama kamu, aku juga ga mau kejadian kemarin terulang, pliss jauhin aku dulu ya" dengan lembut Bila meminta Khafiz.

Mendengar kata yang lembut dan tegas dari Bila, Khafiz hanya mampu menurutinya ia paham dengan kemarahan yang masih Bila rasakan, sementara Fani menatapnya dengan tatapan menyesal karena tak mampu membantunya.

Tiba di kantin banyak mata menatap Bila penuh arti sebagian berkata " tuh cewek yang kemarin.berantem kan?" dan entah ocehan apa lagi, Bila hanya diam menerima semua itu dan tak berniat membela diri setelah mengambil beberapa makanan kecil, minuman dan membayarnya Bila mengajak Fani untuk duduk di taman kebetulan saat itu ia melihat Khairina dan Monika menghampirinya, mereka ber-4 memutuskan menghabiskan waktu istirahat bersama di taman sekolah.

Next chapter