webnovel

Pemberitahuan

Cinta..

berada dalam ranah yang beragam, aneh tapi itulah kenyataanya. Cinta, tak cukup dengan ribuan alasan karena cinta memang tak beralasan. Hati tak bisa memilih dengan siapa ia berlabuh. Hati hanya ruang untuk merasakan sebuah rasa. Takaran cinta, bagiku, bagimu tentu sangat berbeda.

Cinta selalu tidak berlogika, berangka seperti matematika apalagi menyerupai fisika. Cinta tak pernah terhingga, cinta adalah fitrah Allah sebagai suatu anugrah. Hanya kadang, cinta itu selalu menggila, layaknya qais dan laela namun tetap masih mengenggam tangan Rabbnya.

Cinta tak selalu membawa bahagia, luka pun akan menjadi bumbu dalam perjuangan, pengorbanan yang tentu saja, mengatasnamakan cinta sebagai pelakunya. Aku cukup mengerti, mengapa cinta itu amat bahagia atau amat menderita, hanya ada yang namanya alasan.

Rasanya aku ingin menampar diriku sendiri, melepaskan cinta secara pribadi. Namun, sang takdir masih asik memainkan hati yang pertama kalinya merasakan hal yang menurut semua orang menggembirakan. Cinta. Tidak bagiku!!! Aku sakit, lelah, dan menderita dengan cinta ini. Ku pikir sebuah cinta yang tulus akan mendapat hati yang benar-benar di pilihnya. Kapan dan dimana pun aku membutuhkan sebagai penguat, memberikan sebuah semangat, justru semakin hari semakin lemah. Bahagiamu hadir bukan karena diriku namun karena... dia. Mencoba untuk berubah, menjadi sosok yang paling sempurna bagimu. matamu masih tetap sama. Aku benci hal itu, aku benci penolakan setelah sebuah perjuangan. Ingin ku buang rasa yang membuat batinku semakin sesak. Mencoba untuk benar-benar pergi dan melupakanmu. Sayang, hati ini masih belum melepaskan, berharap bahwa pijaran cinta itu akan datang memelukku walau hanya sebatas senja. menyedihkan.

Sebuah perjalanan yang baru membuat seseorang masih meraba, terlalu ambigu. Apalagi yang berurusan dengan hati, ruang yang selalu membuat semua terasa hidup. Hah, omong kosong. Cinta, luka, itu hanya berjarak 1cm saja. Bertanya dan selalu saja aku mengajukan sebuah pertanyaan. Mengapa cinta itu selalu berakhir terluka? Cukupkah hanya menatapnya dalam diam tanpa berada dalam ruang suka yang sama? Bodoh..

Kau pikir dia akan meyukai seseorang yang ceroboh seperti dirimu, batinku. Kau pikir dia akan menyukaimu setelah memiliki wanita yang paling cantik di dunia ini. Matamu saja tak mampu memikatnya apalagi hatimu? Bodoh..

Berapa kali mengatakan hal itu. berulang kali tak cukup. Karna memang benar, aku terlalu bodoh mencintaimu. Menanti senja yang menurut dunia paling indah namun pada kenyataanya akan benar-benar sirna. Jika cinta sesakit ini, mengapa harus ada cinta? mengapa kehidupan selalu membutuhkan hal yang namanya cinta? lagi-lagi sebuah pertanyaan mulai bergelut karena cinta.

Diam. Hanya bisa diam, tak ada jawaban..

Hari esok. sama. memikirkanmu tanpa henti. Membayangkanmu mau hidup selamanya denganku. memberikan matamu saat nanti dunia tak mampu untuk kulihat dengan benar. Memberikan tanganmu untuk sekedar menuntunku, karena kutahu bahwa gelar wanita terceroboh sekaligus penyandang gelar pelupa adalah diriku sendiri. Hah. Maaf jika cintaku hanya sebatas itu. namun, keyakinan cinta takkan mampu terukur dengan benar. Yang terlihat mungkin hanya sekian persen, masih semu bukan?. Yang tersembuyi masih jutaan persen. Alasan mengapa cinta itu terlalu luas, melebihi samudra bahkan tak kan ada pejuang cinta yang mampu mendefinisikan apa itu cinta.

Bertepuk sebelah tangan, menyakitkan. Tak bertemu rindu, namun saat memandang wajah yang berkharisma itu, sangat tampan. Apalah dayaku, hanya mampu menatapmu dari jauh. Apalagi saat kau tertawa lepas karena wanita yang disampingmu, sayangnya itu bukan aku.

Bolehkah kupinjam ruang hatimu sebentar saja? setidaknya mimpiku terwujud melalui ruang itu. Tertawa bersamamu meski sekejap, menatap ribuan pijaran bintang meski hanya saling diam tanpa kata, kupikir kenangan bersamamu adalah anugrah paling indah yang Allah berikan padaku. Cukup bagiku. meski akhirnya harus mengikhlaskanmu.