3 Sebuah awal

Setelah kejadian tersebut, andrea memutuskan untuk tidak memikirkan lebih dalam tentang kejadian itu.

Pada saat itu andrea kecil sedang mengalami stres berat karena harus menghadapi hal hal buruk yang menimpa dirinya, dia menganggap bahwa semua kejadian itu hanya salah satu dari kejadian buruk yang menimpa dirinya. Andrea bahkan berspekulasi kalau mungkin semua kejadian itu hanyalah bayangan yang dibuat oleh dirinya sendiri untuk mengurangi stres yang sedang dialaminya pada saat itu.

Namun entah kenapa setelah 4 tahun berlalu, andrea mulai teringat kembali kata kata sang kakek itu. Andrea mulai merasakan bahwa belakangan ini ketidakberuntungannya mulai bertambah.

"Kenapa aku mulai mengingat kembali kata kakek itu? apakah yang diucapkan kakek itu benar? kalau memang benar, bantuan apa yang dimaksud olehnya?"

Andrea yang masih merasa bingung, tiba tiba mendengar suara dari arah pintu rumahnya.

"Andrea, sudah waktunya berangkat sekolah. Cepatlah mandi."

"Iya mah sebentar, Aku akan membereskan sampah sampah ini dulu."

...

Saat andrea telah selesai membereskan sampah yang berserakan, tiba tiba dia menemukan ada sebuah batu aneh berwarna merah di dekat tempat sampah.

Pada saat andrea mencoba untuk mengambil batu itu, tiba tiba batu itu mengeluarkan sinar yang sangat terang.

Andrea yang hendak mengambil batu itu pun tiba tiba berhenti. Dia berpikir kalau batu itu akan segera meledak dan segera bergerak untuk menjauhi batu itu. Setelah dirasanya sudah cukup jauh dia mulai melompat dan berguling di tanah. Akan tetapi setelah beberapa saat ledakan yang di pikir oleh andrea tidak kunjung terjadi.

"Sial! Kenapa batu itu tiba tiba bersinar?"

Andrea yang sedang berguling di tanah merasa seperti sedang dikerjai.

Namun hal itu belum berakhir. Batu yang awalnya berbentuk bulat dan padat secara misterius mulai meleleh menjadi cairan merah kental.

Andrea yang terkejut akan perubahan yang terjadi pada batu itu pun mulai penasaran dan pada akhirnya memutuskan untuk melihat batu itu lebih dekat.

"Wow. Apa apaan ini? Apakah benar ada batu yang seperti itu?"

Andrea tengah bingung tentang apa yang telah terjadi. Dia merasa bahwa hari ini sangat lah aneh, di saat dia mencari tugasnya di tempat sampah dia malah teringat kejadian 4 tahun silam. Terlebih anehnya lagi di saat andrea sedang membereskan sampah yang berserakan, dia melihat ada sebuah batu bisa yang bersinar dan meleleh dengan sendirinya.

Entah kenapa andrea berpikir kalau semua hal ini berhubungan. Dia bahkan merasakan jika sumber dari semua kejadian ini adalah batu merah itu.

"Kenapa aku merasa sedang di panggil oleh batu itu."

Setelah beberapa saat, andrea memutuskan untuk mendekati batu itu. Saat andrea kurang beberapa langkah lagi menuju batu itu, tiba tiba jantung andrea berdetak dengan kencang.

*DUKDUK

*DUKDUK

*DUKDUK

Pada saat yang sama, cairan merah yang berasal dari batu itu mulai bergerak dengan secepatnya kilat dan melompat menuju ke tangan kanan andrea. Andrea yang melihat reaksi cairan itu pun berusaha untuk menghindarinya dengan mengayunkan tangannya keatas, namun upaya yang dilakukannya itu sia sia. Cairan yang sedang melompat di udara tiba tiba merubah arah dan langsung masuk ke tangan andrea. Setelah itu kejadian luar biasa tengah terjadi. Waktu yang berjalan tiba tib terhenti. Burung yang sedang terbang di langit tiba tiba berhenti di udara, angin yang sedang berhembus tiba tiba hilang tanpa jejak dan suara suara bising di sekitarnya tiba tiba terasa sangat hening.

"Ahhhhhhhhhhhhhhh! Apa apaan ini? sialaaaaaaaaaaaaaaaan!!!!!!!!"

Tiba tiba andrea merasa sakit yang sangat luar biasa. Dia merasa seluruh tangan kanannya terbakar. Andrea yang tidak bisa menahan rasa sakit itu, tiba tiba terjatuh dan berguling ditanah sambil memegang tangannya. Air mata terus keluar dari matanya. Wajahnya yang tampan di penuhi oleh air liur dan kotoran, namun dia tidak peduli akan semua itu. Apa yang dirasakannya hanyalah rasa sakit. Baginya ini adalah hal tersakit yang pernah dia rasakan.

Pada saat andra sedang kesakitan. Terlihat di kejauhan ada seseorang kakek berbaju serba putih sedang melihat andrea dengan ekspresi yang sulit untuk di deskripsikan.

"Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membantumu. Sisanya bergantung pada dirimu sendiri."

Setelah sang kakek mengucapkan kalimat itu, Dia mengalihkan pandangannya dari andrea dan menatap kelangit.

"Sekarang, masih ada hal yang lain untuk dilakukan."

Tiba tiba ekspresi sang kakek berubah menjadi serius. Kemudian dia mulai menjentikan jarinya.

*KLIK

Pada saat yang sama burung yang berhenti henti di udara mulai bergerak kembali, angin yang menghilang mulai berhembus, suara suara yang sangat hening mulai terdengar kembali. Semuanya telah kembali seperti semula kecuali satu hal. Andrea yang kesakitan sudah lama pingsan dan terbaring di tanah. Kakek berbaju putih itu kembali melihat kearah andrea. Hawa keberadaannya perlahan lahan memudar, hingga akhirnya dia menghilang tanpa jejak. Setelah itu pintu rumah andrea tiba tiba terbuka.

"Andrea! A-apa yang terjadi?!"

Ibu andrea yang tengah keluar dari rumah melihat anaknya terbaring di tanah tidak sadar, dia langsung langsung panik dan berlari untuk melihat keadaan andrea. Setelah melihat bahwa tidak ada luka atau goresan di tubuhnya, dia mulai pergi untuk meminta bantuan tetangganya.

Beberapa saat setelah ibu andrea pergi, tiba tiba di tangan kanan andrea muncul bercak bercak hitam. Bercak hitam itu muncul muncul satu persatu membentuk suatu pola. Lama kelamaan terlihat bercak itu membentuk suatu simbol aneh. Simbol itu muncul selama beberapa saat, hingga tiba tiba hilang tanpa bekas.

avataravatar