webnovel

Tiba di Tujuan

Tiba tiba gelombang ombak besar menghantam kapal bajak laut dari berbagai sisi.

Kapal bajak laut kini bergoncang keras, banyak kru mereka yang terlempar jatuh ke laut.

"Sialan, apa apaan ini, kemampuan aneh apa, bisa membuat ombak besar seperti itu. " sang kapten merasa heran dengan bocah yang sedang berdiri di atas kapal.

"putar kapal kekiri, siapkan semua meriam, dan Hancurkan bocah itu segera." Perintah sang kapten kepada anggota kru yang masih bisa bergerak bebas.

" Tembak !!!"

|BOooomm…| |BOooomm…| |BOooomm…| |BOooomm…| |BOooomm…|

Lima meriam menembak kearah kapal ryu,,,

"shit, mereka berani mencoba menghancurkan kapal ayah ini." Segera ia pun membuat segel tangan

"Suiton : Seiken No Jutsu" |Water Style : Pilar Air|

setelah ryu selesai membuat segel tangan, beberapa pilar air dengan diameter lebar lima meter dan tinggi sepuluh meter, muncul dari laut dan menghantam masing masing peluru meriam.

Dan setiap pilar masih bisa bertahan berputar untuk beberapa menit.

Mengambil kesempatan itu, ryu melompat ke udara, dan langsung menggunakan teknik Geppo untuk sampai di kapal bajak laut.

Setelah terbang beberapa detik, ia pun mendarat diatas kapal musuh. Dek kapal bajak laut terlihat berantakan dengan tong minuman, dan beberapa papan yang telah rusak akibat serangan pertama.

Lantai sudah tergenang air laut, yang membuatnya sulit untuk bergerak.

Melihat keadaan ini, ryu langsung mengaktifkan kemampuan buah iblisnya.

|Bzzzttt,,, Bzzzttt,,, Bzzzttt,,, Bzzzttt,,,| segera seluruh tubuh nya langsung dipenuhi dengan petir berwarna putih kebiruan.

Ryu saat ini sedang melihat sang kapten, yang sedang panik mencoba menghindari air di kakinya,

Tentu saja sang kapten tahu bahwa, air adalah penghantar listrik, dan sekarang dia melihat bocah laki laki itu dengan ngeri, bocah itu bukan lagi terlihat seperti anak biasa, tapi seorang dewa kematian yang saat ini siap memanen hidupnya.

Melihat keadaan sang kapten, ryu mulai tersenyum sinis, jika kau melihat seorang hanya dari sampulnya saja maka kau salah. Di dunia ini banyak hal hal yang menipu, sehingga seseorang harus berhati hati dalam mengambil tindakannya.

Sekarang ryu mulai melompat ke lantai dek kapal, yang saat ini masih tergenang air laut,

|TzzzzZttt...… Bzzztttt,,,,,,,| segera aliran listrik mengenai air yang tergenang di lantai,,,

"ArrrgggghhHh….,,,,"

"ArrrggghhhhHh….,,,,"

"ArrrgggghhhhHh….,,,,"

Banyak suara jeritan kesakitan terdengar dari atas dek kapal.

"ArrrgggghhhhHh….,,,," suara yang menyakitkan terdengar keluar dari dalam paru paru sang kapten. Ia Sungguh terlihat menyedikan.

Setelah beberapa menit, semua suara perlahan lahan menghilang, semua anggota bajak laut itu tergeletak di lantai dengan mulut mengeluarkan busa putih.

"Cieh,,, dasar Lemah"

Beberapa waktu kemudian, ryu mulai berkeliling di dalam kapal bajak laut, dan mulai mengambil semua barang barang yang perlu diambil, seperti emas, uang kertas, dan beberapa bahan bahan makanan, semua barang barang itu disimpan di dalam inventory penyimpanan system.

Sekitar setengah jam kemudian, ia pun kembali ke kapal nya dan berlayar menuju pulau yang masih terlihat jauh.

...

Empat jam kemudian, di sebuah pelabuhan terlihat sebuah kapal mendekat kearea pulau.

Kapal itu tentu saja adalah kapal milik ryu, setelah empat jam berlayar, akhirnya ia sampai ke pulau tersebut, dan mulai melabuhkan kapalnya di sekitar pantai.

Setelah sekian lama berada di lautan, akhirnya bisa menginjakkan kaki nya lagi di daratan.

"Hohohoho, akhirnya ayah ini sampai juga"

"pertama tama yang kubutuhkan adalah informasi. Untuk mendapatkan informasi, biasanya orang orang pergi ke bar."

"Hmm, jika aku pergi seperti ini, itu akan manambah masalah. Tidak ada bocah berumur sebelas tahun yang berlayar sendiri di lautan. Apalagi memasuki bar dan mencari informasi sambil menikmati bir, heeh, tidak mungkin"

"kalau begitu,,,"

"Henge No Jutsu " |POoofFF,,,,| tiba tiba muncul seorang pemuda berusia dua puluh tahunan setelah asap putih menghilang, dengan rambut hitam dan pakaian abu abu dengan motif garis sederhana.

Next chapter