pagi ini Wangja sarapan dengan tenang tanpa bicara sedikitpun.Wangja memang pendiam,keras kepala,hanya tersenyum sesekali.bahkan perangainya hampir mirip ibunya.namun tak ada yang tau apa yang dirasakan Wangja,ia merindukan sosok ayahnya,ia tak tau kenapa sampai saat ini ia tak pernah bertemu ayahnya,tak pernah mengenalnya.
Riri yang memperhatikan sang anak sedari tadi hanya mampu menatap iba sekaligus kagum.ia menyadari anaknya memang merindukan ayahnya,tapi itu tak mungkin,rasanya bagi Riri ia tak akan sanggup mengatakan bahwa ia sudah berpisah dengan ayah dari anaknya.namun Riri kagum,anaknya adalah anak yang kuat dengan segala sikon yang mereka terima slama ini.
"Satria...ayo berangkat nak,nanti kesiangan."ajak Riri sambil meraih tangan mungil putranya.Satria hanya mengangguk lalu meraih tangan ibunya.
setelah mengantar sang anak Riri menuju kantor seperti biasa.
suasana kantor yang sudah mulai ramai membuat hati Riri bersemangat.tentu saja,Riri mendesain kantornya sangat unik,selain ruang resepsionis dan ruang keamanan di lantai satu,lantai dua hingga lima adalah ruang karyaman yang ber-ac.dilengkapi furnitur dari kayu jati dan tanaman hidroponik di setia koridor kantor,belum lagi kafetaria dilantai 6, dengan berbagai tempat duduk yang unik dan para pelayan yang siap melayani karyawan yang ingin makan maupun sekedar minum.ini bukanlah kantin makan layaknya yang disediakan kantor.Riri begitu sangat ingin membuat karyawannya merasa nyaman dalam bekerja.di cafetaria yang dibuat Riri mirip seperti tempat jajanan di pinggiran,berbagai macam hidangan berat hingga ringan lengkap dengan minuman dan pencuci mulut.membuat karyawan betah dan berlama lama di cafetaria.ruangannya begitu luas,bahkan ada televisi besar seperti latar bioskop,tapi itu digunakan bukan untuk menonton televisi,melainkan melihat indeks saham perusahaan,hingga karyawan mampu berfikir cerdas untuk kemajuan perusahaan,namun sesekali bisa karyawan gunakan untuk saluran berita maupun ilmu pengetahuan dan kuis karyawan.ya..kuis karyawan diadakan Riri setiap enam bulan sekali,bahkan Riri akan memberikan hadiah besar kepada karyawan yang mampu menjawab di kotak jawaban yang disediakan,jawaban hanya sekali untuk di jawab.hingga kadang karyawan berfikir keras untuk mendapatkan jawaban akurat. belum lagi untuk hadiah reward setiap 3 bulan sekali karyawan akan mendapatkan juara kedisiplinan kerja.salah satunya siapa yang datang lebih pagi dengan deteksi finger print.
perusahaan mana yang seperti ini. namun jangan harap ada karyawan yang malas,karena Riri selalu teliti dalam memilih karyawan.
"Bagaimana...yang sudah saya rekrut berhadir sekarang."tanya Riri pada Uncle Lee dan sekretaris kantornya,ibu xiou yi.Beliau adalah sekretaris kantor Riri keturunan Tionghua.bermata sipit,berlesung pipit,tentunya kulitnya sangat putih.
"Sudah,Agassi".Sahut Uncle Lee
"Tapi untuk apa mereka semua di rekrut Nona,bukankah karyawan kita sudah tercukupi".tanya nona Xiou
"mereka aq rekrut untuk membantu kita membeli satu perusahaan developer yang hampir bangkrut".jawab Riri membuat Uncle Lee melotot terkejut.
"Maksud Agassi,..?.tanya uncle lee sambil melirik nona xiou agar meninggalkan mereka berdua berbicara.
nona Xiou tertunduk lesu dan menurut kemauan Uncle Lee keluar dari ruangan.tapi dalam hatinya menggerutu tidak jelas."aq juga ingin tau apa yang mereka bicarakan,bukankah aq juga sekretaris di perusahaan ini,,hmmmm..." gerutu Xiou.
tanpa sadar sewaktu keluar ia menabrak setumpuk dokumen yang menumpuk di samping tempat tidurnya,dan tepat kopi dingin menimpa wajahnya."Sial" omelnya dalam hati.
"agassi,,apakah sudah mantap membeli perusahan itu,dimana agassi bekerja setahun lalu."tanya Uncle Lee keheranan.
"tidak,bukan perusahaan itu,," sahut Riri
sambil mengambil remote dan memencetnya hingga salah satu ruangan terbuka jelas,dan disana terpampang jelas layar besar,beberapa kursi dan meja.uncle lee yang sudah terbiasa melihatnya sedikit kaget waktu melihat dilayar yang terlihat jelas nama perusahaan dan profilnya.seketika Agassi paham maksud gadis manisnya.
waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang.kali ini Riri tak ke cafetaria perusahaannya,untuk makan siang tapi langsung tancap gas mengendarai mobil menuju sekolah anaknya.Riri tak mau terlambat,namun siapa sangka sebelum selesai memarkir mobilnya,di kejauhan Riri melihat seorang Pria mendekati anaknya dan berbincang ceria dan sesekali merangkul john.
"siapa dia...".tanya riri dalam hati penuh penasaran kenapa pria itu sangat akrab dengan anaknya,bahkan mereka mampu tertawa bersama,bahkan dengan riri mereka jarang seperti itu.Ada rasa iri dalam hatinya.
segera Riri beranjak hendak turun,namun sayang pria itu menggendong sang anak menuju mobil yang terparkir dan mereka pergi begitu saja. kali ini Riri terlambat menjemput anaknya.
Riri yang mengikuti mobil didepannya terus bergumam dalam hati ia cemas anaknya dibawa kemana.
hingga ia tiba di sebuah taman dimana terdapat air mancur yang indah.
Riri melihat sang anak dan pria itu beranjak turun dari mobil dan berlari kecil bersama menuju sebuah kolam ikan.mereka membeli ice cream dan menikmati bersama,sambi bercanda dan sesekali raut serius di wajah mereka terlihat,seperti ada sesuatu yang di bicarakan. john dan bu Sundari serta beberapa pria hanya duduk santai tak jauh dari mereka berdua.
segera Riri meraih handphonenya dan mencoba menghubungi John.
john dari kejauhan terlihat meraih handphonenya dan melihat siapa yang memanggilnya,mengetahui itu majikannya segera John bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari keramaian.dan mengangkat panggilan handphonenya.
"ya nona".sahut john dari kejauhan.
"kau di mana john",tanya Riri
"kami singgah di taman nona,tuan muda ingin bermain sebentar".
"aq diseberangmu john".seketika Riri berdiri sambil menyandar di pintu mobilnya.namun raut wajah kusam terlihat jelas di mata john.
john mengetahui raut wajah itu,wajah yang penuh banyak makna dan pertanyaan.tentu saja itu untuk john dan bu Sundari.
"sampai bertemu di rumah,segera ke tempat biasa".perintah Riri kesal.
john yang mendengarnya hanya menarik nafas dalam.segera ia melihat mobil majikannya sudah melaju menjauh dari taman.ia pun berbalik menatap bu Sundari penuh was -was.
"ketahuan nyonyah".tanya bu Sundari sambil menepuk dahinya.
"piye iki, gusti nyonyah pasti marah iki". gumamnya.john hanya tersenyum masam tanda ia pasrah.
sesampai di kantornya,Riri merebahkan diri di sofa,dalam benaknya banyak sekali pertanyaan.hingga ia tak mampu berfikir dan terhanyut lelap.
uncle lee yang masuk bersama nona Xiou yang membawa setumpuk dokumen hanya bisa saling memandang melihat bos mereka lelap tertidur. segera nona Xiou beranjak keluar pelan pelan tak ingin membangunkan bosnya,namun setelah menutup pintu pelan," Buruk",dokumennya berjatuhan.mmmm...sial teroos..
uncle lee yang melihat majikannya tertidur segera mengambil selimut di lemari kantor dan menyelimuti nona majikannya ini,sambil menyelimutinya dipandanginya wajah manis nona majikannya ini,ia liat wajah ayu manis ini penuh kelelahan dan luka. luka dalam yang ia sembunyikan.tanpa sadar uncle lee membelai lembut rambut Riri.terpampang jelas raut wajah tua penuh kasih sayang.
tak terasa pukul Lima sore,Riri terbangun kaget melihat waktu sudah sore hari,ini tak seperti biasanya Riri tertidur di kantor.segera ia bangkit mencuci wajahnya,dan menyuruh pelayan cafetaria membawakan cappucino hangat dan beberapa kue untuknya.di koridor lantai tujuh riri duduk di bangku menghadap arah matahari ingin terbenam,angin sepoi-sepoi berhembus lembut menerpa wajah manisnya.sapa sangka dari jauh duduk seorang pria melakukan hal yang sama dengannya.jarak mereka hanya sekitar kurang lebih 5 meter.Riri yang melihat hanya memandang diam.sedang lelaki itu sambil mengangkat minumnya tanda ingin besulang dari jauh ingin berkenalan.
segera pria itu mengambil kertas dan menulis sesuatu memperlihatkan apa yang ditulisnya ke riri "Hi.." kata kata tulisannya.Riri hanya menyilangkan tangannya dan mengangkat tinggi-tinggi.tanda ia tak suka di ganggu. pria itu hanya tersenyum manis dari kejauhan.kemudian ia kembali menulis "hi..beauty".lagi -lagi tulisannya terpampang jelas di kejauhan kali ini pria itu beranjak dari duduknya menuju pagar pembatas tempat itu.Riri yang melihatnya hanya tersenyum tipis.
Riri tak menyadari John berdiri du belakangnya seorang diri. Riri segera menoleh dan berpura -pura memeluk John.john hendak melangkah mundur tapi tak sempat keburu Riri meraih dan memeluknya sambil berbisik setengah mengancam john. "jangan bergerak dan berpura-pura lah kau seperti memelukku".pinta riri kepada john yang tak mampu bergerak dan berkata apapun.pria yang melihat dari kejauhan hanya terpaku diam kemudian menumpahkan air minumnya dan beranjak pergi dengan kesalnya.
"ia sudah pergi nona".bisik john
riri yang mendengar bisikan john segera melepaskan pelukannya.
"katakan padaku...siapa lelaki di taman bersama putraku siang tadi,apakah ia yang disebut paman aneh,ceritakan padaku dimana mereka bertemu selama ini kegiatan apa saja yang dilakukannya dengan putraku",tanya riri penuh antusias ingin tau apa pun soal lelaki yang di liat nya bersama anaknya di taman siang tadi.
john menjelaskan satria biasa memanggil paman candy karena kulit nya yang putih mulus.mereka d lalu pergi ke taman apabila paman candy itu menjemputnya,sesekali mereka bercanda dan berbicara serius.
"seserius apa yang dibicarakan mereka"tanya Riri antusias.
"maaf nona,kami tak diperbolehkan tuan muda mendengarnya."jawab john menunduk.tentu saja membuat riri sangat penasaran.