02.00 pagi,,Riri menghirup kopi bikinan Uncle Lee dengan senyuman terpancar di mata nya.
"Agassi, nega,,,jigeum han jisi olh-eunga?"(nona,apakah sudah benar yang kau lakukan barusan).tanya Uncle lee sambil menuangkan kembali kopi bikinannya dan menata roti panggang yang baru saja matang.
"ne.. maj-ayo.. geuligo joenuen jal saeng-gaghaessseubnida ajusshi". jawab riri penuh keyakinan sambil melahap roti panggang yang di buat uncle lee.
uncle lee hanya menarik nafas lega.ia tau betul nona nya bukan orang sembarangan dalam bertindak.
"agassi, lalu apa yang akan kau lakukan setelah membeli perusahaan itu.aq sangat khawatir saham kita akan menurun drastis begitu nama perusahaan itu terpampang sebagai aset perusahaan kita."
"uncle tak usah pusing, aq sudah memikirkannya.tak ada dampak apapun pada perusahaan kita, aq sudah membicarakan ini dengan pengacaraku sebelumnya, hanya untuk berjaga jaga dikemudian hari."jawab riri
"lalu, suami...maksud saya mantan suami nona".tanya uncle penuh kehati-hatian memberikan pertanyaan.
"mereka ada di daftar backlist black saya,,uncle tenang saja dan doakan ya." sambil menyeruput kopinya. riri memandang jauh ke depan.namun sapa sangka..ia melihat kembali pria yang tadi sore ingin mengajaknya berkenalan.namun..riri liat sepertinya ia sedang menghajar bawahannya.. memang tak membuat keributan tampaknya, ia seperti menyumpahi bawahannya.
"woow..sangat arogan juga ya".celoteh riri.sambil memainkan gelas kopi ditangannya.
uncle Lee yang turut melihat dari kejauhan pula langsung melotot tak percaya, ia mengenali siapa pria itu. mendadak Uncle Lee pamit meninggalkan riri yang kebingungan melihat raut wajah pria tua di hadapannya ini.
"apa yang terjadi.."fikir riri sambil menatap uncle yang pergi menjauh dari hadapannya.
waktu menunjukkan jam 11.30, riri mengambil kunci mobilnya dan berlari kecil menuju parkiran khusus untuknya ia tak ingin terlambat sedikitpun terlambat seperti kemarin saat menjemput putranya.dan tepat ia sudah sampai sebelum bel pulang sekolah berbunyi.Riri tersenyum puas kali ini.
"Mimmo...." panggil anaknya dari kejauhan dan menghampiri sang ibu yang berdiri di samping pintu mobil sambil melambaikan tangannya dan tersenyum senang.
sambil menggendong dan menciumi putra semata wayangnya ia segera membuka pintu mobilnya.
mobil Aston Martin one -77 berwarna abu -abu yang seharga 19,7 miliar dan hanya ada 77 unit yang diproduksi di dunia asal inggris ini yang di beli riri dengan susah payah pada temannya melaju sedikit kencang. sedang pengawal john dan bu Sundari dengan mobil Porsche Cayman yang dibeli nona majikannya dua tahun yang lalu untuk Putranya.tepat berada di belakang riri, mengikutinya.
kali ini riri mengajak anaknya menikmati pemandangan alam jauh dari hiruk pikuk kota menuju ke Ciwidey valley resort,bandung.riri sudah memesan dua buah kamar VVIP untuknya dan putranya menginap.
sesampai nya di resort mereka langsung menuju kamar,riri memberikan satu kunci kepada pengawal john,sedang putranya dan bu Sundari ikut dengannya. kamar yang luas dengan dua buah kamar bed didalamnya.dan bu Sundari segera membuka jendela kamar terlihat jelas pemandangan alam yang indah dan sejuk.
riri memeluki anaknya karena kerinduannya yang tak sempat melihat putranya semalam karena ia disibukkan dengan Pertempuran semalam membuatnya kelelahan dan tertidur di sofa ruang kantornya.ia baru teringat bahwa besok adalah weekend.tentu saja Riri tak menyiakan kesempatan ini mengajak putranya berlibur untuk menebus waktu yang terbuang kemarin.
"tunggu...biasanya kamu memanggil mommy bukan mimmo...kenapa dirubah sayang ..panggilan barusan" tanya riri pada putranya karena sewaktu menjemputnya disekolah,bukan mommy tapi Mimmo..yang bukan biasanya panggilan itu didengar ditelinga riri.
putranya hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum riang. "i like..." sahutnya sambil melepaskan sepatu sekolahnya.
bu Sundari yang merapikan pakaian majikannya menyahut,"itu ajaran paman candy nyah..?".
"paman candy...lelaki yang menjemput kalian kemarin".tanya riri penasaran.belum selesai riri melanjutkan pertanyaan putranya sudah mengajaknya ke tempat lain..
" lets go swimming mimmo...?".sambil menyeret riri mengajak keluar kamar,riri tak mampu menolak kali ini,karena ia pun tergoda kolam renang air panas yang di lewatinya sebelum menuju kamar ia menginap.
suasana sore itu begitu sejuk dan dingin walau berangin namun tak dirasakan riri dan anaknya yang asyik berada dalam kolam air panas.hingga tanpa disadari Riri ada seorang pria tepat disampingnya.
"sepertinya kau menyukai kolam air panas ini" seraya pria itu melambai pada satria putra riri.dan kemudian tangannya mengarah ke arah Riri mengajak berkenalan.
riri yang kaget dan menoleh sumber suara langsung bersuara.
"sepertinya anda tak mampu menempatkan diri mana yang pantas untuk mengajak berkenalan"?.jawab riri sambil beranjak menjauh pergi mendatangi putranya yang tengah asyik berenang. tak disangka pria itu mengikutinya dibelakang.
"apakah kau tak ingin berkenalan denganku".sahutnya setengah berteriak dan menghampiri Riri.
"memang kamu pantas berkenalan dengan saya". sahut riri pula sambil menyandarkan diri ditembok dinding kolam renang.
" Waahh...".Sahut pria itu tanda tak percaya dengan apa yang dikatakan wanita yang selalu membuatnya penasaran ini.
sekilas riri memperhatikan pria bertubuh huruf V ini memang sangat menggoda fikir riri.bukan hanya dari tubuhnya, wajah tampan dan perawakannya yang tinggi membuat riri kagum, hanya saja sikapnya sedikit menjengkelkan.sekilas senyum manis teruntai dari wajah pria di hadapannya.
"busyeet...gile bener senyumnya,,,maut." gumam riri dalam hati seakan tak percaya dengan yang di liat nya barusan. riri setengah tergoda, namun ia langsung menyadari mustahil berfikir macam-macam. segera saja riri keluar dari kolam renang dan mengajak putranya berhenti dan pergi dari hadapan pria itu. Pria itu tersenyum kecewa dari kejauhan memandangi ibu dan anak yang sudah menghilang di hadapannya.hingga rasa kecewa yang menyelimuti hati nya membuat ia ciut dan menyudahi upayanya.
pengawal pribadinya menyerahkan handphone nya dan didalam handphone itu ada massenge yang membuat pria itu akhirnya tersenyum memandangi isi massenge nya.
***
dua hari berlibur membuat riri kembali bersemangat berkerja, tujuh orang karyawan baru hasil rekrutnya kini memenuhi ruang depan kantornya dilantai tujuh, ya...mereka sudah jadi pegawai tetap, dengan gaji yang tinggi dan tentu saja tunjangan asuransi dan yang lainnya menjadi penjamin kehidupan mereka selama bekerja untuk perusahaan riri. bahkan riri menghadiahkan satu buah mobil HRV untuk mereka. tentu saja membuat karyawan lain iri melihat mereka sebagai karyawan baru walau mereka tak tau apa yang membuat bos mereka memberikan bonus besar seperti itu.
hingga menjadi bahan pembicaraan di cafetaria perusahaan.Riri yang mendengar hal ini hanya tersenyum tipis mendengarkan nona xiou menceritakan polemik yang terjadi diantara para karyawan. Riri memegang handphonenya dan mengetik kan massenge ke bagian keuangan. seperempat jam kemudian deringan massenge terdengar bersahutan di cafetaria kantin dan membuat semua karyawan berdiri dan membungkukkan badan mereka ke arah riri dan nona xiou tanda mereka berterimakasih. nona xiou tersipu malu dan berdiri dari tempat duduknya dan melihat massenge di handphonenya.lalu berteriak keras sambil bertepuk tangan dengan riangnya tanda ia turut bahagia karena bagian keuangan perusahaan mentransfer bonus kepada semua karyawan.namun sapa sangka, tanpa ia sadari kakinya menginjak lantai yang basah dimana ia barusan menumpahkan sedikit air minum yang di ambilnya sebelum menghampiri bosnya. Dan... ia pun terpeleset terduduk, membuat semua karyawan cekikikan melihat tingkahnya.riri yang sedikit tertawa mencoba menolong nona xiou agar bangkit dan kembali duduk. sambil menggelengkan kepalanya Riri tersenyum pada nona xiou. selalu saja kesialan menimpanya, kadang riri merasa iba pada sekretarisnya ini.namun apa daya semua kesialannya karena kecerobohan ia sendiri. hari ini semua karyawan tersenyum sumringah sambil beberapa x memelototi handphone mereka tanda tak percaya bosnya sangat baik hati memberikan bonus,padahal ini belum akhir tahun. dan riri sangat puas kali ini, sambil merenggangkan ototnya dan menggerakkan kepalanya ke arah kanan-kiri. riri kembali memandangi pemandangan sore hari dikantornya bersama putranya. putranya yang melipat kertas membuat pesawat terbang mencoba menerbangkan kesana kemari di bantu pengawal dan ibu sundari, riri yang melihat ikut ikutan menerbangkannya. suasana sore itu memang sangat menyenangkan bagi riri, terlebih lagi ia menyempatkan bermain bersama putranya.
sekilas riri masih teringat senyuman maut pria itu.meski riri tak mengerti mengapa pria itu ngotot ingin berkenalan dengannya.walau sempat tergoda,tapi bagi riri untuk saat ini belum terfikir ke arah sana.