webnovel

Me is me

rannaya · Urban
Not enough ratings
108 Chs

Malam yang menegangkan

"Praaankk"... bunyi suara keras sebuah kaca yang pecah yang terdengar di sebuah perumahan elit di pinggiran kota. dua mata merah memicingkan tajam bahkan hampir berair karena rasa marah yang tak bisa di bendung lagi. sedang lelaki yang berada di pembaringan tempat tidur hanya bisa menyeringai memandangi yang terjadi. "beraninya diaaa!! dia siapa berani padaku!!.aku sangat membencinya" ucap suara wanita yang tak lain adalah Dina yang mengadu pada teman prianya.

"heyy..bersabarlah, tunggu saatnya manis" bujuknya mendekati.

"ya sudah..aku akan pergi keburu lama disini semakin membuat aku makin marah nantinya,kaupun tak mampu membelaku.. sia sia saja." ucapnya kesal sambil memakai bajunya. dina beranjak pergi dengan mobilnya menjauh dari perumahan elit tersebut dan singgah di sebuah mini market untuk membeli keperluan rumah tangganya. ia sengaja melakukannya agar tak membuat curiga rifah suaminya.

*****

suara desir angin malam bertiup di sela sela daun jendela kaca kamar riri. riri yang memandangi bintang bintang malam ini seakan tak mampu berfikir bagaimana caranya agar papinya membatalkan niat untuk mengadakan prewedding pernikahan. namun menolak pun adalah rasa yang sulit pasti tim penilai akan sedikit mengungkitnya nanti. Zhi han yang melihat keresahan istrinya mencoba mendekati. riri yang melihat di kaca bagaimana suaminya ingin mendekat hanya tersenyum, dan begitu suaminya mendekat ingin memeluknya, riripun refleks menghindari. alhasil Zhi han hanya memeluk sebuah jendela kaca bak cicak yang tak mampu melahap nyamuk.

" wwkwkwk..." tawa ledekan riri pun akhirnya meledak karena tak sanggup lagi menahan tawa.

"apa yang kamu lakukan mr.Zhi han..??" ucapnya sambil tertawa tawa.

"kamuu...terlaluuu... Mrs.Zhi han"..balas Zhi han yang berpaling usai kejadian barusan lalu menatap istrinya penuh rasa kesal.

"mikirin apa sih..soal prewedding itu ya.." tanya Zhi han.

"mmmm..." ucap riri meangguk sambil mengambil guling dan bersandar di di dinding tempat tidur.

" ikutin saja... masuk diakal karena papi yang menginginkannya, dan itu wajarkan" ucap Zhi han meyakinkan istrinya sambil mengambil posisi di samping riri.

namun.. desis suara orang tidur terdengar, begitu Zhi han menoleh istrinya telah terlelap jatuh di bahunya.

Zhi han hanya mampu menatap bulu mata lentik istrinya ia takut kalau bergerak akan membangunkannya begitu saja. mau tak mau ia membiarkan hal yang membuat istrinya nyaman berlangsung semalaman.

*****

pagi ini, seperti biasa perusahaan begitu ramai sekali. Zhi han yang lesu terduduk di sofa sambil membaca beberapa dokumen pun nampak kelelahan. ia tak tidur semalaman akibat istrinya yang bersandar di bahunya selama tidur. Pengawal Kwang yang membawa salep untuk keseleo pun terpaksa mengurut bahunya. hingga Zhi han sangat lelah dan tertidur pulas.

riri yang masih bekerja semenjak pagi sekali bersama uncle lee dan nona xiou harus sangat extra agar tak terjadi kesalahan dalam penilaian nanti. mata riri sangat berbinar sekali setelah ia tertidur begitu nyenyak semalam. sangat lama ia tak merasakan tidur senyaman malam tadi dikarenakan kesibukannya dengan perusahaan yang kadang membawanya harus tidur larut malam.

nona xiou memang tak berada di perusahaan akuisisi hingga memudahkan bagi dina untuk mencari file salinan di ruangannya tanpa ada yang tau.

begitu ia mendapatkan file dan mengcopy ke flasdisknya ia melarikan dirinya secara diam diam dan pergi ke ruangan nya.

matanya sangat terbelalak begitu melihat salinan copy file penilaian yang akan di lakukan untuk menilai perusahaan. terlebih lagi dokumen itu menunjukkan beberapa saham besar yang banyak bekerja sama dengan riri.

niat jahat dina pun terkumpul di benaknya mencari cara agar para pemegang saham mengurungkan niatnya untuk berkolaborasi dengan perusahaan riri.

"bukankah menuju kebangkrutan adalah lubang kehancuran hidupnya" gumam dina.

"Tok..tookk..bu dina.." ucap sekretarisnya sambil menyerahkan dokumen yang sudah ia kerjakan.

" sudah selesai..." balas dina

"bbluumm..sebentar lagi" ucap sekretaris dina yang gugup.

"bagaimana sih kamu! saya suruh hari ini selesai kok belum beres juga,apa az yang kamu kerjakan!" ucap kasar dina pada sekretarisnya. karena saking gugup dan takutnya sekretarisnya menumpahkan gelas minum dan mengenai kaki dina.

"kamuu!..keluar kamu..keluar!! bodoh banget jadi orang ya!" teriaknya yang kedengaran seisi ruangan. sekretarisnya yang berusaha minta maaf pun sangat sia sia.hingga ia pergi dari ruangan dengan wajah yang menyedihkan.

sementara di ruangan yang sangat sibuk mulai tadi pagi telah usai.nona xiou dan uncle lee pun beristirahat sejenak ke cafetaria. sedang riri memandangi ruangan kerja suaminya.ia melihat sepi sekali. ia pun menuju ke ruangan itu dan menemukan suaminya yang tertidur pulas dengan beberapa dokumen yang berserakan yang belum ia selesaikan. riri pun mengambil bantal dan selimut. ia menaruh bantal di bawah kepala suaminya sambil menyelimutinya ia berusaha mempelajari dokumen yang akan di kerja kan suaminya. beberapa jalinan kontrak yang sudah di sepakati. riri berusaha membantu secara pelan pelan ia kerjakan dokumen barusan. sampai akhirnya matahari mulai membenamkan dirinya. Zhi han yang terbangun karena desiran angin dari arah pintu yabg di buka istrinya, sangat kaget karena ia masih berada di ruangannya dengan dokumen yang tersusun rapi dimeja. ia perhatikan, ia melihat tubuh seksi nan molek sedang meregangkan tubuhnya.

"kamuuu...sejak kapan ada di sini" ucap Zhi han mendekati.

"ohh..udah lama tuh...makan yuk..lapeerr!" ajak riri

Zhi han pun merasakan yang sama karena dari siang tak terisi perutnya.

begitu mereka menuruni lift mereka sudah melihat papi, uncle lee dan nona xiou berbincang.

"papi..dan kalian berdua sudah makan" ucap Zhi han.

"mmmm...kayaknya saya belom pak boss candy..." ucap nona xiou. Zhi han bingung kenapa nama itu sangat familiar ya untuk di sebut.

" ayooo...kita mamaam..." ucap riri yang penuh semangat karena kelaparan.

mereka beranjak pergi dari perusahaan dan mendatangi sebuah warung di pinggir jalan.

"nggak apa apa pii..makan disini" ucap Zhi han takut papi mertuanya merasa tak nyaman.

" biasa az,dulu juga papi sering kesini" balas papi riri yang masih mengingat kejadian beberapa tahun lalu. hingga membuat riri, uncle lee, dan nona xiou tertawa. kejadian yang tak mengenalkan namun lucu sempat terjadi beberapa tahun lalu, bagaimana tidak sehabis mereka makan ternyata mereka lupa membawa tas dan dompet. alhasil pemilik warung marah dan membiarkan anjing kesayangannya mengejar mereka. tak pelak semua berlari ketakutan di kejar anjing pemilkk warung.itu adalah segelintir kisah yang lucu tak mengenakkan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. mereka akhirnya memesan beberapa makanan dan minuman. tak ayal sangat banyak yang dipesan. karena saking laparnya. tanpa sadar mereka mampu menghabiskan beberapa porsi makanan dalam porsi yang banyak.

"kamu gak takut gendut apa.." ucap zhi han sambil melahap makanannya.

"nggak laah..." balas riri mencibir.

Uncle lee dan papi riri yang melihat hanya ada sepotong ayam asam manis saling memandang. mereka saling memicingkan mata satu sama lain dan mengatupkan sumpit yang ada di tangan mereka..."hupp"..ayam asam manis sudah mendarat di piring nona xiou, dengan cueknya ia menghabiskan makannya.

" benar-benar tak beruntung" ucap papi riri dan uncle secara bersamaan.

Zhi han meraba kantong dompetnya..ia pun mencoba sekali lagi dan mengingat kemana dompetnya.

" punya uang nggaa.." ucap riri yang memperhatikan, sambil merogoh kantong dompetnya pula.

"loohh kookk..".ucap riri yang kebingungan pula karena tak menemukan dompetnya.

uncle lee yang melihat majikannya kebingungan merasa harus melakukan sesuatu.

Nona xiou hanya diam karena memang ia tak membawa dompet nya yang tertinggal di mobil.

papi riri yang melihat mereka kebingungan pun mendekat.

"ada apa sih, lupa bawa dompet..haduuuh kalian CeO kok ga punya dompet...inii..." ucap papi riri menyerahkan dompetnya pada putrinya.

riri membuka dan melihat lihat beberapa isinya. sejenak ia diam sambil memandang kasir yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik mencurigakan mereka.

"piii..." ucap riri memandangi papinya dengan mata melotot. papinya yang memahami pandangan putrinya sangat paham segera ia memposisikan diri. dan....

"aaarrrrggghhhh...." suara teriakan di malam hari terdengar hampir disepanjang jalan. bagaimana tidak dua ekor anjing galak sedang mengejar Papi riri, nona Xiou, riri dan Zhi han. tak ayal lari mereka sangat kencang bak roket saja. riri berlari dengan memegang sepatu hak tinggi yang tertukar dengan nona xiou yang terburu buru pagi tadi ke perusahaan, hingga salah memasang sepatu. nona xiou dengan kacamata tebalnya berlari kencang pula sambil meninggikan roknya supaya mudah berlari. Zhi han berlari sambil memegang tangan istrinya, meski salah satu celananya naik sebelah selutut. sedang papi riri rambut klimisnya yang tertiup angin malam sedang mengepakkan sayap rambutnya, bak sayap kelelawar. peluh keringat menetes di tubuh mereka hingga anjing tersebut tak lagi mengejar. mereka saling berpandangan satu sama lain, lalu di mana kah uncle lee fikir mereka...🐾🐾

"kriik..kriik..kriikk" hanya suara jangkrik dimalam hari yang terdengar.