Amira dan Pamularsih masih terus bersemedi, mengeluarkan tenaga dalamnya untuk saling melumpuhkan. Belum ada tanda-tanda akan adanya serangan dari salah satu pihak. Mereka lebih memilih untuk diam dan menunggu serangan dari lawan. Khalid yang melihat Amira mengerutkan dahi berkali-kali ingin sekali menolong dan membawa Amira menjauh dari laki-laki tak memiliki hati. Laki-laki yang sama sekali tidak mempedulikan dengan siapa ia berhadapan. Ia sama sekali tidak mau tahu bahwa apa yang ia inginkan selama ini adalah wanita yang selalu dianggap lemah.
"Amira. Apakah kau mendengar panggilanku?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com