webnovel

Matched with Ceo

Semuanya berawal dari perjodohan, perjodohan yang tidak di inginkan. Namun, akhirnya dapat perlahan-lahan menumbuhkan rasa cinta.

Wy_Na · Urban
Not enough ratings
12 Chs

Episode 7

Hari pernikahan tiba. Hari yang ditunggu tunggu oleh setiap pengantin pria maupun pengantin wanita. Hari dimana sepasang kekasih diikat atas nama cinta sehidup dan semati serta mengikat janji suci mereka sampai kelak rambut memutih bersama.

Resepsi yang indah dengan dekorasi yang dipilih untuk pernikahan hari ini pun tidak main main. Setiap orang yang baru masuk pasti akan terpaku dengan kemegahan yang ada. Karangan bunga yang tersusun rapi di setiap sudut ruangan sangat pas dengan tema yang dipilih kali ini.

Tapi, semua itu adalah pernikahan sempurna teruntuk pasangan yang saling mencintai dan tidak berlaku untuk pasangan pengantin hari ini.

Disebuah ruang rias...

Aurora tampak cantik mengenakan gaun tanpa lengan berwarna putih yang sangat pas dilekuk tubuhnya dan menambah kesan elegan dengan kalung melingkar manis dileher. Rambut dikucir bak putri mahkota pilihan gaya rambut yang pas untuk gaun yang sedang dia kenakan saat ini.

Tidak ada sedikitpun senyum kebahagian yang terpancar dari wajah Aurora. Sesekali dia menatap kaca rias dengan pandangan kosong sambil mengelus dahinya.

"Ra..." panggil Dina tiba tiba.

"Um...ada apa Din" balas Aurora sadar dari lamunannya.

"Wah...kamu cantik banget Ra. Aku aja sampai pangling ngeliat kamu. Apalagi kalo yang liat nanti calon suami kamu ya?" goda Dina lebay.

"Terima kasih Din untuk pujiannya" ucap Aurora dengan tersenyum dipaksakan.

Dina melihat raut wajah sahabatnya yang nampak murung dengan segera mendekati Aurora untuk memberikan sejenak ketenangan.

"Ra...jangan gitu dong. Aku jadi sedih kalo ngeliat kamu kayak gini" ucap Dina sambil meraih tangan Aurora.

"Aku gak apa apa kok cuman kecapekant aja" balas Aurora tenang.

"Kamu jangan boong deh Ra cerita dong siapa tau aku bisa bantu kamu" ucap Dina memelas.

"Iya, nanti aku minta bantu kalo udh ingin cerai" balas Aurora mencubit hidung Dina.

"Ihh...sakit tau. Lagi pula memang kamu mau jadi janda hah" tegasnya sambil mengusap pelan hidung yang tadi sempat Aurora tarik.

"Biarin wekk..." balas Aurora mengejek.

"Ah...udh dong bercandanya. Ini udh jam berapa tau, mempelai pria udah nunggu kamu loh" ucap Dina memberitahu Aurora bahwa acaranya akan segera dimulai.

Aurora menghela nafas untuk meringankan kegusaran yang ada dibenaknya serta memantapkan hatinya sebelum acara suci dilaksanakan dan apapun yang terjadi kedepannya nanti.

Dia meraih tangan Dina yang akan menggandeng nya menemui sang mempelai pria dengan wajah ceria yang seakan akan dibuat..

------------

Kun berdiri dihadapan para tamu sambil kadang kadang melihat arloji yang melekat di lengan tangannya.

Dia sangat gagah mengenakan stelan jas hitamnya. Dia berdiri menunggu sang calon istrinya yang tidak kunjung tiba.

Ya, tidak lain calon istrinya adalah Aurora dia sudah mengetahui bahwa gadis yang akan dijodohkan dengannya adalah gadis yang telah dia temua 2 kali waktu itu pada saat papanya melihatkan foto Aurora.

Kun bukan main terkejutnya. Dia juga hampir menolak dan nyaris ingin kabur ke luar negeri tapi karena kekuasaan ayahnya yang lebih tinggi membuat dia tidak bisa mengelak.

Tak lama kemudian, sang pengantin wanita tiba. Semua mata tertuju kepadanya. Mereka tak henti henti menatap kagum dengan riasan yang menghias cantik bak ratu disebuah istana.

Kun berbalik dan terpaku melihat kecantikan Aurora yang sedang berjalan melewati gerombolan para tamu hendak menghampirinya.

"Ternyata dia cantik juga kalo sedang diam" batin Kun yang sedang terpaku.

Aurora sampai dihadapan Kun. Tapi Kun masih mematung melihat calon istrinya.

"Bisa kita mulai acaranya" tanya seseorang mencoba menyadarkan Kun yang sama sekali tidak berkedip melihat Aurora.

"Hah...sudah sudah" jawab Kun terbata bata sambil mengalihkan pandangannya.

Aurora sesekali melirik Kun...

"Dasar aneh" gumamnya pelan.

Acara utama berjalan dengan lancar. Saat ini Kun dan Aurora sudah sah menjadi sepasang suami istri.

Saat acara utama selesai para tamu dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang telah tersusun mewah di meja.

Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir mereka berdua. Mereka hanya sesekali bertatapan dengan wajah tanpa ekspresi.

Saat ini Kun dan Aurora sedang berbincang bincang dengan tamu yang hadir di pesta pernikahannya.

Kun sedang berbincang dengan kolage bisnis dan para sahabatnya sedangkan Aurora sibuk kewalahan menjawab pertanyaan para wartawan yang ikut hadir di pesta pernikahannya.

"Kun istri kamu cantik banget sumpah deh" ucap alexsander yang tidak henti henti memuji Aurora.

Kun hanya membalas sahabatnya dengan tatapan dingin.

"Terlalu berlebihan" ucapnya pelan sambil meninggalkan Alexsander untuk menghampiri Aurora karena diperintah oleh sang ayah.

Kun menarik lengan Aurora paksa ingin menyudahi para wartawan yang berdesak desak bertanya kepada istrinya. Dia juga memerintahkan para pengawal untuk membawa segerombolan wartawan keluar.

"Haduh...pelan pelan dong. Sakit tau tangan aku kamu tarik tarik kayak gini" rengek Aurora di depan Kun.

Mendengar ucapan Aurora, dengan segera Kun melepaskan tangan Aurora yang sedang tadi dia genggam.

"dasar jelek" ejek Aurora.

Kun sama sekali tidak menghiraukan perkataan istrinya.

"Hei, aku capek tau berdiri seharian gini. Boleh gak aku pergi istrirahat ke kamar" Pinta Aurora.

"Pergi saja sana...tanpa kehadiranmu aku juga bisa menyambut para kolage bisnis sendiri" balas Kun ketus.

Aurora kesal dengan ucapan suaminya ingin sekali dia menjambak surai hitam yang ada,di kepala lelaki itu. Tapi sudah lah mungkin harus lain kali saat ini dia harus pergi ke kamar dan beristirahat.

Bersambung...

💣💣💣💣💣

Hai reader terima kasih dukungannya yang telah membuat aku semangat buat lanjutin ceritanya.😊😊😊

Maaf kalo bahasanya masih sedikit kaku. Author pasti akan berusaha memperhalus bahasanya.