***
Lift berdenting dan pintunya pun terbuka. Aletta melangkah lebar dan pandangannya langsung tertuju pada sofa di ruang tamu, tetapi sofa panjang berbetuk huruf L besar itu kosong. Dia menoleh ke tangga melingkar yang tak jauh dari serambi penthouse. Enik turun dari sana sembari membawa nampan dan peralatan makan tadi pagi yang digunakannya untuk sarapan Arkhano.
"Embok," panggil Aletta melangkah naik.
"Eh, Non sudah datang," kaget wanita tua itu. "Kakaknya Den Arkhano datang bersama suaminya barusan. Mereka membantu membawa Den Arkhano ke kamar," jelas Enik yang kini berpapasan dengan Aletta.
"Datang?" Aletta menengadah ke lantai atas. "Kondisinya bagaimana, Embok?" Diam-diam dia melirik bubur yang masih tersisa cukup banyak di mangkuk. Dia menggigit bibirnya.
"Sedang dimarahi karena ketahuan masih bekerja saat sedang sakit, Non." Enik tersenyum simpul. "Nona sudah makan?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com