***
Aletta menelan saliva dan menunduk sejenak. "Ini soal sifat dan kebiasaan yang mungkin berubah selama kami berpisah. Pernikahan itu kan jenjang yang lebih serius dan sulit. Jadi, harus dipertimbangkan matang-matang. Bukan hanya karena cinta saja."
"Yeah, kamu tidak salah sih," sahut Gea sembari tersenyum canggung. Sesekali, gadis itu melirik Arkhano yang menyesap wine dengan santainya.
"Wah, dunia sudah banyak berubah. Biasanya para pria yang sulit untuk memberikan kepastian," ujar Dylan yang juga melirik Arkhano, memperhatikan raut pria yang terlihat santai. Dia jadi penasaran. Apakah hati Arkhano sesantai itu? Yah, manusia kan tidak bisa mendengarnya.
"Jawabanku kan juga pasti," sahut Aletta mengerutkan alis.
"Tidak, Ale." Gea menggeleng pelan. "Kamu mengg-"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com