***
Arkhano membuka matanya kembali sejak tadi hanya pura-pura tidur setelah Aletta mengantarkannya ke kamar mandi. Pria itu menoleh ke kanan, mendapati Aletta yang terpejam, menyandarkan kepala pada bangsal sembari mendengkur kecil. Gadis itu pasti sangat lelah, tetapi merasa sulit untuk tidur. Pertama karena dia menyelesaikan pekerjaan yang tertunda siang tadi, ke dua karena rasa kantuknya sudah sirna lebih dahulu, dan terakhir karena Arkhano.
Arkhano tahu. Dia sudah melihat penampilannya sendiri di cermin kamar mandi. Bibir pucat dan pecah-pecah, kulit seputih porselen, mata sayu dan berair, tubuh lemah dan terasa mengurus karena terus bolak-balik ke kamar mandi sejak tadi, punggung tangan kiri yang diinfus. Sama sekali tidak ada rona merah kehidupan pada dirinya. Bahkan dia sendiri pun ada pemikiran-pemikiran buruk saat melihat penampilannya di cermin. Bagaimana dengan Aletta, Bunda, Ayah, dan keluarga yang lain?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com