Aku Lebih Suka Kamu

***

Suara bising dari orang-orang di sekitar dan pengumuman bandara menjadi latar belakang saat sambungan telepon terhubung.

"Halo, Arkhano." Suara Aletta yang lembut sekaligus semangat memanggil namanya, terdengar menggelitik di telinga, membuat senyuman Arkhano mengembang tanpa perlu menggunakan baking powder.

"Halo, Le. Sudah take off?" tanya Arkhano sembari menyesap cokelat hangat buatan Enik yang langsung membasahi mulut serta tenggorokannya.

"Hmm, sudah. Baru saja take off. Aku mau pulang sekarang. Mau menitip sesuatu?"

Arkhano terdiam sejenak, menjilat bibirnya yang terasa manis dan pahit dari cokelat. "Kamu," jawabnya hampir menggeram dengan suara beratnya.

"Huh?" Aletta terdengar bingung untuk sesaat dan beberapa detik setelahnya, tawa malu-malu yang puas mengalun menghiasi malam Arkhano di penthouse. "Baiklah, Tuan Wijaya. Pesanan mu akan segera sampai di Penthouse Cassandra tiga puluh lima menit lagi. Itupun kalau tidak macet," ujar Aletta dengan kekehan kecil.