[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
Arkhano terdiam sejenak karena Aletta tak menanggapinya sama sekali. "Aku tak tahu kamu akan menyukainya atau tidak, tapi ... aku berusaha untuk menuangkan pemikiran ku dan setiap sudut dirimu di desain sini," tambahnya agak kering dan gugup karena gadisnya menatap layar tanpa berkedip.
Arkhano diam. Aletta juga diam. Pria itu bisa mendengar suara napas satu sama lain dengan jelas.
"A-Ale ... tolong katakan sesuatu," ujar Arkhano telah mencapai puncak gugupnya. "Ah, apa ini jelek? Yah, ku rasa ..." Dia mendelik terkejut. "Ale?"
Bulir-bulir bening jatuh dan Aletta mulai berkedip cepat. Gadis itu menelan saliva dengan sulit dan tangannya meraih layar MacBook, menyentuh desain yang digambar Arkhano. Bibirnya terbuka sedikit, sehingga helaan napas yang hangat terasa dari sana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com