Gue terkejut dan itu adalah Bayu, dia memintaku untuk menemani dia ke WC. Gue pun tak keberatan.
"Lo dengar pembicaraan mereka ?" tanya gue
"Gue tidak perduli !" jawabnya.
"Kenapa sih lo suka gue ?" tanya gue penasaran.
"Engga tahu !" jawabnya, gue hanya menghela nafas.
"Sudah lo jangan pikirkan omongan mereka !" ucapnya.
"Lebih baik lo pacaran sama salah satu dari mereka !" jawab gue.
"Hati itu tidak bisa di paksakan Ga, gue enggak tertarik sama mereka! mungkin belum tapi bukan dengan perempuan sini !" jawabnya, gue merasa bersyukur karena Bayu masih menyukai cewek.
Kalau gue sendiri, tak ada perempuan yang menyukai gue. Mereka malah takut pacaran sama gue yang bisa melihat dimensi lain. Apalagi kalau kencan, nonton atau makan diluar selalu saja gue bisa menangkap mahluk tak kasat mata dimanapun berada.
Gue pernah di ajak temen-temen makan di warung bakso yang sangat terkenal, banyak orang membeli, tapi ketika gue kesana malah melihat sesuatu yang seharusnya tak bisa gue lihat. Yang jelas sejak saat itu gue harus hati-hati, bahkan diajak nyokap ke pasar pun untuk menemani belanja membuat gue harus menunduk dan bersabar.
Gue harus memberitahu nyokap jangan beli disitu dan disini, dari sekian banyak penjual hanya sedikit yang jujur dalam berjualan. Dan untungnya nyokap tidak keberatan tanpa banyak bertanya kenapa harus kesini dan tidak ke sana. Bukan hanya penjual, pembeli pun sama saja. Ada yang membawa sesuatu dipundaknya. Suatu kali gue melihat ibu-ibu berkerudung terlihat baik tapi ternyata hendak mencopet dengan cara halus. Dan gue bisa melihat matanya merah ada siluman di pundaknya, yang berbicara bukan si perempuan tapi mahluk itu. Dengan mudah ia mengambil uang dari si ibu yang lain.
Makanya kalau engga perlu banget, gue jarang ke luar rumah apalagi hang out sama teman-teman. Banyak sih yang ngajakin gue tapi ditolak. Termasuk Bayu sesekali dia mengajak gue keluar, tapi bila berhubungan dengan teman-teman yang gue kenal oke saja, bila ke tempat lain gue tolak dia tahu dan mengerti. Pada intinya gue sama Bayu masih normal, kedekatan kita hanya bromance.
----------------
"Rangga, gue pengen ngomong sama lo !" gue menatap seorang cewek cantik dan namanya Rena seorang cherrleader.
"Ada apa ?" tanya gue dengan tenang.
"Lo pasti sudah tahu yang gue omongin kan ?" tanyanya dengan tatapan tajam. Gue menggeleng.
"Masa sih lo engga tahu, lo indigo kan ?" tanyanya dengan tak percaya.
"Kalau pun gue indigo, tidak semua hati setiap orang gue tahu! gue hanya bisa melihat dunia lain dan bukan indigo !" jawab gue.
"Terserah, yang jelas lo jangan dekat lagi dengan Bayu !" ucapnya tegas.
"Kenapa ?" tanya gue tetap tenang.
"Lo tu cowok, masa cowok suka sama cowok sih !" ujar dengan nada sinis.
"Berteman itu dengan siapa saja, kalau pertemanan di anggap lain, dirasa aneh! kita dekat tapi engga terlihat mesra !" jawab gue.
"Semua orang juga tahu dan menjadi saksi kalau lo dan Bayu sering gandengan tangan !" ujarnya tak mau kalah.
"Gue juga sering melihat cewek gandengan tangan, termasuk lo apa kalian lesbian ?" balik gue, Sambil menatapnya.
"Udah deh, jangan ngeles! menjijikan tahu hubungan homo itu! hih, lo akan masuk neraka tahu !" katanya marah.
"Oke gue engga masalah tentang itu, tapi jangan salahkan gue kalau Bayu pengennya seperti itu, maksud gue tetap berteman dengan gue !" jawab gue.
"Eh dengar ya Rangga! gue engga takut lo siapa! awas aja !" dia pergi sambil menyenggol gue. Gue hanya menggeleng kepala ngapain juga menggunakan kelebihah gue untuk menyakiti orang lain.
"Woi bro !" gue berpaling melihat ada memanggil gue ternyata itu Reza.
"Eh Za !" jawab gue.
"Si Rena ngomong apa? serius banget ?" tanyanya.
"Engga tahu !" jawab gue singkat.
"Gue dengar si Rena suka sama Bayu !" gue menatap Reza.
"Kok lo tahu banget tentang gosip Za, tumben !" ujar gue.
"Lo tahu kan Rena itu sekelas dengan gue! dan gue sering dengar obrolan dia setiap hari !" jelasnya.
"Dia pengen gue tak perlu dekat lagi dengan Bayu !" jawab gue.
"Oh, sudah gue duga! tuh cewek emang agak sombong! tapi takut sama lo !" ujarnya.
"Gue bukan dukun yang bisa santet !" jawab gue.
"Iya sih, makanya gue kemarin tanya kedekatan lo sama Bayu !" katanya.
"Gue hanya berteman tak lebih !" jawab gue. Reza hanya terdiam.
--------------------
"Yu, boleh ngomong engga ?" tanya Rena. Bayu menatap gadis itu, ia hanya menghela nafas. Hal itu terjadi setelah latihan basket dan Cherrleader.
"Oke, ada apa ?" ujar Bayu, padahal sudah tahu apa yang akan di bicarakan.
"Anu ... gue tahu tapi tak apakan boleh cewek nembak cowok? gue suka lo Yu !" ucap Rena dengan pede.
"Sorry Na, gue belum mau pacaran dulu !" jawab Bayu.
"Kenapa ? lo suka Rangga ?" tanya Rena tidak diterima bila ditolak. Bayu menatap tajam ke arah gadis cantik tapi simbong ini, dia sudah tahu tindak tanduk sikap Rena selama ini. Padahal dia baru putus dari teman sebasket dengannya.
"Lo jangan bawa dia, Ren !" ucap Bayu.
"Lo udah di guna-gunain sama dia !" ujar Rena malah marah.
"Gue tahu maksud lo pacaran sama gue, lo mau manas-manasin kak Jordan supaya cemburu !" Bayu tersulut amarahnya. Rena terkejut.
"Dan gue tahu sejauh apa hubungan lo sama dia !" ujar Bayu.
"Dan lo jangan mengungkit gue dengan Rangga, gue engga perduli dengan omongan orang! gue engga bisa di paksa dengan apapun itu !" ujar Bayu dan dia pun pergi, Rena tampak marah.
Beberapa hari kemudian, terjadi kehebohan. Rena kesurupan di pinggir lapangan setelah latihan basket dan juga Cherrleader, dia meronta-ronta, memaki berteriak, menangis dan tertawa. Membuat semua orang terkejut dan takut.
Gue kebetulan ada rapat OSIS hari itu, semua terlihat terkejut dengan kejadian tersebut, para guru dan penjaga sekolah yang kebetulan masih ada di sekolah berusaha menenangkannya tapi tidak berhasil. Gue pun diminta membantu, betapa terkejutnya gue ada setdaknya 3 wujud astral di dalam tubuhnya, kok bisa ya ?
"Kenapa Ga ?" tanya Bayu yang juga ikut membantu.
"Suci kamu keluar, kenapa lo ikutan di situ ?" tanya gue, semua tertegun termasuk Bayu.
"Habisnya aku benci cewek ini! dia mirip dengan yang merebut Bayu aku dulu !" katanya melalui suara Rena.
"Sudah kamu keluar saja, lihat ada dua lainnya didalam tubuhnya! kasihan kan ?" ujar gue.
"Salahnya sendiri, mengucap kata kotor! jadinya dia di suka sama mba kunti! ya udah aku keluar, engga betah disini !" ucapnya, Rena terdiam, kemudian ...
"Hi ... hi ... !" terdengar suara tawa pelan dari mulutnya, dan kini matanya melotot.
"Dasar cowok, lo telah nyakitin hati gue !" katanya sambil menyeringai ke arah para cowok.
"Kalian hanya ingin enaknya, setelah itu dibuang seperti itu saja !" sorot matanya merah. Kini ia meronta hendak menerjang para cowok yang ada disitu.
"Kalian tidak perduli, ketika gue hamil! malah di suruh aborsi! akibatnya gue begini! awas kalian gue akan menuntut balas !" kemudian tertawa keras, tapi tak lama menjerit keras ... membuat siapa pun merinding ...
Bersambung ....